Setelah riri selesai menyayikan lagunya, ia segera kembali duduk di bangkunya, hanya beberapa anak yang memberikannya tepuk tangan hanya temen temen yang dekat dengan nya aja.
"Ini makasi fin." Ucap riri mengembalikan gitarnya kepada refin.
"Iya, keren lo hebat banget." Puji refin dan dibalas senyuman manis dari riri.
Riri segera kembali duduk dibangkunya dan diberi senyum hangat oleh kerly, hingga setelah beberapa menit semua siswa sudah selesai dalam melakukan praktik ini.
"Baik anak anak, kalian semua hebat, saya akan mengkoreksi lagi, untuk siapa yang akan lolos dan ikut lomba antar sekolah, semangat ya semua, selamat pagi." Ucap pak guru tadi dan segera pergi meninggalkan kelas.
Seketika kelas yang mulanya sepi sskarang menjadi ramai bak pasar.
"Habis ini jam apa ya??." Tanya leo kepada brandon.
"Kimia." Ucap brandon.
"Yahhh pelajaran laknat lagi, males banget dahh, cabut yu." Ajak leo kepada brandon.
"Ngapain, lo mau goblok? Udah gabisa bukanya belajar malah mbobol." Cemoohnya.
Hingga suara ketukan sepatu hak tinggi yang nyaring terdengar memasuki ruang kelas ini, seluruh siswa yang ada didalamnya seketika kicep.
"Pagi anak anak, silahkan keluarkan buku kalian, dan saya akan menjelakan materi hari ini." Ucap guru itu tegas dan penuh wibawa.
Semua patuh dan pandangan mereka hanya kepada papan tulis yang berada didepan ruangan itu.
Setelah beberapa 2jam pelajaran akhirnya jam kimia selesai, mereka semua bernafas lega sekali.
"Kantin yuk bran." Ajak leo.
"Gua bawa bekal ni dari mamak, makan bareng yuk." Ajak brandon.
"Lah lah lah kuyy." Ucap leo semangat dan segera menyantap gudapan enak dari ibu bradon.
-
Refin berjalan santai setelah dari kantin, membawa jajan ringan dan susu dalam kemasan, ia tak sengaja melihat riri yang duduk sendiri dikursi dekat taman, ia pun berinisiatif untuk mengahampirinya."Hai ri!." Ucap refin yang mengakibatkan riri seketika melonjak kaget.
"Ohh hai fin, kenapa?." Tanya riri.
"Gapapa, lihat lo sendiri disini jadi iba gua, ni buat lo." Ucap refin sambil memberikan susu rasa taro kesukaanya kepada riri.
"Buat gua?."
"Ga buat nyiram bunga tu depan lo."
"Yahh mubazir dong."
"Ya ga lah, itu buat lo, buat minum."
"Makasii fin." Ucap riri dengan senyum mengebang, ia segera meneguk susu rasa taro tadi.
Riri memandang lapangan hijau dan luas di bawah dari atas mereka duduk ini, banyak siswa laki laki bermain bola dan sebagainya, cewek cewek dengan teman segerombolanya duduk gosip di pinggir lapangan dan sebagainya.
"Fin?." Panggil riri, yang refin balas dengan menaikan alisnya.
"Kenapa ga ngejauhin gua? Temen temen gua semua ngejauh, cuma beberapa aja yang stay sama gua, dan itu pun nasibnya semua sama, sial semua."
"Sedangkan lo, murid pintar, putih, ganteng paket komplit kok bisa bisanya temenan sama kita pembuat sial dan onar."
Refin benar benar terkejud dengan ungkapan riri
"Gua bener bener ga habis pikir sama lo, lo yang bisa aja nindas kita, bully kita juga, jadiin kita budak karna lo kesayangan guru juga bisa, dan lo ga lakuin, lo bisa cari alasan kalo ada orang yang ngelaporin."
"Walau cuma dengan embel embel 'dia duluan yang nyontek saya, masa saya mau nyontek dia' gitu aja lo udah lolos."
"Ya terus kenapa?"tanya refin, yang dibalas dengan angkatan bahu dari riri.
"Emang harus banget semua orang yang ada disini jahatin lo? Harus banget bulli lo? Harus ngagep lo remeh? Ga kan?."
"Lo juga manusia, lo juga harus dihargai, lo wanita mahkota lo jangan sampe jatuh di tanah."
"Tapi udah." Jawab riri dengan menatap refin, kemudian ia segera pergi dari pandagan refin.
Refin tertegun memandang punggung riri yang mejauh.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Semesta
Teen Fiction"Gua suka dan cinta sama riri itu urusan gua sendiri, bukan urusan riri yang harus repot repot ngebales perasaan gua." Ucap leo. - - Tunggu dulu tolong semenit aja, gua mau bilang selamat tinggal dan jumpa lagi. Langkahnya terhenti ketika melihat da...