Part 28

419 20 10
                                    

Shraddha sudah siap dengan penampilannya. Hanya menggunakan kaos putih dilapisi jaket berwarna merah, dengan jeans hitam sebagai bawahan, dan juga sepatu boots hitam yang menutupi kakinya. Tangannya baru saja selesai mengikat rambut panjangnya. Wanita itu mengambil sebuah kaca mata hitam yang berada dilaci mejanya, lalu memakainya. Tangannya terulur untuk mengambil ransel yang berisikan beberapa keperluannya saat berada di Indonesia.

-
-
-
-
-
-

"Aku sudah siap." ucap Shraddha ketika ia baru saja menginjakkan kakinya di ruang tamu. Disana ada Varun dengan pakaian casualnya. Hanya sweater sebagai atasan, dan celana bawarna coklat kopi sebagai bawahan dan jangan lupakan tas ransel yang berada di bahunya. Pria itu bangkit dari duduknya, lalu mengangguk kecil kearah Shraddha.

"Bibi Shraddha pamit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibi Shraddha pamit." ucap Shraddha kepada Bibi Asmitha yang juga berada di ruang tamu.

"Kamu sudah memberitahu Mamamu?" tanya Bibi Asmitha.

"Shraddha sudah menelpon Mama. Awalnya Mama tidak mengizinkan, tapi karena Shraddha bilang bahwa akan pergi bersama Varun Mama mengizinkan Shraddha untuk pergi."

"Rumah ini akan sepi lagi. Jaga dirimu, lupakan semua yang terjadi disini. Varun, Bibi mempercayakan Shraddha kepadamu."

"Terima kasih Bibi. Varun pasti akan melindunginya."

"Kalian jangan lupa untuk berkunjung kemari. Bibi pasti akan sangat merindukan kalian berdua."

"Baiklah Bibi, kami pamit." sebelum Varun dan Shraddha pergi, mereka menyempatkan diri untuk menyalami tangan Bibi Asmitha dan menyentuh kakinya untuk menerima berkat.

***

"Aarav." panggil Varun memanggil seorang pria yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berada. Pria yang tadi dipanggil dengan nama 'Aarav' langsung menolehkan pandangannya kearah Varun.

"Gue udah nunggu lo lama banget." ucap pria yang diketahui bernama Aarav tersebut.

"Tadi ada sedikit masalah."

"Apa wanita yang berjaket merah itu bersamamu?" tanya Aarav melihat seorang wanita cantik berdiri tepat di belakang Varun.

Varun mengangguk, mengiyakan ucapan Aarav tadi.

"Siapa dia?" Aarav bingung mengapa Varun tiba-tiba datang bersama seorang wanita. Seingatnya pria itu mengatakan ia pergi sendiri. Lalu sekarang ia datang bersama seorang wanita cantik. Aarav memfokuskan pandangannya menghadap kearah seorang wanita berjaket merah yang berdiri tepat dibelakang pria itu.

 Aarav memfokuskan pandangannya menghadap kearah seorang wanita berjaket merah yang berdiri tepat dibelakang pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu akan menyukai ini

          

"Dia Shraddha. Temanku." jawab Varun.

"Seleramu sepertinya masih sama." goda Aarav sambil melirik Kearah Varun.

"Dia temanku Aarav." balas Varun sambil tersenyum penuh arti kepada Aarav.

"Shraddha, perkenalkan ini sepupuku Aarav. Dia anak dari saudara Papaku." Varun mulai memperkenalkan Aarav kepada Shraddha ketika wanita itu sudah berada dihadapannya.

"Hai, Shraddha." ucap Shraddha sambil mengulurkan tangannya lalu tersenyum manis kearah Aarav. Tanpa menunggu lama, Aarav langsung menyambut tangan Shraddha.

"Aarav." balas Aarav sambil tersenyum kecil, lalu menarik kembali tangannya.

"Dia datang untuk menjemput kita." ujar Varun memberitahukan maksud dan tujuan Aarav kemari.

"Jika bukan Kakek yang menyuruhku untuk menjemputmu, aku tidak akan mau Varun. Lebih baik aku tidur."

"Hei ayolah Aarav. Mulutmu masih sangat manis ketika berbicara denganku."

"Thank you for complimenting. So please?" Varun mengangguk sambil melirik kearah Shraddha. Lalu Aarav berjalan terlebih dahulu, dengan Varun dan juga Shraddha yang mengikuti dari arah belakang.

 Lalu Aarav berjalan terlebih dahulu, dengan Varun dan juga Shraddha yang mengikuti dari arah belakang

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

***

"Kamu sementara akan tinggal denganku di Mansion ini. Mama dan Papaku akan datang besok." ucap Varun kepada Shraddha ketika Aarav baru saja sampai dihalaman Mansionnya.

"Aku bisa tinggal di hotel. Aku tidak ingin merepotkanmu." balas Shraddha.

"Kamu tidak merepotkanku sama sekali. Dan tenang saja, kita tidak berdua. Ada banyak maid yang bekerja didalam."

"Baiklah, jika kamu mengatakan seperti itu."

"Oh ya Run, Abhi sama Katrina akan datang kapan?" tanya Aarav.

"Sepertinya mereka akan sampai besok." jawab Varun. Aarav hanya mengangguk mengerti.

***

Shraddha baru saja terbangun dari tidurnya. Wanita itu bangkit, lalu mengikat asal rambut panjangnya. Mengucek pelan matanya, untuk memfokuskan pandangannya. Setelah itu, ia berjalan melangkahkan kakinya kearah kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan gosok gigi.

-
-
-
-
-
-
-

"Uhm permisi, apa kamu melihat Varun?" tanya Shraddha kepada seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

"Tuan Muda sedang pergi jogging pagi. Sebentar lagi Tuan pasti pulang. Apakah Nona membutuhkan sesuatu?" tanya Maid tersebut.

"Tidak, aku akan menunggunya saja. Terima kasih." Shraddha tersenyum, lalu melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga untuk melihat beberapa foto yang terpajang disana.

Shraddha melihat sebuah foto keluarga, yang mana disana ada Varun, Mamanya, dan juga Papanya. Ia mulai mengamati beberapa foto yang sangat menarik perhatiannya.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang