Taka's note : gomen baru bisa update sekarang. Karena beberapa hal jadi draft yang udah ada mesti aku ubah lagi agar setidaknya saat diakhir nantinya gak banyak yang membingungkan. Maaf banget ya buat yang udah nunggu lama dan baru sekarang aku update chapter 9 nya. Selamat menyimak ide randomku yang aneh dan amburadul ini.
.
.
“aahh.. waktuku diam di sel bau ini akan berakhir. Tak sabar aku ingin lihat bagaimana kabar miyuki dan sawamura.. aku ingin meyiksa mereka lagi, membunuh mereka lagi..” dengan seringai gilanya ayumi menggumam dalam hati.
Ya, ayumi sudah tahu kalau eijun dan kazuya berhasil selamat dari maut tiga tahun yang lalu setelah ryousuke menemuinya beberapa bulan yang lalu
.
.
Flashback ya, minna!!
Hanazaki ayumi, usia 19 tahun.
“please, ayumi.. temenin aku ya..” salah satu teman ayumi datang ke rumahnya dengan wajah memelas
“temenin kemana?” tanya ayumi terheran
“aku pengen nonton pertandingan final turnamen musim panas baseball Tokyo Barat, dan itu hari ini. kau mau kan temenin aku?” jelas temannya itu
“ne, rin-chan. Aku hari ini ada pemotretan lho. Lagipula, baseball? Musim panas ini kan di stadionnya pasti panas banget. Lagian aku belum pernah nonton pertandingan baseball seumur hidupku. Aku gak mau ah. panas gini gak baik buat kulitku. Kau tahu kan, nanti manajerku marah kalo aku kepanasan dan kulitku belang.” Tolak ayumi
“bentaran kok. Please, temenin aku ya. nanti aku bakalan kasih kamu softcake kesukaanmu itu. temenin ya?” masih paksa Rin, nama dari teman ayumi ini.
Ayumi terlihat sedang berpikir keras, kemudian, “emang apa yang kau ingin tonton sih? Tumben banget ngajak aku. yang lainnya kemana gitu?”
“kau tahu sendiri kan kalo cuma kamu sahabatku, ayumi. Aku ingin banget lihat pitcher tim seidou, acenya itu, yang imut. Sawamura eijun!” jawab rin
“sawamura, eijun? siapa itu? aku gak tahu apapun tentang baseball. Aku gak kenal siapa dia.”
“tentu saja kau gak akan kenal karena kau gak pernah liat pertandingan baseball meskipun itu di tv ataupun di sekolah. Tapi, ikut ya..”
“hmmm... oke kalo gitu. Aku ikut deh.” Akhirnya ayumi takluk oleh paksaan rin.
“arigatou, my best friend ayumi-chan..” dan rin memeluk ayumi sambil kegirangan.
.
.
Ayumi POV
Jujur, aku tak suka dengan olahraga, apapun itu. bahkan disuruh laripun aku gak suka. Sejak aku berusia 15 aku sudah dilirik oleh salah satu majalah untuk menjadi model di majalah itu. karena performaku, sampai saat ini aku masih bertahan di dunia permodelan dan menjadi salah satu model under 20 yang sukses. Aku bahagia dengan kehidupan sehari-hariku.
Banyak yang menyukaiku, tapi aku tak tahu apa itu cinta. Banyak yang ingin aku jadi pacar mereka, tapi karena aku tak tahu makanya aku tolak semuanya. aku bukannya sombong dengan keadaanku, aku hanya tak tau apa yang harus aku lakukan dan bahkan aku tak merasakan apapun saat mereka mengungkapkannya.
Suatu hari, Rin, satu-satunya sahabatku mengajakku ke pertandingan final turnamen musim panas baseball wilayah Tokyo Barat. Jujur, aku ingin menolak, tapi aku akhirnya takluk oleh paksaanya dan berangkat. Disanalah aku pertama kali melihat Miyuki Kazuya. dan disanalah pertama kali aku merasakan keanehan pada diriku.
Ayumi POV, owari
.
.
