Shraddha sudah siap dengan penampilannya. Hanya menggunakan kaos putih dilapisi jaket berwarna merah, dengan jeans hitam sebagai bawahan, dan juga sepatu boots hitam yang menutupi kakinya. Tangannya baru saja selesai mengikat rambut panjangnya. Wanita itu mengambil sebuah kaca mata hitam yang berada dilaci mejanya, lalu memakainya. Tangannya terulur untuk mengambil ransel yang berisikan beberapa keperluannya saat berada di Indonesia.
-
-
-
-
-
-"Aku sudah siap." ucap Shraddha ketika ia baru saja menginjakkan kakinya di ruang tamu. Disana ada Varun dengan pakaian casualnya. Hanya sweater sebagai atasan, dan celana bawarna coklat kopi sebagai bawahan dan jangan lupakan tas ransel yang berada di bahunya. Pria itu bangkit dari duduknya, lalu mengangguk kecil kearah Shraddha.
"Bibi Shraddha pamit." ucap Shraddha kepada Bibi Asmitha yang juga berada di ruang tamu.
"Kamu sudah memberitahu Mamamu?" tanya Bibi Asmitha.
"Shraddha sudah menelpon Mama. Awalnya Mama tidak mengizinkan, tapi karena Shraddha bilang bahwa akan pergi bersama Varun Mama mengizinkan Shraddha untuk pergi."
"Rumah ini akan sepi lagi. Jaga dirimu, lupakan semua yang terjadi disini. Varun, Bibi mempercayakan Shraddha kepadamu."
"Terima kasih Bibi. Varun pasti akan melindunginya."
"Kalian jangan lupa untuk berkunjung kemari. Bibi pasti akan sangat merindukan kalian berdua."
"Baiklah Bibi, kami pamit." sebelum Varun dan Shraddha pergi, mereka menyempatkan diri untuk menyalami tangan Bibi Asmitha dan menyentuh kakinya untuk menerima berkat.
***
"Aarav." panggil Varun memanggil seorang pria yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berada. Pria yang tadi dipanggil dengan nama 'Aarav' langsung menolehkan pandangannya kearah Varun.
"Gue udah nunggu lo lama banget." ucap pria yang diketahui bernama Aarav tersebut.
"Tadi ada sedikit masalah."
"Apa wanita yang berjaket merah itu bersamamu?" tanya Aarav melihat seorang wanita cantik berdiri tepat di belakang Varun.
Varun mengangguk, mengiyakan ucapan Aarav tadi.
"Siapa dia?" Aarav bingung mengapa Varun tiba-tiba datang bersama seorang wanita. Seingatnya pria itu mengatakan ia pergi sendiri. Lalu sekarang ia datang bersama seorang wanita cantik. Aarav memfokuskan pandangannya menghadap kearah seorang wanita berjaket merah yang berdiri tepat dibelakang pria itu.