Playlist Song :
A'ST1 & T-Max - Something Happened To My Heart___
"Aku benci padamu!" Teriaknya sekencang mungkin. Membuatnya jadi sorotan ditengah keramaian kota.
Seakan tau kesedihan dan kehancuran scarlet, hujan mulai turun. Mewakili air mata kesakitannya. Scarlet menangis tersedu - sedu ditengah hujan deras membasahi sekujur tubuhnya. Kepalanya terasa berat, matanya mengabur. Bersamaan dengan jatuhnya tubuh scarlet ke tanah, samar - samar scarlet mendengar seseorang meneriaki namanya. Tubuhnya terangkat, kesadarannya pun ikut menghilang.
"Aku benci padamu!" Teriaknya sekencang mungkin. Membuatnya jadi sorotan ditengah keramaian kota.
Seakan tau kesedihan dan kehancuran scarlet, hujan mulai turun. Mewakili air mata kesakitannya. Scarlet menangis tersedu - sedu ditengah hujan deras membasahi sekujur tubuhnya. Kepalanya terasa berat, matanya mengabur. Bersamaan dengan jatuhnya tubuh scarlet ke tanah, samar - samar scarlet mendengar seseorang meneriaki namanya. Tubuhnya terangkat, kesadarannya pun ikut menghilang.
***
Pratama baru saja selesai membicarakan kontrak bisnis bersama kliennya disebuah cafe kecil, hari sudah menjelang malam. Ia memberhentikan mobilnya ditroator, pratama keluar dan berjalan ke sisi jembatan. Ia bersandar, wajahnya terangkat keatas. Dipandangnya langit gelap. Pikirannya masih tertuju pada scarlet. Adiknya, Amber baru saja menghubunginya tadi. Amber mengatakan kondisi scarlet yang memprihatinkan. Sebenarnya bagaimana roger menjaga istrinya! Ia mengacak rambutnya frustasi. Awalnya pratama tertarik pada scarlet karena wanita itu terlihat menarik, tapi kenapa semakin kesini pratama tidak bisa menapik scarlet dari pikirannya.
"Scarlet" Gumamnya lirih. Pratama mengedarkan pandangannya ke segala arah, memperhatikan ramainya lalu lintas. Seketika pandangan matanya terhenti pada satu sosok. Matanya menajam tatkala melihat sosok yang begitu ia kenal. Pratama memfokuskan pandangannya, memperhatikan sosok itu sampai pratama mulai yakin bahwa benar sosok gadis yang tak jauh darinya itu adalah scarlet. Gadis itu terlihat persis seperti yang dikatakan adiknya. Wajahnya menirus dan lagi scarlet terlihat sedang menangis..
Menangis? Baru saja pratama ingin menghampirinya, ia melihat tubuh scarlet mulai linglung dan terjatuh ke aspal. Pratama bergerak cepat, ia berlari dan terus memanggil nama scarlet dengan cemas.
"Scarlet, hei!" Pratama terus menepuk pipi scarlet ketika dirinya sudah berada didekat scarlet. Pratama berdecak, ia lalu mengangkat tubuh scarlet membawanya menuju mobilnya.
Tubuh scarlet ia baringkan dijok kursi penumpang. Pratama segera mengemudikan mobilnya menuju kediaman pribadi miliknya. Sekarang bahkan ia memegang kemudi stir mobil dengan kuat, matanya tajam. Apa yang membuat scarlet terlihat seputus asa begini.
Persetan. Tujuannya sekarang membawa scarlet dengan cepat dan memanggil dokter untuk mengecek keadaan scarlet.
**
Pratama terus saja mondar mandir didepan sebuah pintu besar, suara sepatunya terdengar jelas ketika ia terus sibuk mondar mandir. Membuat lantai marmernya menimbulkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke Of The Devil (END)
RandomEND! Roger Anderzon, Pria itu selalu seperti itu. Dingin tanpa belas kasih. Kejam dengan tatapan dingin menusuknya. Jelas-jelas Scarlet tau, Ia tidak boleh disentuh. Tidak boleh mencintainya, Tidak boleh memasuki kehidupannya atau balasannya akan sa...