Main cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang.
Sub Cast : Kim Ki Bum (Key), Kwon Yuri, Jessica Jung, Song Yoon Ah, Lee Soon Kyu, Kim young woon (kangin).
Genre : Yuri, Romance, Sad, Chaptered
Rated : 19+
Author : Lean G.GWARNING!!
Here is the genre of Yuri if you didn't like it, please go away. And this content is not for copy or Bashing, it's for reading. Typo everywhere, please votes and comment.
***
Note :
Jika author mengatakan taeyeong tandanya taeyeon sedang dalam wujud taeyeong/pria. Jika author mengatakan taeyeon tandanya ia sedang dalam wujud taeyeon/wanita.
.
Melihat ekspresi Taeyeong membuat senyum Tiffany lenyap dan mukanya berubah merah karena malu, ia menyadari bukan ‘itu’ yang Taeyeong maksud.
“Pelayan” panggil Tiffany mengangkat tangannya untuk mengalihkan keadaan yang begitu canggung ini, ia merasa malu.
Begitupun Taeyeong yang segera membuka buku menu untuk mengalihkan perasaannya yang campur aduk dan penuh tanya.
.
.
Taeyeong dan Tiffany kini hanya berjalan menyelusuri jalanan dengan diikuti kameramen, beberapa bodyguard dan manager mereka. Keduanya masih terlihat begitu canggung, mungkin lebih tepatnya Tiffany lah yang masih menunjukkan lagat canggung karena aksinya yang tiba-tiba mencium pipi Taeyeong. Ia sendiri juga tak mengerti mengapa ia melakukan itu, itu benar-benar tidak ia rencanakan, hanya saja saat melihat Taeyeong ia merasa begitu senang hingga tak bisa ia tahan.
Mungkinkah ini yang disebut rindu? Karena Taeyeong terus berlarian dikepalanya. Sementara Taeyeong, ia masih memikirkan degubannya itu. Ini kali kedua ia merasa seperti itu, ia tak mengerti.
Tiffany berjalan sembari melirik Taeyeong berkali-kali, sial!! Ini benar-benar canggung ditambah Taeyeong yang hanya diam seolah tak berniat memperbaiki situasi. Mereka harus keluar dari kecanggungan ini. Bukankah ada kamera disini? Tidak mungkin mereka menampilkan acara membosankan seperti ini bukan?
Tiffany memberanikan diri untuk mengait lengan Taeyeong dan itu membuat Taeyeong refleks menatap Tiffany yang tengah tersenyum kecil padanya.
"Mengapa situasinya terasa begitu canggung? Membuatku merasa tidak enak" ucap Tiffany. Taeyeong hanya diam dan kembali menatap kedepan.
"Kemana kita akan pergi?" Tanya Tiffany kembali.
"Entahlah, aku hanya mengikutimu"
Tiffany menghentikan langkahnya sembari menatap Taeyeong tak percaya. Jadi selama ini mereka hanya berjalan tanpa tujuan? Tiffany pikir mereka akan pergi kesuatu tempat, karena itu Tiffany hanya diam mengikuti Taeyeong membawanya.
"Oppa~" rengek Tiffany kesal.
"Sudahlah, berjalan seperti ini juga tidak buruk. Lagipula kau menyukainya kan?" Taeyeong menyatukan tangan mereka membuat Tiffany cukup terkejut saat Taeyeong menggenggam tangannya.
"N-ne?" Lagi-lagi Taeyeong berhasil mengejutkannya dengan pertanyaan itu.
"Aku bisa mendengar jantungmu yang berdegub"
"M-mworago" gugup Tiffany. Benarkah Taeyeong mendengarnya? Apa sekencang itu?
"Melihat rautmu sepertinya tebakanku benar"
"Oppa!" Kesal Tiffany memukul pundak Taeyeong, ia kira apa yang Taeyeong ucapkan memang benar, tapi nyatanya itu adalah tebakannya, walau Tiffany akui itu memang benar. Tapi tetap saja ia merasa Taeyeong mengejeknya. Brengsek sialan!
Tiffany lepas kasar tangan Taeyeong lalu berjalan pergi.
"Wanita itu benar-benar-" kesal Taeyeong mengepalkan tangannya kesal.
'Berani sekali dia memukulku, dia pikir dia siapa?' demi Tuhan wanita itu benar-benar membuatnya kesal dan emosi. Rasanya ia ingin menghabisinya sekarang juga.
'Benar, aku ingin sekali menghabisi jalang sialan itu!'
"Ugh-" Taeyeong tiba-tiba oleng dan hampir terjatuh saat ia merasa sesuatu menekannya dari dalam hingga membuatnya sesak.
"Taeyeong-ssi!"
"Taeyeong-ssi gwaenchanayo?" Cemas mereka yang mengikuti dibelakang.
'Andwae!'
Mendengar itu Tiffany memutar kembali tubuhnya dan berlari kearah Taeyeong.
'Taeyeon sialan kau! Apa yang kau coba lakukan hah?! Kau ingin bangun? Kau pikir kau bisa menghadapi semua dan menjadi kuat? Lenyap saja kau dan biarkan aku melakukannya!' Ia mencoba berbicara dengan Taeyeong.
"Oppa?!" Cemas Tiffany membimbing Taeyeong untuk menatapnya.
"Pengecut menyedihkan" gumam Taeyeong.
"Ne?" Bingung Tiffany, apa pendengarannya tidak salah? Meski itu hanya sebuah gumaman, tapi Tiffany mendengarnya.
"Manusia lemah, hanya aku yang bisa" gumam Taeyeong kembali yang kini menatap Tiffany dengan mata dan wajah memerah, dan itu membuat Tiffany terdiam takut akan tatapan Taeyeong. Begitu tajam dan menakutkan.
"Panggil ambulance!" Ujar Sooyoung.
"O-oppa" perlahan Tiffany menjauhkan tangannya namun Taeyeong menahannya.
"Wae? Mengapa aku selalu seperti ini saat bersamamu?"
"N-ne?"
"Neo.." Taeyeong menghentikan ucapannya sejenak.
"Kau adalah variabel yang tak bisa kumengerti"
Tiffany hanya diam mencoba mencerna apa maksud dari kalimat itu.
Perlahan rasa sesak itu melebur dan tak Taeyeong kembali mendapatkan keseimbangan dirinya.
"Sudah kubilang jangan jauh-jauh. Kau.. harus berada dalam jangkauanku, jauh darimu membuatku sesak" ucap Taeyeong yang membuat semua orang disana termasuk terkejut akan kalimat manis Taeyeong itu.
Jadi dia berpura-pura sakit?
Bug!
Tiffany pukul pundak itu dengan kesal dan berdiri dengan kesal.
"Berhenti bermain-main, ini tidak lucu sama sekali!" Geram Tiffany.
"Hei tunggu!" Taeyeong menahan Tiffany yang hendak pergi.
"Lepas!"
"Hei kenapa kau marah padaku?"
"Kau pikir ini pantas dijadikan lelucon? Berhenti bersikap seperti itu, menyebalkan sekali!"
Melihat mata Tiffany yang tengah berlinang membuat Taryeong terdiam. Aneh, mengapa ia merasa sakit yang tak bisa dijelaskan didadanya?
"Aku pikir kau benar-benar sakit, aku sudah benar-benar khawatir" bulir air mata menetes begitu saja dari mata cantik itu, membuat Taeyeong membeku tanpa sebab.
Apa yang Tiffany lontarkan itu adalah sebuah kebenaran, ia merasa Taeyeong memang benar-benar sakit. Mengingat kejadian-kejadian yang lalu, saat Taeyeong tiba-tiba tak sadarkan diri bahkan hingga berhari-hari. Ekspresi Key dan Jessica kala itu saat Taeyeong berada dimobilnya.. ia merasa bahwa Taeyeong menyembunyikan sesuatu darinya, mengenai kondisi tubuhnya.