06

34K 2K 35
                                    

"Udah ?" Tanya Dery yang melihat Revan mengintip dari balik pintu kamar mandi.

"Mm, kayaknya aku nggak cocok lagi pake seragam"

Dery berjalan kearah Revan lalu menarik paksa pintu kamar mandi.
"Eh...masa sih, coba lihat!"

Revan mundur beberapa langkah ke belakang.

Mata Dery melihat Revan dari ujung kaki hingga kepala.

"Udah ku bilang kan nggak cocok"
Wajah Revan bersemu merah.

Dery menyandarkan tubuhnya didekat pintu.
"Cocok kok"

Revan masih terlihat cocok memakai seragam masa SMAnya. Berhubung wajah Revan yang memang awet muda, orang-orang tidak akan menduga pria ini sudah berusia 35 tahun.

Revan tersenyum senang mendengar pujian Dery.

Seringai terlihat di bibir Dery.
"Ck...ck...ck..."

Revan mendongak melihat Dery yang tiba-tiba mendecakkan lidahnya.

"Kenapa anak Cahya Gemilang nyasar kesini ?"

"Ah, iya ?" Revan tidak sadar kalau Dery tengah bermain peran.

Dery memasukkan kedua tangannya ke dalam saku lalu berjalan kearah Revan.
"Ini bukan tempat main orang kaya, kalau nggak mau sakit cepat balik"

"Hah ?" Revan meremas kedua tangannya di depan dada, dia tidak mengerti apa yang Dery maksud.

"Ck! Nggak ngerti juga dibilangin!" Dery menatap Revan tajam.

"Apa-Akh!" Dery menarik rambut Revan lalu memaksanya berlutut dihadapan Dery.

"Der-Mph!" Dery mendorong wajah Revan kearah p*nisnya yang masih tertutup celana.

"Hah.. kalau mau pergi dengan selamat, cepat puasin aku"

Revan menatap Dery dari bawah, Dery terlihat sangat kasar padanya. Revan bingung harus berbuat apa jadi dia menuruti keinginan Dery.

Dengan tangan yang bergetar, Revan membuka celana Dery. Sesuatu yang terlihat tegang mengacung didepan wajah Revan.

"Tunggu apa lagi"

"Mm!" Dery menyodorkan p*nisnya di depan mulut Revan.

"Cepat.. sebelum aku marah"

Revan segera menyentuh p*nis Dery lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Mmm... mmm.." Revan yang sudah terbiasa memberi Dery blowjob merasa apa yang dia lakukan sudah benar tapi..

"Nnmm.. Uah-Akh!" Dery malah menjambak rambutnya kasar.

"Dasar amatir.. gimana mau puas kalau kayak gitu!"

"Eh.. tapi, itu udah benar" Revan mencoba membela diri tapi saat dia melihat wajah Dery, Revan sadar sebenarnya Dery hampir keluar tapi kenapa Dery mengatakan dia tidak puas.

Revan mengusap bibirnya dengan wajah yang hampir menangis.
"Jadi aku harus gimana ?" Tanya Revan sedih.

Dery menarik lengan Revan.
"Kemari"

"Hah ? Eh!" Revan terkejut saat Dery mengangkat tubuhnya lalu mendudukkan Revan di atas meja washtafel.

"Dery tunggu dulu! Nggak bisa disini!" Revan takut jatuh.

Dery mengurung Revan yang otomatis mengunci pergerakkan tubuh Revan di atas meja, Dery menatap mata Revan lekat.

"Di lihat dari dekat kamu manis juga"

Wajah Revan langsung memerah.

'Di-dia kenapa ?!!'
Batin Revan bertanya-tanya.

.
.

Bersambung ...

Bott(OM) 21+ || Remake ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang