Part 7. Give Up?

2.3K 201 0
                                    

"Tangkap dia! Jangan sampai lolos!" teriak salah satu orang yang mengejar Elaine karna menganggap Elaine adalah Ratu.

Elaine terus berlari hingga akhirnya jatuh tersungkur karena tak kuat lagi untuk berlari. Napasnya kembang kempis, bukan hanya karna habis berlari namun juga karna para perampok itu berjalan mendekatinya. Rasa takut dan panik menyerang, namun tak ada tenaga untuk sekedar berteriak meminta tolong.

Dilain sisi pasukan bantuan tiba dan membawa Ratu Emillia ke Kerajaan Sapphire dengan gaun milik Elaine. Khawatir rasanya membiarkan Elaine menggantikan dirinya sendiri hingga ia memutuskan sesampaiya ia di Kerajaan Sapphire ia akan langsung memerintahkan prajuritnya untuk mencari Elaine.

Elaine terus dibawa oleh para perampok menuju tempat yang sudah di sepakati. Elaine hanya pasrah karna tak sanggup lagi berlari apalagi melawan para perampok itu. Ada sedikit rasa senang karena Ratu Emillia selamat dan rasa takut memikirkan apa yang akan perampok ini lakukan padanya. Tapi ia sedikit lega karena perampok ini tak akan sampai membunuh atau bahkan melakukan hal tak senonoh padanya. Bagaimana pun mereka mengira Elaine adalah Ratu Emillia.

Sampai disebuah tempat, lebih tepatnya sebuah gubuk pengap dan gelap. Para perampok mendudukkan Elaine di sebuah kursi dan mengikatnya dengan hati-hati.

"Hati-hati mengikatnya! Fatal kalau dia sampai terluka." Ucap salah seorang perampok.

"Lepaskan aku! Atau kalian akan menerima hukuman yang sangat berat." Gertak Elaine memberanikan dirinya. Sebenarnya ia merasa sangat takut tapi ia mencoba menutupinya.

"Tenanglah, Yang Mulia. Sebentar lagi juga akan kami lepaskan."

"Sebenarnya apa tujuan kali? Kalian mau uang?" Tanya Elaine yang sesekali memberontak berusaha melepaskan tali ikatannya.

"Anda tak perlu tahu tujuan kami, Yang Mulia. Cukup diam saja disini sampai waktunya tiba." Ucap perampok itu lalu berlalu keluar dari gubuk itu.

Elaine terus berusaha melepaskan diri namun nihil. Ia tak punya banyak tenaga bahkan tenggorokaannya terasa sakit karena kehausan. Ia hanya berharap akan ada yang menolongnya sebentar lagi.

Sekitar 3 jam Elaine disekap hingga ia hanya duduk pasrah dan putus asa. Setidaknya perampok itu masih menganggapnya Ratu Emilia hingga sampai saat ini masih belum melakukan apapun. Tak lama ia mendengar dentingan pedang saling menyerang. Elaine tersenyum lemah tanda harapannya muncul kembali. Pintu di gebrak lalu seseorang masuk dan menatap Elaine dengan terkejut.

"E-Elaine? K-kau... -?! Kenapa kau yang ada disini?" ucap Duke Sean gugup saat melihat bahwa yang ditangkap oleh perampok itu bukan Ratu Emilia.

Seketika Elaine menatap terkejut dengan perkataan Duke Sean.

'Duke Sean merencanakan semua ini?' batin Elaine. Dasar telah kelepasan bicara, Duke Sean segera melepaskan ikatan Elaine.

"Elaine, apa kau baik-baik saja?" Tanya Duke Sean basa basi.

"Apa anda yang merencanakan ini, Tuan? Kenapa anda melakukannya? Padahal Ratu sudah berusaha mempercayaimu." Ucap Elaine lemah sambil menatap Duke Sean.

"Maaf, tapi aku mencintai Ratu Emillia. Ayo buat kesepakatan. Jika kau merahasiakan masalah ini aku akan membawamu pulang keistana."

"Lalu bagaimana jika aku menolak?"

"Aku akan meninggalkanmu disini dan para perampok itu..." Duke Sean menghentikan ucapannya sebentar seakan menggantung ucapannya.

"Para perampok itu mungkin akan memperlakukanmu semau mereka"

'Deg!!!' Jantung Elaine seakan berhenti berdetak saat mendengar tawaran sekaligus ancaman dari Duke Sean. Iapun menunduk pasrah.

"Akan saya rahasiakan, Tuan. Tolong bawa saya pulang ke istana."

Keputusan Elaine membuat Duke Sean tersenyum lalu memapah Elaine keluar dari gubuk itu dan dibawa pulang ke istana.

Sesampainya disana Elaine meminta prajurit mengirim pesan pada Ratu Emillia bahwa ia selamat dan sudah kembali ke istana. Elaine dibantu oleh pelayan lain dibawa ke kamar dan di istirahatkan di kamarnya.


Dua hari kemudian Ratu Emillia sampai di istana dan langsung berlari mencari Elaine. Elaine yang saat itu sedang mengurus taman terkejut saat seseorang memeluknya dengan begitu erat.

"Ella! Kau selamat.... Hiks... Aku sangat mengkhawatirkanmu, Ella."

Tangis Ratu Emillia pecah sambil memeluk Elaine. Elaine mencoba menenangkan Ratu Emillia dengan mengelus punggungnya.

"Tenanglah, Ema. Aku ada disini jadi kau tak perlu menangis begini."

"Hiks... T-tapi karena aku.. Kau hampir saja tidak selamat Ella." Tangis Ratu Emillia makin pecah dan memeluk Elaine semakin erat. Elaine merasakan hangat di hatinya saat ini. Ia pun tersenyum dan membiarkan sahabatnya itu menangis memeluknya hingga sebagian gaunnya basah oleh air mata Ratu itu.

Setelah sedikit tenang Ratu melepas pelukannya dan membasuh kasar air mata di pipinya. Elaine membantu mengusap air mata Ratu Emillia perlahan.

"Elaine, terimakasih banyak. Tanpamu mungkin aku tak akan bisa menjadi Ratu yang kuat di kerajaan ini."

"Jangan berlebihan, Yang Mulia. Mari saya antar ke kamar. Anda pasti lelah kan?"

Elaine pun menemani Ratu ke kamarnya lalu asyik mengobrol tentang pertunangan Ratu dan Pangeran Harold di Kerajaan Sapphire.

Di lain tempat tampak Duke Sean yang sedang berdiri sambil menatap keluar jendela kamarnya. Ia mulai sedikit putus asa akan cintanya. Richard yang melihat hal itu hanya menghela nafas panjang beberapa kali.

"Apa aku memang harus berhenti berjuang?" Gumamnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Richard. Richard pun menghampiri Duke Sean.

"Lebih baik anda menyibukkan diri dengan urusan kerja sama. Mungkin itu akan membuat pikiran anda teralihkan."

Benar ucapan Richard. Sejak hari itu dia murung dan membiarkan urusan kerja sama diurus oleh Richard. Ia pun berjalan menuju meja kerjanya lalu membuka berkas rekapan penjualan.

"Richard." Panggil Duke Sean.

"Iya, Tuan?"

"Antarkan berkas ini pada Ratu Emillia untuk di tanda tangani." Titah Duke Sean sambil memberi sebuah berkas pada Richard. Ia merasa belum ingin menemui Ratu Emillia saat ini.

"Ah ya, berikan pula surat ini dan sapu tangan ini pada Elaine. Bagaimanapun aku salah dan mungkin hal itu membuatnya trauma." Lanjut Duke Sean memberikan sebuah surat dan sapu tangan kesukaan Elaine pada Richard. Richard hanya mengangguk dan segera meninggalkan Duke Sean sendirian.

Duke's Baby जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें