"𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊𝒎𝒖."
"𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒂𝒍𝒔𝒖."
Kim Taehyung김태형 adalah Psikolog terkenal di Daegu
Paras tampannya, sikap nya yang baik namun agak dingin membuat para wanita luluh olehnya
Seorang wanita ber...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
❝The truth, 2.❞
"Maka dari itu aku akan merebutmu kembali, Jennie."
Sebenarnya Jennie mengerti, sangat mengerti. Bayi itu adalah dirinya. Ya, itu sangat masuk akal.
Eunwoo mengeluarkan lembaran-lembaran kertas dari tasnya, itu adalah semua bukti bahwa apa yang ia katakan benar adanya. Mulai dari akte kelahiran Jennie yang asli, foto-foto Jennie saat Jennie baru lahir sampai ia berusia 2 tahun, Bahkan foto Jennie bersama Eunwoo.
Maka pada akhirnya keraguan Jennie memudar tanpa sisa sedikitpun, ini bukan karangan semata, Jennie harus membuka mata akan hal ini.
"Maaf aku berbicara begini, tapi kau pikir kenapa Irene tak pernah menyukaimu seumur hidupmu? Ya benar, tentu saja karena ia merasa kau sudah seenaknya masuk kedalam keluarganya," ucap Eunwoo, meski nadanya biasa saja, perkataannya cukup membuat Jennie sesak. Rasanya ia ingin menangis sekarang juga.
"Aku ingin bertemu ibuku."
Eunwoo mengangkat sebelah alisnya merasa bingung.
"Ibu, ibu asliku. Ibu yang rela memberikan ku kepada keluarga yang bahkan tak pernah menyayangiku." Air mata yang ia bendung terjatuh, sekarang ia tahu alasan dibalik keluarganya yang tak pernah menganggapnya, ayah yang terlihat membencinya, ibu yang tak pernah memeluknya bahkan sekalipun, kakak yang tak pernah puas menyiksanya. Sekarang Jennie mengerti.
Eunwoo berdiri, ia berpindah ke kursi di sebelah Jennie lalu memeluknya. "Tak apa, oppa disini," ucapnya, menekankan kata oppa.
Jennie sedikit terhibur namun rasa sesaknya tak menghilang, bayangkan. Seseorang yang bahkan tak pernah bertegur sapa dengannya adalah kakaknya yang asli. Sedangkan keluarga yang ia dambakan kasih sayangnya ternyata merupakan orang asing.
"Lalu mengapa kau bekerja sama dengan Irene saat itu? (baca chapter 17)" tanya Jennie.
Eunwoo menghela nafasnya, "Aku merencanakan sesuatu, tapi jangan sekarang," ucapnya, tangannya masih menepuk pundak Jennie.
"Dan panggil aku oppa, aku ini kakak kandungmu." Eunwoo terkekeh.
Jennie tersenyum tipis, "Mungkin nanti, aku belum mengenalmu dengan baik," ucapnya.
Eunwoo mengangguk, dan setelah itu suasana kembali canggung seperti di awal, pada awalnya suasana canggung disebabkan oleh mereka yang belum saling mengenal dan masih memiliki kesalah pahaman. Namun sekarang, suasana canggung ini disebabkan oleh banyaknya perkataan yang ingin dikatakan.
Eunwoo berdeham, membuat Jennie tersenyum kikuk.
"Boleh aku memelukmu?"
Jennie sedikit ragu, namun pada akhirnya ia mengangguk.
Dengan sigap Eunwoo pun memeluk adiknya itu, ya adiknya. Adik yang selama ini ia cari, yang ia dambakan pelukannya, yang ia rindukan senyumannya.
"Maaf aku baru menemukanmu, maaf aku membuatmu tersiksa sendirian, maafkan aku.."
Mata Jennie kembali berkaca-kaca, ia merasakan ketulusan dari Eunwoo. Pelukan hangat itu pertama kali baginya namun entah mengapa ia merasa merindukannya.
"Terimakasih telah mencariku," ucap Jennie, ia menepuk punggung Eunwoo mencoba menenangkannya.
Sedangkan di lain sisi, Seohyun dan Jongin sedang tak percaya dengan apa yang mereka lihat sedari tadi. Mereka kira akan ada pertengkaran, tapi itu berbanding terbalik.
"Wah.. apa perkiraan kita di awal benar?"
that psycholog
"MWO??!!"
"HEOL!"
"SEOLMA(tak mungkin)!"
"Wahh aku seperti sedang mendengar spoiler drama korea, Seohyun nuna ambilkan aku air." Jongin masih memasang wajah tak percaya.
"Aish! Ambil sendiri bodoh."
Ya, Jennie sudah menceritakan semuanya. Setelah berbincang cukup lama bersama Eunwoo akhirnya selesai sudah ketidak tahuannya selama ini. Tadi Eunwoo mengajak Jennie untuk tinggal dirumahnya namun Jennie menolak, alasannya karena ia belum merasa akrab dengan Eunwoo, tapi mereka akan tetap bertemu dan mendekatkan diri agar bisa menjadi keluarga kembali.
"Lihatlah wajah Taehyung, ia sudah merasa lega." Seohyun terkekeh.
"Aku rasa dia akan menghancurkan seluruh cafe dengan kepalan tangannya tadi." Jongin ikut mengejek.
Tadi, Taehyung datang jauh-jauh ke Seoul untuk melihat keadaan Jennie. Tapi saat ia datang ia malah melihat kekasihnya itu berpelukan dengan lelaki lain. Untung saja Jongin menahan Taehyung untuk mendatangi dua orang yang ternyata adalah kakak beradik itu.
Seohyun terkekeh, "Ah, ngomong-ngomong namamu tetap Kim Jennie kan?"
"Tentu saja! Ia memanggil Jennie Cha karena ia ingin merebutku kembali. Maksudku, aku tentu saja akan ikut dengannya tapi aku tak akan mengubah namaku," ucap Jennie, membuat Jongin mengacungkan jempol untuk keputusannya yang sangat bagus.
"Jennie-ah, Lusa kau sudah harus pergi ke acara penghargaan. Kau harus berlatih, dan besok kau harus beristirahat," ucap Seohyun, lalu ia dan Jongin keluar dari ruangan.
"Ah, ini latihan terakhirku ya.." Jennie menggigit jarinya.
Taehyung mengambil tangan Jennie lalu menggenggamnya, "Jangan menggigit jarimu, genggam tanganku saat kau gugup," ucapnya sembari tersenyum.
Jennie menatap Taehyung lalu tersenyum, "Kau akan berjalan bersama ku di red carpet nanti kan?"
Senyum Taehyung memudar, ia membelai pipi Jennie lalu tersenyum kembali, "Kau bisa melakukannya sendiri, aku yakin itu. Jongin akan mengawasimu, aku akan datang secepat mungkin setelah pulang dari Jeju," ucap Taehyung.
"Apa pasienmu itu lebih membutuhkanmu daripada aku?" tanya Jennie.
"Tidak, kita tak bisa membandingkan antara satu masalah dengan masalah lainnya. Tapi sekarang aku harus memilih dan menyelesaikan keduanya, aku janji akan datang." Taehyung memeluk Jennie, memberikan sebuah harapan tumbuh di hati kekasihnya.
"Baiklah."
Jennie mengangguk, setelah itu ia mengisyaratkan Taehyung untuk membantunya melakukan latihan terakhirnya.
Latihan itu adalah latihan penenangan diri, dan latihan fokus agar Jennie siap fisik maupun mental saat kembali tampil di depan publik.
"Sekarang tarik nafas sedalam mungkin, pikirkan tentang hal buruk yang terjadi kemarin."
"Buang nafasmu, seakan pikiran dan beban dari semua kejadian itu sudah kau relakan untuk pergi."
"Yakin kan dirimu. Kau bisa melakukannya, tomorrow will be a better day, and the next day will be better than yesterday."
Pemeriksaan itu berlangsung dengan Taehyung yang membelai rambut Jennie dan menggenggam tangan kekasihnya dengan lembut, tentu saja itu membuat Jennie tenang sekaligus senang.
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Taehyung. Senyumannya terukir, membuat ketampanannya semakin menyeruak.
Jennie mengangguk lalu ikut tersenyum membuat Taehyung gemas.
Taehyung mengecup bibir Jennie, lalu ia menatap kekasihnya itu dan membelai rambutnya. "Wanita menggemaskan di depanku akan menjadi wanita tercantik di acara penghargaan nanti."
"Ini perkataanku sebagai seorang Kim Taehyung, kekasihmu. bukan dokter mu arraseo?"