“nah, itu tuh. Yang lagi berdiri di mound itu, dialah sawamura eijun!” tunjuk rin ke seseorang yang berdiri di mound lapangan
“hmm? Ah, dia memang imut.” Kata ayumi
“kan? Dia tuh ace-nya lho.” Ucap rin dengan mata berbinar
“ace? Ace itu apa?” tanya ayumi tak faham
“aduuuhh.. kau pasti tahu sendiri lah arti harfiahnya. Pemain andalan. Dia itu pitcher nomor satu di timnya. Ini pertandingan antara dua raja di tokyo barat. Dan yang menang, akan ikut turnamen nasional di Koshien.” Jelas rin
“koshien? Ahh.. Osaka? Jauh banget.” Dengan ekspresi biasa aja ayumi mengomentari
“emang apa yang hebatnya dengan bisa tanding di koshien?” tanya ayumi
“hah? Kau tak faham, ayumi? Oke, aku maklumi deh. Turnamen nasional, seperti yang aku bilang. Kalau bisa menang di nasional, mereka bakalan jadi tim nomor satu di jepang. Bukannya itu gila? Itu keren banget, ayumi...”
“hmm.. benar juga sih apa katamu, rin. Yaudah, aku akan coba perhatiin deh pertandingannya, meskipun aku sama sekali gak ngerti.”
.
.
Ayumi POV
Terus aku lihat dengan tatapan tak mengerti pertandingan saat itu. si ace yang rin bilang kawaii dan cool itu ternyata berisik sekali. Jujur, aku tak suka dengan tipe cowok seperti itu. tapi tak bisa aku pungkiri kalau orang bernama sawamura itu memang tampan dan menggemaskan. Kalau di manga-manga shonen ai yang sering aku baca, sepertinya dia cocok sekali jadi uke. Manis dan kekanak-kanakan.
Saat tim seidou berhasil mengalahkan para pemukul inashiro di inning itu, dengan lemparan dari sawamura yang meng-out para pemain inashiro, disana aku melihat sosok miyuki kazuya dari kejauhan.
“bukannya catcher itu lebih tampan dari sawamura eijun, ya?” gumamku
“aku juga tahu itu. namanya adalah miyuki kazuya. dia bahkan menjadi catcher terbaik dan tertampan di angkatannya. Tapi aku gak suka dia, lebih tepatnya aku gak suka tipe cowok seperti dia. Aku hanya suka sawamura-kun. Dia masih kelas 2 dan sudah jadi ace. Itu tuh hal hebat banget. Sejak dia kelas satu dan pertama kali aku melihatnya di atas mound, aku sudah jatuh hati padanya.” Timpal rin
“aku baru kali ini lihat kamu sebegitu sukanya sama seseorang, rin.” Dan aku tersenyum dengan alaminya saat mengatakan hal itu.
“aku jatuh cinta pada sawamura dan permainannya. Aku terpanah akan pesona dan kemampuannya. Aku adalah fansnya.” Balas rin dengan senyuman lebarnya.
Senyuman rin dan wajahnya yang terlihat begitu cerah saat membicarakan sawamura eijun membuatku merasa sangat bahagia. Rin memiliki trauma terhadap laki-laki karena ayahnya yang selalu menyiksanya dan kakak laki-lakinya yang selalu melecehkannya. Baru kali ini aku melihat rin yang trauma terhadap laki-laki begitu tertarik pada satu orang laki-laki. Dan itu membuatku senang serta bahagia sebagai sahabatnya.
.
Pertandingan itu akhirnya dimenangkan oleh seidou dengan skor tipis, 2-1. Seidou akhirnya bisa masuk ke koshien. Aku melihat rin yang begitu terharu bahagia karena orang yang sangat ia sukai akhirnya bisa menang. Itu membuatku senang juga.
.
Aku juga melihat acara saat orang bernama miyuki kazuya itu diberikan bendera entah apa itu, tapi sepertinya itu bendera tanda perwakilan tim dari wilayah tokyo barat. Dan disana, entah kenapa aku tak bisa memalingkan wajahku padanya, tak bisa mengalihkan tatapanku padanya. Aku tak ngerti dengan perasaan ini.