Ekstra Part 1 Sa-Za

2.6K 194 7
                                    


Assalamualaikum gaes! hehe gak jadi End ya🙏😊 Aku kasih Ekstra Part aja.


.
.
.


Beberapa Tahun Kemudian

"Adek jangan lari!" tegur seorang remaja laki-laki kepada adiknya. Remaja laki-laki itu adalah Dhafin, sedangkan adiknya adalah Naziya. Mereka kini telah beranjak dewasa, Dhafin yang sudah berumur 15 tahun, dan Naziya berumur 12 tahun.

Naziya berhenti berlari dan menggantinya dengan berjalan kaki."Kakak udah lama nungguin adek?" tanyanya setibanya didepan Dhafin.

Dhafin mengelus kepala Naziya dengan sayang."Enggak kok, baru aja. Yuk pulang!" ajaknya.

Naziya mengangguk. Ia duduk dijok belakang motor Dhafin setelah Kakaknya itu duduk terlebih dulu.

"Dek, mau mampir kerumah Kakek atau langsung pulang aja?" tawar Dhafin.

Naziya berpegangan dijaket Dhafin."Langsung pulang aja deh Kak, adek lapar." jawabnya diakhiri dengan cengiran kecil.

Dhafin mengangguk lalu mulai menjalankan motornya. Selama diperjalanan, Naziya terus menatap para pedagang yang menjual berbagai macam makanan dipinggir jalan. Perutnya sedari tadi terus berbunyi.

"Kak, adek mau beli batagor." pintanya.

"Lapar banget ya?"

Naziya mengangguk sambil menatap pedagang batagor didepan. Dhafin yang melibat anggukan dari adiknya dari kaca spion, lantas menghentikan motornya disamping gerobak batagor itu.

"Tapi, makan dirumah aja deh." ujar Naziya sambil menunjukkan cengirannya kepada Dhafin.

Dhafin merasa gemas dengan adiknya itu. Tangannya mencubit pelan hidung mancung milik Naziya. Namun, Naziya kembali menunjukkan cengirannya.

"Yaudah, sekalian beliin Abi sama Umi."

Naziya mengangguk."Pak, batagornya dua bungkus ya?"

Bapak penjual batagor itu mengangguk dan segera menyiapkan batagornya. Berhubung pembelinya hanya mereka berdua, jadi Bapak itu tidak merasa kerepotan.

"Ini Mas, semuanya Rp.20.000." Bapak penjual batagor itu menyerahkan pesanan Dhafin.

Dhafin mengangguk sambil menerima pesanannya. Ia mengeluarkan selembar uang 20 ribu dari dalam dompetnya lalu menyerahkannya kepada Bapak pedagang itu.

"Terima kasih Pak." ucap Dhafin sembari tersenyum.

Bapak itu membalas senyuman Dhafin."Sama-sama."

Dhafin kembali menjalankan motornya. Sesampainya dirumah, Naziya dan Dhafin langsung menghampiri Zahra yang tengah duduk santai diruang tengah sambil menonton acara televisi.

"Assalamualaikum..." ucap mereka. Kakak beradik itu lantas menyalami tangan Umi mereka.

"Waalaikumussalam wr wb..." sahut Zahra.

"Umi nonton apa?" tanya Naziya kepo.

"Nonton berita dek. Kalian bawa apa tuh?" tanya Zahra melihat plastik besar diatas meja.

"Batagor Mi, untuk Umi sama Abi. Satunya lagi buat Dhafin sama Naziya." jawab Dhafin.

Naziya refleks menatap Kakaknya."Kakak mau juga ya?" tanyanya. Padahal dia tidak mau berbagi karena perutnya terasa lapar sekali.

Assalamu'alaikum Imamku! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang