03

488 114 19
                                    

Pagi ini seluruh murid Osan high school mendsdak heboh membicarakan berita terbaru dan terhangat.

Bahkan berita ini sudah tersebar luas sampai ke sekolah lain.

Mengetahui hal itu, kepala sekolah membuat peraturan baru bahwa untuk seminggu kedepan, seluruh murid harus menonaktifkan ponselnya sampai pulang sekolah, di larang menyebarkan berita apapun atau murid tersebut akan di kenakan sanksi.

”Aku benar-benar tak percaya ini, really? Padahal Joshua adalah penyegar The King.”

”Ini benar-benar mengejutkan.”

”Ternyata seorang Joshua yang kaya raya dan serba punya bisa melakukan hal gila juga.”

”Aku yakin The King sangat terpukul atas kematian Joshua.”

”Padahal wajahnya terlihat tidak ada beban sama sekali, dia juga selalu tersenyum loh ...”

”Aku mau ke pemakamannya.”

Selama perjalanan menyusuri lorong, Jeje tak henti-hentinya mendengar celoyehan beberapa murid yang merasa terkejut atas berita kematian salah seorang murid di sini.

Nama jelasnya Jeje tidak tahu, rupanya pun dia juga tidak tahu, tapi yang jelas, Jeje tidak ingin tahu dan masa bodoh. Tujuannya sekolah yaitu hanya satu. Bisa cepat lulus dan lepas dari status pelajar.

Begitu tiba di kelas, Jeje menahan langkah di ambang pintu saat melihat seorang pria tengah duduk di bangkunya sambil melambaikan tangan.

”Kau sudah tau? Kalau salah satu anggota Redbull meninggal malam tadi,” ucapnya sambil beranjak dari bangku.

”Sangat di sayangkan sekali sih, padahal Joshua yang terpintar. Pasti para anggota Redbull sedih karena tidak ada sumber contekan lagi.” Jeje menatap pria itu malas.

”Oh ya, hari ini kau bawa bekal apa?”

”Bangkai tikus.”

”Hah?! Serius?”

”Hm.”

”Ah, masa iya. Sini kulihat——”

”Berani menyentuh tasku, kubunuh kau dua kali.” pria itu otomatis menyingkirkan tangannya dari tas Jeje.

”Tidak asik sekali sih, padahal aku hanya ingin mengajakmu bercanda loh ...”

”I don't care, please go away.” Pria itu mengerucut bibirnya sebelum akhirnya menghilang dari hadapannya.

Mengembuskan napas lega, Jeje akhirnya bisa mengistirahatkan dirinya sejenak karena semalam dia harus begadang membantu ibunya mengusir roh jahat di rumah kliennya. Dan sialnya roh tersebut rupanya adalah mantan atlet judo, sehingga Jeje terlibat perkelahian dengannya.

Dan sekarang badannya sakit semua, seperti akan remuk. Sementara sang ibu? Dia sedang menikmati kopi pagi dan uang hasil semalam. Dasar curang!

Menjatuhkan kepalanya, gadis itu berniat untuk tidur sejenak sampai bel masuk berdenting.

”Tapi bohong!” Jeje terlonjak kaget saat pria itu tiba-tiba muncul di bawahnya dengan deep face yang menyeramkan.

”Kya, sialan!” pekiknya yang berhasil membuat beberapa murid menoleh ke arahnya.

Selang beberapa detik kemudian, tiba-tiba wali kelasnya datang bersama seorang murid yang tampak asing. Sepertinya sih, kelasnya kedatangan murid baru. Dan ya, sedengar Jeje, kelasnya ini adalah kelas penampungan murid baru. Jadi, bisa di bilang kelasnya bukan kelas andalan atau kelas favorit.

Devil Revenge ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang