Harum aroma masakan menguar dari dapur di waktu petang ini.
Jennie memasukkan nasi kedalam wajan yang sudah berisi potongan kimchi.Wanita bermarga Kim itu kini sedang memasak menu makan malam.
Nasi goreng kimchi adalah menu penyelamat saat semua stok bahan makanan sudah menipis.
Akibat pertengkaran hebat antara Lisa dan Chaeyoung tadi siang, Jennie dan Jisoo terpaksa batal berbelanja keperluan dapur mereka.
Dan nasi goreng kimchi khas buatan Jennie, menjadi menu pilihan makanan untuk malam ini.
Jisoo sendiri juga berada di dapur membantu Jennie.
Ia mengiris wortel dan lobak sebagai pelengkap. Karena kekasihnya si Chipmunk itu adalah pecinta sayuran."Padahal aku sedang ingin sekali makan ramyeon. Sebungkus pun bahkan tidak tersisa didapur. Aku pikir masih ada... Huh!"
Jisoo menggerutu sambil meletakkan wortel yang telah diiris itu keatas piring."Jika kau benar-benar ingin makan itu, aku bisa meminta Lisa untuk pergi ke Sevel membeli ramyeon untukmu, Eonnie..."
Jawab Jennie."Anni... Biarkan dia istirahat. Jangan mengganggunya."
"Dia sudah tidak apa-apa, Eonnie. She's fine."
"Jinjja?"
"Eum! Setelah bertengkar dengan Rosie tadi, dia langsung tidur. Dan bangun sejam yang lalu dengan mood yang cukup baik, setelah itu ia masuk ke ruang dance. Dan belum keluar sampai sekarang."
Jisoo lantas mengangguk mengerti.
Sayup-sayup memang terdengar suara musik dari dalam ruang dance pribadi Lisa."Syukurlah... Jika dia tidak mencecarmu dengan pertanyaan apapun..."
"Well, mungkin belum. Mungkin saat ini ia sedang berusaha menyerapnya tanpa emosi. Atau semoga saja, Lisa sudah benar-benar menerima semua hal yang sudah terjadi selama ini."
Jisoo kembali mengangguk.
Ia mengaminkan itu dalam hati.Tak berapa lama kemudian, Chaeyoung muncul. Wajahnya kusut tak bergairah.
Ia berjalan lunglai, kemudian menjatuhkan kepalanya di bahu Jisoo."Eoh? Chagiya...?"
Jennie ikut menoleh memandang keduanya.
"Kau baik-baik saja?"
Tanya Jisoo.Chaeyoung tak menjawab.
Ia menumpukkan beban tubuhnya pada Jisoo yang kini berbalik badan dan menangkup wajahnya.
"Chaengie, kau demam."
Mendengar ucapan Jisoo barusan, Jennie mematikan kompornya dan ikut mendekat.
Ia memegang kening Chaeyoung.
"Benar. Suhu tubuhnya agak panas. Wait..."
Jennie lantas membuka kotak obat untuk mengambil thermometer."Open your mouth, Rosie."
Perintah Jennie, dan Chaeyoung menurutinya. Thermometer itu kini dijepit di bibirnya."Eonnie, bawa dia duduk."
"Ne."
Jisoo menuruti saran Jennie dan segera menuntun Chaeyoung untuk merebahkan tubuhnya di sofa.
"Apa yang kau rasakan? Apa kepalamu pusing?"
Tanya Jisoo dengan wajah khawatir. Dan Chaeyoung membalasnya dengan anggukan lemah.Jisoo kemudian memijit kepala kekasihnya itu dengan gerakan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preuve d'amour (End)
RomanceIt's a simple love about gxg. Dan yang sederhana itu bisa berubah menjadi rumit jika dituntut pembuktian. Jangan berharap pula, kau bisa dengan mudah menentukan hatimu berjalan kemana. Sekalipun kau sudah mendapatkannya, sejauh apakah kau mampu menj...