❄6❄

4 3 0
                                    

Agatha mengajak Aileen pergi ke rumah Frans, salah satu Fée pekerja.

"Kita mau kemana?" Aileen bertanya sambil menatap Agatha yang terbang di samping nya.

"Aishhh, pekan depan sudah festival bintang- jangan bilang kau lupa?!" Agatha melebarkan matanya ke arah Aileen. Yang di tatap hanya tersenyum kikuk.

Agatha memutar bola matanya malas.
"Ayo cepat, aku tidak mau menemani mu jika drees milikmu jelek, kau ingat aku berteman dengan Gwen bukan?".

Aileen mengangguk pelan. Ia tidak pernah ikut Agatha saat akan membuat baju, karna misi yang di berikan kakek Ppidi untuknya memang lebih banyak dari pada Fée lainnya. Karnanya, Agatha pasti sudah menyiapkan segala yang Aileen butuhkan.

"Makanya, jangan berteman dengan yang selera fashionnya tinggi" gumam Aileen

"Aku mendengarmu Aileen, ahh sudahlah,". Mereka mempercepat terbang menuju rumah Frans.

🐼🐼🐼

Aileen membuka matanya perlahan. Di lihat nya seorang kakek yang tersenyum menatap nya.

Aileen berdiri, menatap banyak sekali orang yang berkumpul dengan warna mata sayap dan mata yang berbeda-beda. Aileen melirik ke arah belakang panggungnya. Ia mendapati sayap berwarna galaksi.

Pandangannya di arahkannya lagi ke semua makhluk yang sedang berkumpul.

"Fée". Aileen menoleh kearah kakek yang sedari tadi tersenyum kearahnya.

"Kita semua yang ada disini adalah Fée, Aileen". Aileen mengernyit. " kau bisa memanggilku, kakek Ppidi"

"Berikan tanganmu". Aileen mengulurkan tangannya. Kakek Ppidi menyambut dan menatap telapak tangan Aileen.

"Fée, dengarkan!" suara kakek Ppidi menggema.

"Dia adalah Fée khusus". Aileen dapat melihat semua Fée langsung terkejut, tak lama suara tepuk tangan yang menggema.

Kakek Ppidi mengangkat tangan kanannya, ruangan yang tadinya riuh dengan suara tepuk tangan menjadi hening seketika.

"Aileen, kau bisa memilih kakak mu".
Aileen mengernyit. Memilih kakak? Apa maksudnya?

"Kalian melihatnya bukan? Night sky petunia. Siapa yang siap?". Beberapa Fée langsung maju menghadap Aileen.

"Pilihlah" kakek Ppidi berbisik dengan lembut tetapi tegas. Aileen menatap 20 Fée yang kini tersenyum menatapnya.

"Maaf kakek Ppidi,". Semua Fee yang ada di aula tengah pohon langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara. Tampaklah seorang gadis dengan rambut pirang dipadu dengan ungu kristal dimatanya.

"Kakek Ppidi, aku pilih dia". Seluruh Fée langsung menatap Aileen lagi. Sedangkan gadis yang di pilih Aileen hanya mengernyitkan dahinya tanda tak paham.

Kakek Ppidi tersenyum lembut, "Agatha, dia adikmu sekarang".

Agatha membulatkan matanya. Tak lama suara tepuk tangan riuh terdengar.

Aileen membuka matanya. Ia memimpikan saat pertama ia menjadi bagian dari Fée. Menjadi adik dari Fée  istimewa. Menjadi adik Agatha.

Aileen duduk lalu mengusap rambutnya ke belakang, tangan kanannya menyingkirkan selimut yang menutupi separuh badannya.

Ia berjalan menuju dapur. Lapar. Sekarang masih menunjukkan jam 5 pagi, tapi Aileen tidak melihat Agatha yang biasanya sudah sibuk di dapur menyiapkan makanan untuknya.

Aileen membuka pintu lemari pendingin dan mengambil cake matcha dengan taburan keju dan krim keju di tengahnya.

"Agatha kemana si?" monolognya.

Cekreek,

Aileen menoleh ke arah pintu belakang dan Chelsea masuk dengan senyum mengembang.

"Aku disuruh Agatha menemanimu, dia dipanggil kakek Ppidi" ungkap Chelsea tanpa menunggu Aileen bertanya. Aileen mengangguk paham.

"Kau mau?" Aileen menawarkan cake yang ia makan. Chelsea menggeleng pelan.

"Aku sudah sarapan, ahhh... aku mau air mawar saja" Chelsea menuju meja panjang di samping lemari pendingin lalu menuangkan air mawar dari teko.

Chelsea berjalan mendekati Aileen sambil membawa gelas berisi air mawar lalu duduk di samping Aileen.

"Chelsea, di akademi kita, aku kan yang terakhir masuk?". Chelsea memanyunkan bibirnya lalu mengangguk. "Iya, kan 5 terakhir itu aku, kamu, Felix, Raily, sama... Siapa sih?"

"Elsa bukan?" tanya Aileen sambil menyendokkan cake nya ke dalam mulut.

"Ahhh, iya! Si Elsa,.. Tapi, kenapa kamu tanya masalah itu?"

"Mmm, aku mimpi saat pertama kali menjadi adiknya Agatha"

Chelsea mengangguk. "Kau tau? Apa yang paling aku sesalkan" tanyanya tiba-tiba sambil menatap manik mata Aileen lekat. Aileen menggeleng pelan.

"Kenapa aku memilih Juno jadi kakak ku ya?". Aileen menahan tawanya. Chelsea nyengir lalu tertawa lepas.

"Ahhh, aku juga, kenapa memilih Agatha ya?"

Mereka tertawa lagi. Aileen merasa bahwa tidak ada yang lucu dari percakapan mereka, tapi, entah mengapa Aileen tertawa seperti ini.

"Ahhh, sudah lama tidak melihat tawa mu Aileen, kau terlalu sibuk dengan misi 2 bulan terakhir". Aileen tersenyum simpul.

"Terlalu banyak yang mengganjal dalam pikiranku, huuuuhhh.. Aku merasa otakku mau meledak". Chelsea tertawa renyah.

"Makanya aku kesini, bagaimana kalau kita jalan-jalan?" ajak Chelsea.

"Baiklah"

🐼🐼🐼

Hawiii✋✋✋

Akhirnya, update again😁
Sedikit sibuk dan malas untuk melanjutkan, kkkk~

Oke, hawiii✋✋✋

Dream CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang