BAB I
Bagian 25Suasana ini tidak asing lagi, sudah sekian lama keluarga ini tak nampak tertawa ataupun bersenda gurau bersama. Mungkin terakhir kali terlihat adalah sejak Dio belum muncul di dunia ini, dan semua menjadi tak baik baik saja.
Dio kini tengah menghadap Raja dan Ratu di istana utama. Tak seperti biasanya, Dio sebenarnya sangat enggan untuk menghadap mereka, namun bagaimana lagi, semua dapat ia lakukan bilamana diberi ijin oleh kedua orang itu.
Dengan wibawa anggunnya, Ratu duduk di samping Raja.
"Aku mendapat undangan pernikahan dari Pangeran Asta," kata Dio memulai pembicaraan."Acaranya bulan depan, di kerajaan Asta,"
"Ya, lalu?" kata Ratu, mengetahui Dio sedang berbasa basi.
"Tidak mungkin aku mengajak Aeera, kandungannya pasti membesar,"
Ratu yang tengah meneguk sedikit kopi nya itu, seketika meletakkan gelasnya dan mencari tahu apa yang sesungguhnya Dio inginkan,"langsung pada poinnya saja Dio,"
Dio mengambil jeda sebentar, hingga membiarkan suara burung mengalun mengiringi ketenangan itu,"Aku ingin pergi bersama Grace,"
Ratu membelakak terkejut, begitu pula Raja yang sedari tadi diam tak menangapi dan asik membaca sebuah buku kini menutup bukunya itu. "Kau dan Grace? Nayla juga?" Ratu membuat Dio semakin mantap menatap nya.
"Iy.." tak sampai Dio membenarkan, Ratu menyahut dengan cepat,"Dio, apa kau sadar bagaimana tanggapan orang orang diluar sana?" kata Ratu masih dalam keanggunannya.
Dio adalah Dio, semakin di dilarang niatnya akan semakin menjadi,"Ma, mereka tahu aku dan Grace adalah sahabat,"
"Tapi apa mereka mengerti, seorang laki laki dan perempuan yang tumbuh bersama akan selamanya berteman?" Ratu menyahut dengan cepat. Perdebatan ini kembali berlanjut seiring dengan kerasnya kepala Dio agar ia diijinkan pergi dengan Grace.
"Dulu aku sering pergi dengan dia, dan tak ada sesuatu yang buruk terjadi,"
"Itu dulu Dio, dulu. Kenyataan bahwa kau adalah seorang suami dan Putra Mahkota kini, adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan, Bukan kah kau yang menginginkan tahta itu? Dan kini kau sudah mendapatkannya, namun kau justru ingin menghancurkannya begitu?Dio, kau bukan lagi yang dulu," tegas Ratu pada putranya itu. Membuat Dio menghembuskan nafas berat, dan pergi seketika mengabaikan kedua orang tuanya.
Dengan disusul Edis, Dio berjalan kembali kekediamnnya. Apa ia perlu menyesal atas apa yang telah ia pilih dulu? Yang telah membuat keadaannya dengan Grace semakin tertutup oleh tembok yang tumbuh dan tumbuh.
Dio memasuki kamarnya. Tersadar suaminya telah pulang, Aeera pun mengikuti Dio dan melihatnya tengah mencari pakaian dengan rusuh di dalam kamar. Jas yang sudah ia tata pun kembali berantakan lanataran Dio yang entah kenapa.
“Bukan begini ambilnya Dio!” Aeera membuang tangan Dio sekuat tenaganya, dan mengambilkan pakaian untuk suaminya itu.
Diambilnya sebuah kemeja berwarna coklat muda dan memberikannya pada suaminya. Dio berlalu ke kamar mandi, sementara Aeera membereskan kembali almari yang terbuat dari kayu itu.
Usai membereskannya, Aeera menghampiri Edis yang berdiri di luar kamar.
“Kenapa dia seperti orang kerasukan?” Tanya Aeera pada laki laki dengan jas hitam itu.
“Putra Mahkota ingin datang ke pernikahan Pangeran Asta bersama Grace Yang Mulia, namun Yang Mulia Ratu Anka melarangnya,” kata Edis, lalu kembali menunduk. Dan Aeera mengangguk paham. Begitu rupanya.
Jawaban Edis yang sangat jelas itu serta merta membuat Aeera murung dan tak lagi bergeming, ia memang harus sadar bahwa Dio-suaminya yang menaruh perhatian kepadanya itu hanyalah mimpi sesaat yang bisa pergi kapanpun laki laki itu inginkan.
##
Dio kembali pada kebiasaannya, pakaian yang serba hitam menutupi identitas nya. Entah mengapa, keluarga kecil itu mampu membuatnya ikut tersenyum tatkala mereka tersenyum. Nampak jelas mulut anak itu pasti tengah menyanyikan lagu kesukaannya.
Lagu pertamanya. Lagu yang ia kenal kan pada anak itu. Sembari memainkan boneka yang mungkin tak rela bila diminta sang ibu untuk di cuci, anak itu meminta gendong sang ibu, kalah dengan rengekan anaknya, perempuan itu mengendong tubuh anak nya yang sudah tidak bayi lagi.
Dio kembali mengulam senyum, namun beberapa detik kemudian ia mendapat panggilan telepon di sakuknya yang berhasil membuat runyam kembali suasana hatiny. Ia pun mengangkat panggilan yang mungkin sudah benar benar darurat itu,
”Yang Mulia, anda berada dimana acaranya hampir dimulai,”
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNANIMOUS(Complated✔)
Romance(SELESAI✔) Kerajaan Anka adalah surga bagi masyarakat Anka. Pepohonan rindang di setiap pinggir jalan menghanyutkan perjalanan menuju kesunyian dan dinginnya pintu yang tak pernah disambut oleh tawa. Harum anggur juga kicauan burung, tak lupa rerump...