Pergi-

2.2K 207 7
                                    

Closet duduk itu tertutup Eric duduk diatasnya. Air keran yang tak tertutup sempurna membuat irama merdu dari tetesannya pada lantai lumut apartment kumuh yang ditempatinya. Kondisi ini cukup mengerikan.

Dan merasakan tubuh yang mulai lunglai tapi menyeringai. Inilah saat-saat yang ditunggu, barangnya haram itu bekerja! Sensasi menggelitik di aliran nadi agak sedikit mengganggu tapi asyik. Matanya terpejam membuat delusi tercipta dengan sendirinya.

"Sunwoo! Aku terbang— bisakah kau kemari dan dekap aku ke dalam pelukmu?" teriaknya tak karuan.

Eric menunggu sekitar tujuh detik atau berapa pun itu tak tahu. Ia tak tahu menahu, jari jemari tangan yang ada tampak seperti ada dua puluh lima. Hehe Ia menyeringai, lagi.

Dahsyatnya bukan main, Eric puas akan diri sendiri yang telah menghisap barang ini. Ada candu layaknya seseorang yang sedang dimabuk asmara. Tapi kenyataannya dia sedang patah karena yang namanya cinta.

"Mengapa kau tidak menungguku supaya kita bisa terbang bersama—"

Eric jelas tidak pernah meragukan eksistensi Sunwoo dihidupnya. Hari hari yang dilewati bersama terlalu pahit jika ditinggalkan dibelakang tanpa berniat ada pengulangan seperti sedia kala.

Ada sesuatu yang tak henti-hentinya Eric kagumi dari Sunwoo bahwa laki laki itu memiliki pengetahuan yang sangat komprehensif membuat perspektifnya kepada Sunwoo kewalahan. Apapun topiknya akan di bahas sampai ke seluk-beluk titik terdasar. Degradasi, asimilasi, liberalisasi dan sebaginya yang mampu di tanggapi.

Di tengah tarikan napas, Eric berbisik. "Kelak, akankah kau masih bersamaku di kehidupan selanjutnya, Sunwoo?"

Hanya bergulir tawa miris dan rintihan kecil di balik tangis yang tertahan. Eric tidak sanggup lagi dengan keadaan.

Demi tuhan rasanya kepala Eric seperti bedebam keras dan akan pecah. Mengulang memori pahit Sunwoo yang bersimbah darah didepannya.

Dengan sekuat tenaga Eric melihat Tangannya masih dengan jari yang dua puluh lima. Hehe.

Kemudian memori terputar saat itu juga

Pada saat kejadiian, dimana atmosfer yang mengitari dirinya dan Sunwoo seakan meredup bak bintang-bintang di langit malam yang kehilangan cahaya. Nabastala sedang tidak memihak kepadanya.

Bahwa Sunwoo pergi untuk selamanya—

Dan Teriakan pilu terdengar. Rintihan kesakitan bahkan sudah berganti dengan sesaknya Nafas yang tertahan—

Age Of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang