"Seperti apapun warna yang ditampilkan oleh seorang anak, ia tetap merindukan dekapan kasih sayang keluarga"
Pov Andra
Sudah dua bulan lebih aku bekerja di percetakan milik Bu Anita. Senang rasanya, aku bisa mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang yang aku sukai. Bu Anita juga seorang atasan yang sangat baik. Dan cantik. Selain itu, dia juga seorang wanita yang lembut dan dewasa.
Entah mengapa, sampai di usianya yang sekarang, dia belum juga menikah. Aku yakin usianya sudah mendekati kepala tiga. Tapi sepertinya, dia sudah punya kekasih.
Beberapa hari yang lalu, aku melihatnya sedang berjalan bergandengan dengan seorang pria.
Ish ...!
Benci sekali aku saat melihatnya bergandengan dengan lelaki itu. Sialnya, Bu Anita tadi juga memergoki aku yang sedang bersama Celin.
Akh ..., sebenarnya aku sudah sedikit bosan dengan gadis manja itu.
Aku lebih suka dengan wanita dewasa yang lembut dan anggun macam Bu Anita.Semakin sering kami ngobrol bersama, semakin aku merasa nyaman bersamanya. Tetapi, aku bisa apa. Orang seperti aku ini selalu saja dianggap aneh dan sampah. Tidak ada yang bisa memahamiku, tidak juga Celin.
Hanya sebatang rokok dan minuman ini yang selalu bisa membuatku tenang. Membuatku bisa melupakan segala luka yang telah ditorehkan oleh orang-orang yang seharusnya menyayangiku.
Ku hisap dalam-dalam sebatang rokok yang terselip di bibirku, seraya menuangkan minuman dari botol pipih ke dalam gelas kecil di hadapanku. Kedua mataku terpejam, seiring meluncurnya bulir bening dari sudutnya.
Telapak tanganku segera mengusapnya, dalam beberapa detik saja, pipiku yang basah sudah kembali mengering. Aku benci menangis. Aku tidak boleh menangis sedikitpun.
Walau sedalam apapun luka yang aku simpan. Air mata ini bisa terhapus, namun luka batin yang aku rasakan tidak akan bisa terhapus seumur hidupku.
***
Sudah lama juga ternyata, aku tidak pulang ke rumah. Kalau bukan untuk mengurus Kartu Tanda Pendudukku yang rusak, sebenarnya aku sangat malas untuk pulang. Untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk, aku membutuhkan foto kopi Kartu Keluarga, dan aku juga harus menemui perangkat desa untuk meminta bantuan menguruskannya.
Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya sampai juga aku di pelataran rumah, tempat aku dilahirkan.
Halaman ini masih saja seperti dulu, kotor dan tidak terurus. Sejenak, aku mengedarkan pandangan pada pelataran dan bangunan rumah. Muncul kembali segala kenangan masa kecilku saat bermain di sini. Ditemani Ibuku, yang telah sangat lama tak lagi bisa aku temui.
Hingga suatu saat, aku melihat laki-laki itu bertengkar hebat dengan Ibu dan memukulnya. Sejak hari itu, Ibu pergi meninggalkan rumah ini dengan membawa Diara yang masih berumur satu tahun. Meninggalkan aku sendiri yang berteriak-teriak sambil menangis, berlari dengan kaki kecilku berusaha mengejarnya.
Tetapi lagi-lagi, lelaki itu menarik tanganku dan memisahkanku dari Ibu. Setahun dari hari kepergiannya, Ibu pernah datang untuk menjemputku. Namun, untuk ke sekian kalinya, laki-laki itu menahanku, mencengkeram tubuh kecilku dan menjauhkanku dari jangkauan wanita yang selama ini aku rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sang Editor (Tamat)
RomanceFollow dulu sebelum baca ya... Cerita ini makin seru lho, nggak nyangka bisa masuk peringkat ke 6 di wattpad novel 🌸🌸🌸 Anita adalah seorang wanita lajang berusia 27 tahun, pemilik sebuah usaha percetakan warisan dari S...