Author POV
Sekolah sangat riuh dengan tepuk tangan hari ini. Pensi akhir tahun adalah waktu yang menyenangkan bagi seluruh anggota sekolah. Yoan yang sudah mendapati dua kali pentas seni dan pertama kalinya menjadi panitia, merasakan betul perbedaannya.
Tidak seperti tahun lalu, Karin tidak tampil bersama anak-anak teater di pensi kali ini. Berbeda dengan Yoan, yang tanpa di duga-duga naik ke atas panggung saat pensi sudah akan berakhir. Yoan naik ke atas panggung bukan untuk pidato, tapi untuk bernyanyi dengan gitar yang sudah ia bawa.
"Hari ini adalah hari yang spesial, karena saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk orang yang spesial" ucap Yoan di depan mic.
Yoan mulai memainkan gitarnya dan membawakan lagu berjudul
'can't help falling in love'
Kata orang bijak
Wise men sayHanya orang bodoh yang masuk
Only fools rush inTapi aku tidak bisa menahan jatuh cinta padamu
But I can't help falling in love with youHaruskah saya tinggal?
Shall I stay?Apakah itu dosa
Would it be a sinJika aku tidak bisa tidak jatuh cinta padamu?
If I can't help falling in love with you?Seperti aliran sungai
Like a river flowsPasti ke laut
Surely to the seaSayang, begitulah
Darling, so it goesBeberapa hal memang ditakdirkan
Some things are meant to bePegang tanganku
Take my handAmbil seluruh hidupku juga
Take my whole life tooKarena aku tidak bisa tidak jatuh cinta padamu
For I can't help falling in love with youSeperti aliran sungai
Like a river flowsPasti ke laut
Surely to the seaSayang, begitulah
Darling, so it goesBeberapa hal memang ditakdirkan
Some things are meant to bePegang tanganku
Take my handAmbil seluruh hidupku juga
Take my whole life tooKarena aku tidak bisa tidak jatuh cinta padamu
For I can't help falling in love with youKarena aku tidak bisa tidak jatuh cinta padamu
For I can't help falling in love with youKarin yang mendengar Yoan bernyanyi dengan setulus hati merasa sangat tersentuh. Di tambah lagi, Yoan selalu memandang Karin dalam pembawaan lagunya.
Setelah selesai dengan penampilannya, Yoan memegang microphone yang ada di depannya dan mengeluarkan sebuah kalimat.
"I have loved you unconditionally and without reason, I accept myself and I have also accepted you with all my heart" ucap Yoan sambil tersenyum menatap Karin.
Sorak riuh tepuk tangan bergemuruh saat Yoan melontarkan kalimat manis tersebut. Yoan turun dengan gitarnya dan pergi ke belakang panggung.
----
Setelah selesai dengan kegiatannya, Yoan pulang ke kosan dan melihat Karin tengah duduk di kursi belajarnya. Yoan menghampiri Karin sambil memeluknya dari belakang.
"Ihh bau tau, mandi dulu sana" ucap Karin seraya melepaskan pelukan Yoan.
"I love you" bisik Yoan di telinga Karin lalu pergi ke kamar mandi.
"I love you more Yoan" ucap Karin saat Yoan telah berjalan menuju kamar mandi.
Yoan hanya tersenyum dan melihat Karin sekilas.
Setelah mandi Yoan bergegas duduk di samping Karin. Yoan memeluk Karin dengan erat, tidak seperti biasanya. Yoan bahkan mencuri-curi kesempatan untuk mencium pipi Karin.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Karin.
"Lagi pengen aja" balas Yoan dengan senyuman manis.
"Makasih ya Yo" ucap Karin sambil memegang tangan Yoan.
"Buat?" Tanya Yoan sambil melepaskan pelukannya.
"Karena udah mencintai aku" balas Karin sambil tersenyum.
"Aku yang harusnya berterima kasih sama kamu" ucap Yoan.
"Karena udah jatuh cinta sama manusia aneh kayak aku" lanjut Yoan.
"Kamu gak aneh kok, kamu itu spesial" ujar Karin.
"Maaf ya, aku belum berani buat mempublish hubungan kita" ucap Yoan sambil menatap Karin.
"It's ok, aku udah seneng kamu bisa nerima diri kamu dan juga aku" ucap Karin lalu kembali memeluk Yoan.
"Thanks kar" balas Yoan sambil mengusap rambut panjang Karin.
"I wanna give you something" ucap Karin sambil menatap Yoan.
"Apa?" Tanya Yoan penasaran.
Karin mengarahkan tangan Yoan ke arah vaginanya.
"Aku bakal kasih kamu ini" ucap Karin sambil memegang tangan Yoan di atas vaginanya.
"Kar aku gak mau ngerusak kamu" ucap Yoan sambil menarik tangannya.
"Ngerusak itu kalo kamu yang maksa aku, tapi ini aku yang bersedia Yo" balas Karin dengan tatapan yakin.
Yoan diam sejenak sambil menatap Karin dengan lekat. Dia juga sebenarnya ingin, tapi ia memikirkan kembali kalimat Kinar yang pernah di berikan padanya waktu itu.
Tangan Karin mulai menarik tengkuk Yoan, lalu mencium bibir Yoan dengan sedikit lumatan. Yoan yang mulai terbuai dengan suasana langsung merebahkan tubuh Karin di kasur dan menindihnya.
Yoan dan Karin terus melakukan ciuman di bibir hingga lima menit. Ciuman Yoan mulai turun ke leher dan memberikan beberapa tanda cinta di sana. Karin mulai mendesah ketika tangan nakal Yoan masuk kedalam tank topnya dan mulai memainkan putingnya yang sudah mengeras.
"Eemmhhh...ahhh... terusss yangggg.." desah Karin sambil menekan tengkuk Yoan.
Yoan mulai menghisap puting Karin dengan agresif, dia sesekali menggigitnya dan memberikan beberapa tanda cinta di sana. Yoan membuka tank top Karin dan melemparkannya ke sembarang arah. Tubuh Karin sekarang hanya di tutupi oleh celana pendeknya. Yoan menarik celana pendek Karin sambil terus menciumi leher Karin.
Terlepas sudah celana pendek Karin dan hanya menyisakan CD berwarna biru. Yoan menarik CD milik Karin dengan cepat, lalu terlihatlah vagina indah Karin yang sudah sangat basah.
Yoan mulai menjamah lubang vagina Karin dengan lidahnya.
"Ahhh....Yo... emmhh enak..." Desah Karin.
"Do more" ucap Karin sambil menarik kaos depan Yoan.
Yoan menatap Karin sekilas lalu melihat vagina Karin. Dengan ragu Yoan mulai memainkan vagina Karin dengan jarinya. Lalu Yoan memasukkan kedua jarinya ke dalam lubang surgawi Karin. Dengan satu kali tusuk, Yoan berhasil merobek selaput kehormatan Karin.
"Aarrgghh...sakit Yo" ucap Karin sambil menekan tengkuk Yoan.
"Sakit banget ya?" Tanya Yoan ketakutan.
"Iya... Tapi enak, lanjutin sayang" ucap Karin sambil tersenyum dan menahan sakitnya.
Yoan kembali mengocok kedua jarinya didalam vagina Karin. Darah perawan Karin menetes di kasur dan membasahi jari-jari Yoan. Yoan terus mengocok kedua jarinya dan tak peduli Karin yang sudah mendesah nikmat dan sakit yang tak karuan.
"Eemmhhh....ahhhh...terus.. yo--aann...eemmhh...ahhh" desah Karin sambil mengangkat dadanya yang merasa kenikmatan.
Karin merasakan puncak orgasmenya, Karin terus mendesah kenikmatan dan Yoan terus mengocok kedua jarinya. Yoan menarik jarinya dan kembali menjilati vagina Karin. Tak lama kemudian, Karin mengeluarkan cairan putih kental yang bercampur dengan bercak darah perawannya.
Karin terbaring lemas tanpa sehelai benangpun. Yoan menutupi tubuh Karin dengan selimut lalu mencium bibir Karin sekilas.
"Maaf dan terimakasih" ucap Yoan lalu merebahkan tubuhnya di samping Karin.