Jangan lupa vote dan komentar, gratis kok ga bayar 😘
.
.
Semua ucapan Yoongi benar-benar terjadi, ini sudah dua hari perang dingin antara Yoongi dan Hangeng terjadi. Selama itu Yoongi tidak makan maupun minum sedangkan Hangeng yang terus menerus terkena omelan Yoona dan Siwon.
Infus Yoongi kembali diganti, remaja itu hanya mendapat asupan melalui infus. Mungkin bila tidak diinfus, remaja itu tidak akan sanggup pergi ke kamar mandi ataupun berpindah tempat.
"Ayah mau sampai kapan bersikap kekanakan? Yoongi sebenarnya minta apa sampai kakek enggan menanggapi nya?"Hangeng menatap Yoongi dari luar ruangan, cucunya itu sibuk tidur dan enggan berbicara pada siapapun. Sikapnya semakin dingin dan tidak mau berbicara banyak pada semua orang.
Berubah, semua terjadi begitu cepat. Cucunya yang hangat kini berubah, semua itu karena bocah gila yang membuat cucunya terperdaya.
"Bocah gila yang membuat Yoongi celaka, Yoongi memintanya." Ucapan Hangeng membuat Yoona terdiam, rupanya Yoongi menginginkan seorang adik.
"Haruskah aku memberikan Yoongi adik?" Gumam Yoona membuat Hangeng memegang kedua bahu menantunya, menatapnya tajam.
"Dan membiarkanmu pergi dari kehidupan cucu serta putraku? Kau tahu Yoongi berhasil melihat dunia karena keajaiban." Yoona mengusap wajahnya, ia menatap putranya yang hanya menatap jendela luar.
"Lalu apa ayah mau mengalah demi Yoongi? Apa ayah mau menunggu sampai Yoongi tidak makan seminggu?" Hangeng menatap menantunya kemudian beralih menatap Yoongi yang diam setiap harinya.
Cucunya tidak bercahaya lagi seperti dulu, tidak cerah dan nampak kusam. Hari-harinya nampak suram, tidak membalas ataupun merespon siapapun.
"Ayah tahu, Yoongi keras." Yoona menghela napas melihat ayah mertuanya yang juga sama-sama keras kepala.Entah siapa yang akan mengalah kelak, karena ia terjebak diantara tiga pria Min yang keras kepala.
"Aku menyerah, terserah bagaimana nasib Yoongi." Yoona segera pergi dari sana, ia sudah lelah memikirkan nasib putranya dan ayah mertuanya.Hangeng menatap cucunya yang benar-benar pucat dan kurus. Tidak ada lagi senyuman di wajahnya, ia menghela napas berat. Cucunya itu benar-benar membuatnya pusing.
"Terpaksa bocah gila itu kembali kemari." Gusar Hangeng mengambil ponselnya yang ada di dalam saku.
"Woobin, segera ambil kembali bocah gila itu." Hangeng segera mematikannya secara sepihak. Matanya menatap Yoongi yang juga menatapnya dingin, tidak ada senyuman ataupun raut marah.
Hanya raut datar tidak terbaca dari remaja berusia 13 tahun. Hangeng tidak percaya dengan kelakuan sang cucu yang sampai berbuat sejauh ini.
Gelap...
Tapi perlahan cahaya itu mulai masuk, mengerjap perlahan sampai kedua matanya dapat melihat kembali. Rasanya tenang saat melihat sosok bergigi kelinci yang sedari kemarin tidak bisa ia jumpai kini membuka kedua matanya.
tubuh Jungkook bergetar ketakutan melihat wajah asing yang nampak pucat memaksakan senyuman padanya.
"Akhirnya kau bangun, Kook." Pemuda itu mengusap kepala Jungkook yang tidak bisa menghindar.Usapan itu lembut dan menenangkan, tapi dimana ia? Jungkook mengedarkan tatapannya ke segala penjuru. Sebuah kamar, entah milik siapa karena kamar ini benar-benar mewah dan besar. Jungkook kembali menatap pemuda yang ada di sampingnya, siapa pemuda di hadapannya? siapa dirinya? lalu kenapa ia ada disini.
"siapa? dimana aku?" senyuman Yoongi menghilang, ia tidak tau harus mengatakan apa. Yoongi hanya berdehem menatap sang kakek yang berdiri di depan itu, namun yang Hangeng lakukan hanya mengedikan bahunya dan memilih kembali menonton sang cucu yang menatapnya datar.
Yoongi mengalihkan tatapannya, kembali memusatkan dirinya kepada Jungkook yang menatapnya menunggu jawaban. Yoongi hanya meremat sisi kasur sambil melirik kearah kakek yang kini memilih beranjak pergi dari sana.
"ka-kau baru bangun Jungkook-ah?" sebuah pertanyaan terlontar dari bibir Yoongi membuat Jungkook mengernyit heran, apa mereka saling mengenal?
"yak! Min Jungkook, kau keterlaluan bila melupakan kakakmu sendiri." memang tidak sepenuhnya salah, bukan? mereka pernah saling mengenal satu sama lain. Yoongi melirik ke ambang pintu, sang ibu rupanya datang melihatnya. Yoona akhirnya berjalan masuk, mendekati Jungkook dan Yoongi yang menatap dirinya.
"Jungkook baru bangun, hm? pasti kau merasa lelah dan pusing, istirahatlah." Yoona mengusap kening Jungkook lembut, membuat Jungkook merasa nyaman. Jungkook berusaha menahan rasa kantuknya, ia menatap wanita cantik yang terus mengusap keningnya dan bersenandung pelan.
"Mama?" tanya Jungkook membuat Yoona menatap Yoongi yang membuatnya mengangguk. Jungkook tersenyum tipis, tidak apa bila ia tidak mengingat semuanya asal ada keluarga bersamanya.
"tidurlah, mama dan kakakmu akan menunggumu bangun." ini luar biasa, kedua mata Jungkook yang berat itu kini berkaca-kaca. Mereka keluarga yang hangat, ia pasti hidup bahagia sebelum ini. Jungkook mengangguk kecil kemudian memejamkan matanya, cairan bening itu akhirnya tumpah mengalir membentuk aliran sungai kecil di wajah Jungkook.
"Mama..." Yoongi hanya memanggil Yoona lirih kemudian memeluknya erat, Yoona yang mengerti pun langsung membalas pelukan Yoongi. putranya yang jarang ia temui sebelumnya kini menangis hanya karena sosok pemuda yang kini tengah tertidur.
Jungkook pasti benar-benar berarti bagi kehidupan Yoongi, sampai putranya itu membangkang Hangen dan berbohong sebegitu besarnya. Yoongi membenci kebohongan, tapi demi Jungkook putranya sampai melangar ucapannya.
Yoona tidak marah, ia hanya khawatir bila Jungkook memberikan dampak buruk bagi putranya. oleh karena itu, ia juga harus ikut turut andil menjaga keduanya. Ia yakin Jungkook pasti memiliki pesonanya sendiri sampai Yoongi benar-benar menyayanginya.
Yoona menatap sosok wanita dan pria yang berdiri berjejer dengan penjaga di ambang pintu kamar milik Yoongi. Ya, mereka Jongsuk dan sang bibi yang menunduk saat menerima tatapan tajam dari Yoona--wanita cantik yang sangat dihormati oleh semua kalangan banyak orang berkelas.
'kupastikan Yoongi aman, meski bila Jungkook sekalipun.' Yoona sangat menyayangi Yoongi putranya, itu sudah pasti.
Maaf banget untuk keterlambatannya, real life nomor 1 bukan? hehehe...
oh ya aku sekarang selektif follback, pasti ada alasannya kok ^^ dan aku harap bagi yang mau follback harus follow dulu...
aku sekarang cuma mau follback sama pembacaku aja, bukan yang asal follow :) sesuai pengalaman yang kurang mengenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Boy
General Fiction♛┈⛧┈┈•༶ON GOING ༶•┈┈⛧┈♛ Jungkook membutuhkan Yoongi, begitupun sebaliknya. Jungkook yang merasa dibedakan dan Yoongi yang berusaha agar Jungkook merasakan kasih sayang. Bagaimana cerita kehidupan keluarga Min? Cerita ini telah berganti alur, kuhar...