Pagi ini seluruh murid Osan high school mendsdak heboh membicarakan berita terbaru dan terhangat.
Bahkan berita ini sudah tersebar luas sampai ke sekolah lain.
Mengetahui hal itu, kepala sekolah membuat peraturan baru bahwa untuk seminggu kedepan, seluruh murid harus menonaktifkan ponselnya sampai pulang sekolah, di larang menyebarkan berita apapun atau murid tersebut akan di kenakan sanksi.
”Aku benar-benar tak percaya ini, really? Padahal Joshua adalah penyegar The King.”
”Ini benar-benar mengejutkan.”
”Ternyata seorang Joshua yang kaya raya dan serba punya bisa melakukan hal gila juga.”
”Aku yakin The King sangat terpukul atas kematian Joshua.”
”Padahal wajahnya terlihat tidak ada beban sama sekali, dia juga selalu tersenyum loh ...”
”Aku mau ke pemakamannya.”
Selama perjalanan menyusuri lorong, Jeje tak henti-hentinya mendengar celoyehan beberapa murid yang merasa terkejut atas berita kematian salah seorang murid di sini.
Nama jelasnya Jeje tidak tahu, rupanya pun dia juga tidak tahu, tapi yang jelas, Jeje tidak ingin tahu dan masa bodoh. Tujuannya sekolah yaitu hanya satu. Bisa cepat lulus dan lepas dari status pelajar.
Begitu tiba di kelas, Jeje menahan langkah di ambang pintu saat melihat seorang pria tengah duduk di bangkunya sambil melambaikan tangan.
”Kau sudah tau? Kalau salah satu anggota Redbull meninggal malam tadi,” ucapnya sambil beranjak dari bangku.
”Sangat di sayangkan sekali sih, padahal Joshua yang terpintar. Pasti para anggota Redbull sedih karena tidak ada sumber contekan lagi.” Jeje menatap pria itu malas.
”Oh ya, hari ini kau bawa bekal apa?”
”Bangkai tikus.”
”Hah?! Serius?”
”Hm.”
”Ah, masa iya. Sini kulihat——”
”Berani menyentuh tasku, kubunuh kau dua kali.” pria itu otomatis menyingkirkan tangannya dari tas Jeje.
”Tidak asik sekali sih, padahal aku hanya ingin mengajakmu bercanda loh ...”
”I don't care, please go away.” Pria itu mengerucut bibirnya sebelum akhirnya menghilang dari hadapannya.
Mengembuskan napas lega, Jeje akhirnya bisa mengistirahatkan dirinya sejenak karena semalam dia harus begadang membantu ibunya mengusir roh jahat di rumah kliennya. Dan sialnya roh tersebut rupanya adalah mantan atlet judo, sehingga Jeje terlibat perkelahian dengannya.
Dan sekarang badannya sakit semua, seperti akan remuk. Sementara sang ibu? Dia sedang menikmati kopi pagi dan uang hasil semalam. Dasar curang!
Menjatuhkan kepalanya, gadis itu berniat untuk tidur sejenak sampai bel masuk berdenting.
”Tapi bohong!” Jeje terlonjak kaget saat pria itu tiba-tiba muncul di bawahnya dengan deep face yang menyeramkan.
”Kya, sialan!” pekiknya yang berhasil membuat beberapa murid menoleh ke arahnya.
Selang beberapa detik kemudian, tiba-tiba wali kelasnya datang bersama seorang murid yang tampak asing. Sepertinya sih, kelasnya kedatangan murid baru. Dan ya, sedengar Jeje, kelasnya ini adalah kelas penampungan murid baru. Jadi, bisa di bilang kelasnya bukan kelas andalan atau kelas favorit.
”Pagi semua, sebelum bel masuk, bapak ingin memperkenalkan murid baru di kelas kita.” satu kelas antusias melihat siapa anak barunya. Dia adalah seorang pria yang wajahnya sangat menawan, tubuhnya tinggi, dan mata yang indah.
”Silakan perkenalkan diri sebelum duduk.”
Pria itu maju selangkah. ”Perkenalkan nama saya Kim Taehyung, semoga kita bisa berteman baik tanpa menciptakan keributan.” dia membungkuk sejenak.
”Baiklah, bangku yang tersisa hanya di belakang Jeje. Kau bisa duduk di belakang anak itu.” Taehyung mengangguk sebelum mengayunkan langkah menuju mejanya.
”Oho ... Si murid baru tampan juga. Apa kau tertarik?”
”Diamlah.”
”Kalau aku perempuan sepertimu, aku langsung jatuh hati melihatnya.”
”Diamlah.”
”Hei, jangan lewatkan kesempatan emas. Para betina di kelasmu mulai bergerak loh, mereka mengerumuni pria tampan di belakangmu——”
”Aku tidak suka pria.”
”APA!?”
⚫⚫⚫
Jam istirahat berdenting, dan saatnya bagi Jeje untuk mengisi perut. Kini rooftop menjadi markasnya bersama si hantu.
Well, karena beberapa ulah si hantu itu, Jeje kesulitan mendapat teman. Mereka menjaga jarak karena curiga kalau Jeje berteman dengan hantu, juga, mereka hanya bicara padanya jika butuh seperti saat kerja kelompok. Selebihnya Jeje melakukan semuanya sendiri. Beruntungnya Jeje cukup pintar, jadi ia tidak perlu bergantung pada siapapun.
”Oh ya, soal anggota Redbull. Aku penasaran,” celetuk Jeje sembari mengunyah roti kacangnya.
”Apa?”
”Kenapa mereka sangat di takuti? Apa mereka adalah seorang iblis yang menjelma menjadi manusia?” pria itu tertawa.
”Lebih tepatnya orang tua mereka. Mereka adalah penyumbang dana terbesar di yayasan ini. Dan si Mingyu itu adalah cucu pemilik yayasan ini. Jadi, adalah hal wajar jika mereka berlaku seperti raja.” Jeje beroh ria. Kemudian dia lanjut makan. Oh ya, masih ada satu hal lagi yang membuatnya penasaran. Kenapa sekolah ini hawanya sejuk sekali, para hantu juga tidak berebut menemuinya. Tampaknya jumlah kematian di sekolah ini tidak sebanyak sekolah lain.
”Ada pertanyaan lagi,” Jeje kembali bicara.
”Sebagai balasannya, aku mau susu pisang itu.” pria itu melirik susu pisang di tangan Jeje.
Baiklah. Berhubung hari ini ia sedang baik, maka Jeje akan berikan secara cuma-cuma.
”Ini, habiskan. Makan sama tempatnya juga tak apa.” pria itu tersenyum sumringah dan langsung meneguk susu tersebut.
”Kenapa aku jarang sekali menemukan hantu berkeliaran selain dirimu?”
”Karena beberapa dari mereka sudah pergi dengan tenang. Dan ada beberapa dari mereka yang memutuskan untuk pindah mencari rumah baru.” Oh. Pantas saja. Ternyata hantunya musafir. Syukurlah. Kalau begitu Jeje aman selama dua semester.
”Kalau begitu, siapa namamu?” Pria itu langsung tersedak saat Jeje bertanya soal namanya.
Matanya seolah berkaca-kaca, akhirnya setelah seminggu lebih menanti, Jeje bertanya soal namanya juga. ”Kim Jungkook.”
”Apa penyebab kematian mu?” pria bernama Jungkook itu mengendikkan bahunya. Dia sendiri juga tidak ingat, kenapa ia bisa berakhir menjadi arwah seperti ini. Semuanya gelap. Ia tak bisa mengingatnya meski memaksa.
”Tak tahu, yang jelas begitu aku bangun aku sudah begini.” Jeje menoleh ke arahnya, pria itu tampak tenang dan tak sedih sama sekali. Membuat hati Jeje sedikit terenyuh—— Oho, jangan Je! Jangan ikut campur!
”Tapi, aku sempat mendengar dari beberapa murid. Katanya sih, ada salah satu murid yang sengaja di bunuh di sini. Pembunuhnya murid Osan high school juga. Sampai sekarang, aku tidak pernah bertemu dengan arwahnya."
Jeje menarik napas panjang. Baiklah, karena Jeje memiliki jiwa kearwahan yang cukup tinggi, ia memutuskan untuk berteman dengan Jungkook sampai sisa waktunya. Lagipula, berteman dengan arwah juga tak masalah, tak boros uang. ”Aku sudah memutuskan,” ujar Jeje.
”Apa?”
”Aku mau berteman denganmu tanpa syarat.”
”Woah, serius!?”
”Hm.”
”I love you friend!”
”Tutup mulutmu, dasar hantu!”
⚫⚫⚫
Jangan lupa vote dan komen manteman