.
.
.
.
."Buku dan obat?"
Aku mengangguk kecil sebagai jawaban. Kalau kalian tanya aku dimana, maka aku akan menjawab bahwa aku berada disekolah tepatnya di dalam kelas bersama si manusia error, Dila.
"Apa hubungannya coba?"
Salah Ra, kamu memang salah sudah bercerita panjang lebar kepada Dila, seharusnya kamu langsung ke intinya saja. Sudah tau otak anak itu misterius, kadang error kadang on.
"Kalau aku tau, aku gak bakalan nanya kamu Dil,"
Nah gitu dong Ra, bicaranya santai saja gak usah ngegas. Percuma nge gas kalau ngomongnya sama Dila, soalnya anak itu bukannya merasa bersalah malah nyengir kayak kuda sebagai jawaban.
"Ceweknya unik ih. Pengen kenalan."
She is stupid. Beneran deh, aku tuh cerita karena butuh solusi bukan malah ikutan bodoh kayak dia. Sabar Ra, biasanya kan Dila dapat ide setelah otak errornya berfungsi. Kamu harus bersabar ok?
"Please serius dikit dong."
Aku lelah dong, masalah abang kayak rubik aja sulit terpecahkan. Padahal abang kan dekat ya, tapi rasa-rasanya sangat jauh dari jangkauan. Ibaratnya tuh abang langit dan aku dasar laut. Jauh banget sumpah.
"Opsi pertama dong. Tanyain sama bang Nata langsung, siapa sih cewek itu."
Aku gak yakin deh beneran. Mending aku bungkam saja, lagian nih ya kalau aku udah tau tuh cewek aku mau apa coba? Ngelarang abang deket cewek juga? Biar apa? Biar impas? Sorry to strawberry ya, aku bukan tipe pendendam yang nyalinya dikit kek tadi. Payah itu mah.
"Gak ah, nyerah aja. Lagian aku gak kepo-kepo amat. Cukup yang kemarin saja, ngeri liat abang marah."
Iya alasan lainnya, aku ngeri liat muka abang yang marah. Bener sih kata orang, kadang orang yang dulunya diam dan penyayang kalau sedang marah itu bakalan bikin terkejut. Karena marahnya lebih dari sekedar marah pada umumnya.
"Nah iya, masalah posesif abangmu saja belum kelar. Jangan nyari gara-gara lain."
Si eneng yang bicara enak banget ya ngomongnya. Padahal kan yang nyuruh kepoin tuh cewek kan dia? Malah yang disalahin aku. Kurang ajar emang tuh mulutnya.
Aku tidak membalas perkataannya dan memilih untuk diam, tanganku sibuk menscroll beranda WA, siapa tau kak Dafa udah balas chat aku kan.
Bicara soal kak Dafa, aku sudah minta maaf soal kemarin lusa. Kak Dafa memaklumi dong, dan sampai sekarang chat kami lancar-lancar saja.
Belum berani ketemu, kak Dafa juga belum ada tanda-tanda mau nyatain perasaannya. Kesel sih akunya, tapi aku sadar mungkin belum waktunya aja. Lagian kami masih butuh pendekatan.🌻🌻🌻
Votment
Gowa,16-10-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
24 Days ✅
Short Story==(SELESAI)== "Jika terlahir kembali, kau mau jadi apa?" "Em, Salju?" "Kenapa?" "Cantik! Kalau abang?" "Hujan." "Hah? Kenapa?" "Meski air hujan jatuh berkali-kali, tidak ada rasa sakit yang dirasakan. Lalu disaat Ia pergi, Ia berjanji akan kembali d...