Part 16 : Wounds That Remain In The Mind As Well As Physically

16.5K 1K 50
                                    

Double update nih yeyyyy🤩🤩😍

Gak lama kan aku updatenya hari ini xixixixi.

Bacanya pelan-pelan aja ya biar gak cepet selese🤭

Happy Reading😉


Pria dengan kemeja putihnya berjalan dengan langkah lebar di sebuah ruang dengan pencahayaan remang. Dengan diikuti tangan kanannya yang setia, pria itu terus berjalan menemui 'tawannya'.

"Apa kau juga membawa keluarganya?" Alex berucap dingin. Ia memakai sebuah topeng untuk menutupi seluruh wajahnya agar orang-orang yang bekerja pada organisasi Black Blood tidak mengenalinya.

"Iya tuan. Anak beserta istrinya berbeda ruangan dengan tersangka," jawab Walten. Sebuah pintu besi yang dijaga dua orang pria berbadan besar dengan masing-masing senjata di tangan mereka sudah berada di depan Alex.

Walten memberikan isyarat pada salah satu pria berbadan besar itu untuk membukakan pintu besi yang dikunci rapat tersebut. Wajah sangar beringas dari Alex membuat orang-orang disana merasakan aura mengerikan.

Setelah pintu besi itu terbuka, Alex langsung bisa melihat di tengah-tengah ruangan itu terdapat seorang pria yang kedua mata serta mulutnya ditutup rapat. Pria itu digantung berdiri dengan kedua tangan terikat besi. Ia digantung dengan kaki yang tidak menyentuh permukaan tanah. Alex dan Walten masuk ke dalam ruangan itu dan pintu besi itu tertutup kembali.

Alex mengisyaratkan pada Walten untuk membuka penutup mata serta mulut pria itu. Dengan kasar Walten menarik lakban yang menutup mulut pria itu. Ikatan kuat yang menutupi matanya juga dibuka dengan kasar oleh Walten. Terdengar jeritan tertahan oleh pria itu.

Jeremy Johnson.

Pria tua yang berani melakukan tindakan bodoh dan tentunya itu membuat amarah Alex memuncak. Ia membawa kabur keuangan Black Blood sebesar delapan juta US Dollar. Sungguh bodoh.

Jeremy terkejut melihat keberadaan Don Morrano di sini. Don Morrano adalah ketua pemimpin Black Blood yang sebenarnya.

"Tu..tuan,"

Bugh!

Sebuah bogeman kuat diberikan Alex di pipi kanan Jeremy. Wajah pria itu tertoleh ke samping karena saking kuatnya bogeman Alex. Seketika wajah sebelah kanan pria itu menimbulkan memar dan sudut bibir pria itu mengeluarkan darah.

"Pria tua yang bodoh. Apa gajimu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu, sehingga membawa kabur uang-uangku bajingan?!"

Bugh!

Bogeman kuat oleh Alex di perut Jeremy membuat pria itu memuntahkan darah. Pria tua itu terbatuk-batuk. Walten sudah biasa melihat kebengisan tuannya jika sudah berhadapan dengan mangsanya seperti ini.

"Ti..tidak tuan. Bu..bukan saya...yang mem..bawa kabur...keuangan....black blood," Jeremy berucap terbata-bata. Alex tertawa sinis.

"Sudah mau mati masih saja berbohong," Alex berucap menyindir. Walten melaksanakan tugasnya dengan membuka laptopnya serta menunjukka rekaman cctv yang menampilkan Jeremy diam-diam masuk ke dalam ruang brankas dimana semua uang-uang beserta emas dan barang berharga Black Blood disimpan.

Ternyata waktu itu masih terdapat kamera pengintai yang letaknya begitu tersembunyi sehingga Jeremy tidak menyadarinya. Padahal waktu itu ia menyabotase seluruh kamera pengintai. Rupanya masih ada satu yang tertinggal. Ceroboh sekali dirinya.

"Masih ingin berbohong?" Alex berucap rendah menusuk.

Jeremy menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia masih tidak mau mengaku kesalahan yang ia perbuat.

My Possessive Cold CEO (TERSEDIA DI SHOPEE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang