Sudah dua hari lamanya Jia pingsan dan akhirnya ia pun sadar. Jia melihat sekelilingnya dan disampingnya ada Aurel masih tertidur lalu, Jia menatap langit- langit atap putih itu lalu mengingat kejadian tersebut.
Flashback on
"Mmmh tolong," ucap jia dalam bekapan itu. Jia pun melihat Perempuan berjubah hitam itu lalu ia selalu berontak sampai Jia pun pingsan dan bekap mulut tersebut.
Jia sedikit tersadar kembali namun pura-pura masih pingsan. Sampai akhirnya Jia mendengar derasnya Air yang mengalir.
"Hai jia...kita bertemu lagi," ucap perempuan itu di telinga Jia membuat Jia bingung. Namun tak terduga perempuan itu melempar Jia ke sungai yang deras.
Flashback off
Jia pun menggeleng geleng lalu ia sedikit kaget saat Aurel menyentuh bahunya.
"Jia lo gak papa?" tanya Aurel menatap wajah Jia yang pucat.
"Aku gak papa," senyum Jia kepada Aurel. Aurel pun mengangguk tersenyum lalu mengupas buah Apel.
"Jia emang lo gak tau siapa yang bawa lo sampai dia tega nyeburin lo ke sungai?" tanya Aurel sambil mengupas Apel.
"Kamu kok bisa tau?" tanya balik Jia.
"Alex yang bantuin lo," ucap Aurel pun diangguki oleh Jia.
"Aku gak tau Aurel disana aku gak bisa melihat wajahnya. Aku juga terlalu pusing karena dia memakai obat tidur di kain yang membekap ku," ucap Jia sambil memakan potongan buah yang di potong oleh Aurel.
"Yaudah yang terpenting lo udah selamat," ucap Aurel dengan senyum.
Mereka pun saling diam hanya ada suara pisau dan juga kunyahan mulut.
"Oh ya gimana study tournya?" tanya Jia kepada Aurel.
"Udah selesai kok," ucap Aurel dengan fokus mengupas Apel.
"Yahh aku gak ikut," ucap Jia sambil memanyunkan bibirnya.
"Gak papa bulan depan atau tahun depan kan masih ada," ucap Aurel sambil memberi potongan Apel ke mulut Jia.
"Bunda tau soal ini?" tanya Jia
"Belum. nanti kita cari alasan aja," ucap Aurel pun di angguki oleh Jia.
******
Hazel sekarang berada di apartemennya sedang memikirkan sesuatu, lalu ada suara ketukan di pintu. Hazel pun berjalan membuka pintu itu.
Saat membuka pintu itu ternyata adalah kirana yang tiba-tiba memukul dada bidang Hazel sambil menangis dan berkata, "Hazel maksud kamu memasukkan papa ku dan papa kamu ke penjara apa!!?"
Hazel hanya diam saja sambil mengamati Kirana. Lalu dia pun memegang bahu Kirana.
"Kir mereka harus mendapatkan hukuman atas apa yang bokap gue sama bokap lo lakukan," ucap Hazel dengan menatap Kirana.
"Maksud lo?" tanya kirana tak mengerti.
"Bokap lo dan gue memiliki perusahaan gelap." Ucapan Hazel membuat menambah tidak mengerti Kirana.
"Perusahaan gelap apa!!?" teriak Kirana kepada Hazel.
"Bahan haram," ucap Hazel membuat Kirana mendorong Hazel dengan keras.
"Inget ya Zel!! Bokap gue sama bokap lo tidak pernah mendirikan perusahaan memproduksi atau pun menjual bahan haram," ucap Kirana dan langsung pergi begitu saja.
Saat melihat kepergian Kirana, Hazel mendapat panggilan dari Jerry. Lalu melihat pesan yang dikirim Jerry.
Zel gue perlu ngomong sama lo
Hazel pun membalasa ketikan dan mengirim ke jerry
Oke dimana?
Tak berapa lama Jerry pun membalasa pesan itu.
Biasa di basecamp Bastard
Saat melihat itu pun Hazel mengambil Jaket hitamnya dan kunci motornya.
Tak berapa lama Hazel pun sampai di basecamp tersebut."Ada apa jer? Gue harus cepet karena gue mau jenguk Jia di rumah sakit puncak," ucap Hazel duduk di antara Jerry dan Dika.
"Oke pertama tama gue mau bilang sama lo tapi gue gak tau lo percaya apa enggak," ucap Jerry dengan permulaannya.
"Iya deh cepet," ucap Hazel sambil memakan cemilan di depan meja.
"Oke...em...dik lo aja deh," ragu Jerry langsung menunjuk Dika. Dika yang ditunjuk pun kaget namun ia pun tetap rilex.
"Oke deh. Oke zel gue harus kasih tau lo awalnya gue juga gak percaya namun yang harus lo tau adalah orang yang kita selamatin adalah orang yang megang perusahaan ilegal itu. Nah om Fergine dan om Wijaya adalah korban fitnah nya om Hendry...," ucap Dika belum selesai sudah dipotong oleh Hazel.
"Maksud lo bokap gue sama bokap Kirana bukan yang mendirikan Perusahaan ilegal gitu?" tanya Hazel kepada Dika.
"Bukan perusahaan ilegal tapi belum di resmikan. Om Fergine dan om Wijaya selama ini memproduksi sebuah alat pendeteksi Narkotika. Gunanya adalah mendeteksi setiap obat, makanan dan minuman apakah mengandung Bahan haram tersebut atau tidak," ucap Jerry melanjutkan apa yang dijelaskan Dika.
"Nah om Hendry selama ini adalah orang yang memproduksi dan menjual Bahan narkotika dalam bentuk obat, makanan dan lainnya. Dia tidak mau produknya di ketahui oleh pemerintah dan tidak mau di tutup. Sebab itu om Hendry memfitnah om Fergine dan Om wijaya," sambung dika.
Hazel makin pusing, dia tidak menyangka selama ini orang yang ia tolong adalah pelaku sebenarnya.
"Terus genk bayangan hitam?" tanya Hazel kepada kedua temannya.
"Mereka hanya membantu dan melindungi saja. Asal lo tau om Hendry memiliki body gurd mafia profesional. Lo tau ternyata di malam hari itu om Hendry memang sengaja tidak membawa asisten dan juga tidak melawan karena ini adalah rencananya. Genk Bayangan hitam adalah korban juga dari om Hendry," ujar Jerry kepada Hazel.
"Ini adalah semua dokumen yang bokap lo kumpulkan," ucap Jerry dengan hati hati untuk jangan sampai di ketahui oleh semua orang.
"Jaga baik-baik. Nanti lo bawa ini saat persidangan berlangsung karena lo adalah otomatis sebagai saksi," ucap Jerry pun di angguki oleh Hazel.
"Gue bersalah udah masukin bokap gue sendiri di penjara," ucap Hazel kepada Ke dua temannya.
"Udah memang penyesalan selalu di belakang. Semoga bokap lo sama om wijaya bisa bebas," ucap Dika menepuk bahu Hazel.
"Gue juga salah membuat Kirana nangis karena bokapnya gue masukkin penjara," ucap Hazel menunduk.
"Udah lo jenguk tuh Jia tadi Aurel ngirim pesan katanya Jia udah siuman," ucap Jerry.