Lucius dipersilahkan masuk oleh Jonas ke ruang kerja Reinhard—Ayah Lucius.
Saat pintu itu dibukakan oleh Jonas untuk Lucius masuk ke dalamnya, saat itu juga Lucius mencium bau anyir dari dalam ruang kerja Reinhard. Lucius tidak terkejut saat ia mendapati Reinhard di dalam ruang kerjanya tengah membersihkan pisaunya yang berlumuran darah.
“Ku kira Papa tidak akan melakukan hal semacam ini di kantor.” Lucius berjalan menuju sofa di ruangan itu, ia melangkah dengan hati-hati. Tidak ingin sepatu yang ia pakai kotor terkena genangan darah di lantai.
Lucius duduk dengan santai di sofa, ia memperhatikan Reinhard yang masih sibuk membersihkan pisaunya yang Lucius tebak, pasti habis Reinhard gunakan untuk menghabisi sosok laki-laki yang tengah tergeletak di lantai itu.
“Mau bagaimana lagi, dia membuat ku kesal. Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menancapkan pisau cantik ini ke lehernya.” Reinhard akhirnya buka suara, dengan wajah datar ia memasukkan pisau yang telah ia bersihkan dari noda darah itu ke dalam sebuah kotak.
Kotak khusus yang Reinhard gunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda tajam kesukaannya, menaruhnya dengan rapih berjejer dengan pisau-pisau lain. Lalu memasukkan kotak tersebut ke dalam sebuah laci kerjanya.
“Apa yang ingin Papa bicarakan hingga meminta ku datang kemari?” tanya Lucius to the point, jujur ia agak tidak sabaran. Lucius ingin urusannya dengan sang Ayah segera selesai sehingga Lucius bisa kembali ke tempat Bianca.
“Aku menyuruh mu kemari, karena aku ingin kau menjalankan sebuah tugas. Sudah saatnya kau terjun ke dalam bisnis ini.” Reinhard membalas tatapan Lucius, ia memperhatikan ekspresi putranya itu.
“Tugas apa? Membunuh orang?” Lucius tidak begitu mengerti pekerjaan Reinhard, yang Lucius tahu hanyalah Reinhard itu seorang boss besar. Bisa dibilang boss besar mafia, segala tindak kriminal yang terjadi pasti ada sangkut pautnya dengan Reinhard.
Dari sana lah Reinhard menghasilkan uang yang selama ini dihambur-hamburkan oleh Lucius.
“Bukan, pekerjaan ini lebih mudah. Aku bisa saja mengirim anak buah Jonas untuk melakukannya. Hanya saja sudah waktunya bagimu untuk terlibat dalam pekerjaan ini Lucius. Suatu saat nanti kau harus menjadi pewaris ku.” Reinhard memberikan Lucius sebuah dokumen yang berisikan pekerjaan apa yang harus ia lakukan.
“Tugas mu mudah, kau hanya perlu mengantarkan pasokan obat-obatan ke tempat itu.”
Lucius mengerutkan keningnya melihat dokumen tersebut, ia melihat nama rumah bordil yang ia kenal disana. Bukan kah ini tempat Bianca menjadi wanita penghibur?
“Tempat ini.. Papa tahu tempat ini juga?!” Lucius terkejut, seharusnya ia tidak terkejut dengan hal seperti ini. Reinhard itu dalang dari banyak hal kriminal yang terjadi, sudah pasti Reinhard tahu perihal rumah bordil itu.
Rumah bordil itu bukan apa-apa.
“Tentu saja aku tahu, kau pikir tempat itu bisa berdiri seperti sekarang ini jika tanpa campur tangan ku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [END]
RandomBianca punya rahasia besar yang ia sembunyikan rapat rapat, ini mengenai pekerjaan nya sebagai wanita penghibur disalah satu rumah bordil. Sialnya salah satu pelanggan rumah bordil tersebut ternyata kakak tingkat Bianca di kampus Atau lebih tepatny...