2 : 𝓣𝓱𝓲𝓼 𝓕𝓲𝓻𝓼𝓽

445 70 60
                                    

𝐉𝐮𝐫𝐚𝐧(𝐆) & (𝐃)𝐚𝐦𝐚𝐢

"Makasih ya ga, Maaf juga endingnya gajadi makan."

Amai melepaskan helm yang sengaja Arga bawakan Khusus untuknya, sembari mengembalikan Helm itu ke tempatnya Amai rapikan sedikit rambutnya yang berantakan membuat Arga laki-laki yang sudah lama menaruh rasa padanya dibuat gemetaran karena pesona Amai.

"Iya mai gapapa, besok lo mau berangkat jam berapa? Biar gue jemput."

"Nggak usah deh ga, Gue besok mau motoran sendiri aja lagian kalo lo jemput gue dulu sama aja lo ngelewatin taman kota."

Jelas Amai untuk memberi penolakan halus pada ajakan Arga, laki-laki berdarah Aussie itu harus lapang dada menerima penolakan yang ia rasakan berkali-kali.

"Ini salah satu usaha gue mai, agar lo mulai sadar gue disini."

"Arga, jangan keseringan gitu lo memperlakukan gue bukan kaya temen lagi dan itu bikin suasana kita jadi ngga nyaman."

Ucap Amai yang mendadak itu membuat Arga tercekat dan membelalak, sudah tiga kali ia menyatakan perasaan pada gadis didepannya itu, dan sudah 3 kali juga ia mendengar balasan yang sama. Terlebih usai mendengar kalimat permintaan yang Amai layangkan makin membuat hati pemuda itu tersiksa.

"Kurang tebel apa muka gue? Udah lo tolak 3 kali tapi gue masih bisa nahan semuanya demi pertemanan kita."

"Sebelum lo nembak gue kita nggak pernah ada rasa canggung, tapi sekarang dalam beberapa waktu gue jadi sungkan buat ngajak lo ngomong. gue cuma pengen kita kaya dulu."

"Canggung? Buktinya Gue masih bisa kok ngejaga rasa suka dan tetep memperlakukan lo seperti biasa, It's oke kalo lo nolak, tapi rasa canggung? Kayanya cuma lo sendiri yang ngada-ngada."

Harga diri Arga merasa tercoreng. Tak ia pungkiri sampai hati Amai terang-terangan berucap tak nyaman saat ada didekatnya. Wajah ramah Arga langsung menghilang tersapu amarah, Arga buang nafasnya kasar dan segera menyalakan mesin motornya untuk bersiap angkat kaki dari hadapan Amai.

"Arga,"

Kedua telapak gadis itu serentak menggenggam lengan Arga, dengan harapan mencegah kepergian Arga yang masih salah paham namun rasanya Laki-laki itu sudah cukup muak dan menggeliatkan bahu tanda tak suka.

"Arga, Dengerin dulu woi! "

"Basi mai Kecewa gue."

Arga serasa berat untuk pergi, namun batinnya terlalu sesak mengingat kejadian yang baru saja berlalu. Dengan cepat Ia memasangkan Helm dan menancap gas sekuat tenaga. Sepeninggal Arga, kini hanya tersisa muka sesal dari wajah sang gadis. Jujur Batin Amai tak tega mengatakan ini, namun mau tak mau ia harus membohongi perasaannya karena sebuah alasan.

Ya, Cinta Arga tak bertepuk sebelah tangan. Air mata begitu ingin terjun bebas dari kelopaknya, namun Amai tau keputusannya untuk melepas Arga akan berguna demi kelangsungan hidup mereka berdua. Amai berjalan pelan menuju pintu rumahnya, Tapi disela-sela langkah sesuatu terasa bergetar di tas kecil yang terkalung Di lengannya

"Siapa nih H-halo?"




€€€€€




"Halo Ini kak Amai bukan? Ini Juran kak, yang ketemu di dojang tadi."

"Ohh Juran, Udah sampe rumah lo?"

"Udah kak. Btw makasih ya sekali lagi besok gue juga jadi ke taman kota Jan lupa save nomer gue ya kak hehe."

"Nahh gitu dong! Ketawa Besok jangan nangis lagi yaa gue ikut sedih liatnya."

Juran(G) & (D)amai | Jungwon | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang