bonus-
{JOHNTEN}
[Chittaphon Leechaiyapornkul]
Aku terbangun ketika seberkas cahaya lembut mengusik mataku, memaksanya untuk membuka. Aku bertemu lagi dengan pagi, sangatlah mengecewakan ketika mengetahui semua yang kulalui selama ini bukan mimpi, sangat memuakkan. Tidak ada yang menarik pagi ini, aku terbangun dengan keadaan yang hampir sama persis seperti pagi-pagi yang lalu.
Selembar roti terolesi selai coklat dan segelas jus jeruk menemani sarapanku pagi ini, ini semua aku ambil dengan lancang di dapur seseorang yang sudah meminjam jasaku untuk melampiaskan nafsunya. Setelah selesai, aku kembali masuk kedalam kamar yang menjadi saksi betapa buruknya harga diriku, membangunkan seseorang yang masih bergelut dengan alam mimpi dibalik selimut nyamannya. "hei, aku harus pulang, kau belum melakukan pembayaran daddy" bisikku didepan telinganya dan dengan sensual kugigit pelan cuping telinganya pelan, dia menggeliat geli dan membuka perlahan matanya.
Aku tersenyum saat matanya menemukanku, ia pun ikut tersenyum "cantik" aku lebih mengembangkan senyumku. Bagiku, kata itu sangat familiar di situasi seperti ini "terima kasih daddy" dan dengan segera ia mengambil ponsel yang berada di nakas sebelah tempat tidur, dan melakukan transaksi online mengirimkan sejumlah uang ke rekeningku.
Aku mengecup bibirnya sebelum hendak berdiri, namun dia menahannya "apa kita masih bisa bertemu?" belum sempat aku menjawab, dengan cepat bibirnya menyambar bibirku kasar, menuntutku mengikuti alur permainannya. Aku mendorongnya pelan saat kurasa aku butuh oksigen "kalau kita bertemu lagi. Aku lebih suka permainan yang pelan dan lembut daddy, terkesan romantis" aku mengedipkan sebelah mataku sambil tertawa pelan, namun ia hanya menatapku dalam. Aku kembali mencoba berdiri "oke daddy, aku pulang dulu" aku kembali mengedipkan sebelah mataku padanya dan kemudian berlalu keluar dari apartemen yang uang sewa pertahunnya lebih mahal dari jasaku.
🍒🍒🍒
Kembali ke kenyataan, ketika matahari telah dipamerkan langit. Aku tidak akan merasakan nikmatnya saat ketika bulan yang langit pamerkan. Aku melangkah kedalam suatu bangunan yang aku rasa separuh hidupku, aku habiskan untuk keluar masuk dari sini. Setelah menemukan sosok yang kucari, aku menghampirinya "ini sisa hutangku. Dan semuanya sudah lunas" aku duduk didepannya dan meminum minuman yang ada didepannya "aku, kau telah selesai" aku meneguk habis minumannya dan kembali berdiri hendak kembali keluar "berakhir?" perkataannya menginterupsi langkahku "right, kita tidak perlu bertemu lagi setelah ini" aku melanjutkan langkahku "Not the end" kembali aku berhenti"apa masih ada yang belum aku lunasi?" aku membalikkan badanku kearahnya "kau belum mengembalikan hatiku" apa? Aku menggeleng tidak percaya, bisa-bisanya ia mengatakan itu padaku "iam sorry Mr.Suh, aku bukan dokter tanpa lisensi yang melakukan operasi illegal dan mengambil organ hatimu" aku membungkuk hormat padanya dan berlalu keluar. "wait for it baby!!" sayup aku dengar teriakannya dari luar, apa?, sudah cukup, aku sudah tidak bisa berurusan dengannya.
🍒🍒🍒
Aku mengambil sendok, dan mulai mengaduk bubur yang ada di dalam mangkuk ditanganku "buka mulutmu!" seseorang didepanku membuka mulutnya dan aku memasukkan sendok yang berisi bubur "apa kau masih akan bekerja seperti itu lagi?" aku tersenyum mendengar pertanyaannya. Adikku yang malang "apa kau masih takut tidur sendiri Jeno?" ia langsung menggeleng dengan cepat "hutang kita sudah lunas... dan sekarang tidak ada yang... kau khawatir kan lagi" aku menunggunya menyelesaikan perkataannya walau volume suaranya semakin bertambah kecil. Adikku sudah besar "kalau kau ingin bekerja, kerja saja lagi ditempat ayam itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Side [BxB]
Fanfiction⚠️Kapal Random disetiap chapter⚠️ Sebuah kolaborasi antara..... Hyeshacho_ Dan Fellilee_