You . 55

577 70 25
                                    

Sehun menggenggam tangan Somi lamat. Mencoba meyakinkan istrinya itu bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Sambil mengatur nafasnya pelan, pada akhirnya pun ia dan juga Sehun bersama-sama melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah ibunya itu penuh rasa cemas. Tapi apa genggaman tangan Sehun mampu mengendalikan rasa itu saat ini, hingga bertemu ibunya hari ini mungkin memang adalah keputusan yang tepat.

"Percaya padaku." Lirih Sehun.

Ting tong.. ting tong..

Ceklek

Ibunya itu membuka pintu rumahnya pelan, menatap Sehun dan juga Somi diam. Terlalu terkejut lantaran ini kali pertama mereka datang ke rumahnya setelah sekian lama.

Sehun adalah orang pertama menyapa, "annyeonghaseyo eommonim." Sapanya sambil membungkuk yang juga di ikuti Somi, putrinya itu membungkuk pada ibunya.

Wanita paruh baya itu tak langsung menjawab, kedua matanya masih terpaku akan kedua pasang mata Sehun dan Somi, terutama pada putrinya.

Rasa bersalah itu langsung menguar begitu saja, matanya kini sudah berkaca-kaca hampir menangis jika ia berkedip sekali saja. Bagaimanapun juga Somi tetaplah putri satu-satunya yang ia miliki di dunia ini. Keegoisannya akan segala apa yang ia lakukan dengan putrinya itu membuatnya kini tahu pasti bahwa Somi juga tetaplah seorang anak yang perlu adanya kasih sayang dari orang tuanya, termasuk ibunya.

Dan sayangnya ia menyesali hal itu setelah ia sungguhan kesepian hingga Somi, putrinya sendiri memang sangatlah membencinya meskipun sebelumnya Somi telah melakukan berbagai cara demi mendapatkan banyak perhatian dari dirinya.

"Somi.."

"Eomma.."

Seketika itu juga kedua wanita ibu dan anak itu saling berpelukan, meruntuhkan segala keegoisan dan juga kebencian di antara mereka. Hingga tangis haru keduanya pecahnya pun Sehun kini bisa tersenyum hangat menatap keluarga dari istrinya itu.

Berbaikan dengan orang tua setelah sekian lama mungkin bukanlah hal yang mudah, tapi untuk saling memahami satu sama lain itulah yang terkadang sangat sulit di lakukan.

~~~

Hari ini Saera sengaja memasak masakan yang tak banyak mengeluarkan tenaga. Pasalnya ia sedang malas melakukan apapun selain bersantai-santai ria dan tidur. Sungguh tidak Mencerminkan layaknya seorang istrikan?

Bahkan piring-piring kotor sisa semalam saja masih menumpuk di wastafel pencucian piring. Di tambah lagi yang sekarang wanita itu buat bekas memasak.

Hanya memasak ramen, tapi lihatlah piring yang menumpuk di tempat pencucian saja sudah tak terhitung lagi saking banyaknya.

Beruntung Kai bukanlah pria yang banyak menuntut, bahkan ketika istrinya tengah malas seperti ini saja, pria Kim itu hanya bisa mengulas senyum sedari tadi tanpa mengomel panjang.

"Ruhee!! Makan dulu sayang!! Eomma sudah membuatkan ramen khusus untukmu." Teriak Saera dari arah ruang makan sambil meletakkan mangkuk berukuran sedang di atas meja.

Bersamaan Ruhee datang, tak berselang lama pun Kai, selaku suaminya pun sudah duduk tenang di kursi miliknya dan ikut menata mangkuk-mangkuk yang di bawa istrinya itu.

"Ramen milik Ruhee ini, dan ini punya eomma, dan yang ini punya appa." Ucap Saera memberitahu pada setiap mangkuk yang ia letakkannya tadi di atas meja.

Saera menatap kedua pria di sana menantikan tanggapan dari mereka hasil dari kreatifitasnya dalam memasak, karena memang Saera sedikit mengubah ramennya dengan rasa yang lain.

YOU 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang