Part 6

10.8K 522 3
                                    

Votenya jangan lupa 💕💕

" Katakan padaku, bagaimana kabar putraku hari ini." Ucap Arzachio merindukan Axton.

" Tuan muda baik-baik saja tuan. Selama seminggu ini semuanya berjalan dengan lancar. Wanita itu tak pernah menyakiti tuan muda, dan sepertinya dia sangat menyayangi tuan muda, tuan." Ucap anak buahnya membuat Arzachio menghembuskan nafasnya gusar.

" Baiklah dan tetap awasi terus perkembangan axton." Jawab

"Tuan, hari ini sepertinya mereka akan pergi berjalan-jalan. Apakah tuan berniat untuk menemui mereka tuan ?." Tanya sang anak buah hati-hati kepada Arzachio.

" Tetap saja awasi mereka." Ucap Arzachio tanpa berniat menjawab pertanyaan dari sang anak buah dan langsung mematika sambungan telphonenya.

" Baik tuan." Jawabnya.

" Papa merindukan kamu sayang, sangat merindukanmu."

°°°°°°

" Al, Aca jangan lari-lari nanti jatuh." Teriak Xena memperingati kedua bocah itu yang sama-sama memiliki sifat keras kepala.

" Iya ama."

" Iya aunty."

" Ya tuhan ada apa dengan kedua bocah ini, kenapa mereka sangat menyebalkan." Curhat Xena kesal menatap ke arah bocah-bocah yang sibuk berlarian dan tidak mendengar apa yang barusan telah dirinya katakan.

" Ada yang ingin aku bicarakan padamu." Ujar seorang pria tiba-tiba dengan nada dingin yang tak lain adalah Arzachio yang kini tengah berada di satu taman yang sama dengan sang putra akibat informasi yang sudah diberikan oleh sang anak buah.

" APA LAGI YANG INGIN KAU BICARAKAN HA. BELUM CUKUPKAU MEMBENTAK PUTRA KU HINGGA DIA NEKAT BERLARI KELUAR DARI DALAM MOBIL MU." Ucap Xena murka dan berteriak tepat di hadapan Arzachio.

" Shit, apa kau tidak bisa diam. Lihat sekarang kita jadi pusat perhatian." Ucap Arzachio melihat semua orang yang berada di taman kini tengah menatap ke arah mereka.

" Hmm." Jawab Xena acuh dan kembali duduk di salah satu bangku taman yang bersedia disana.

" Apakah putra ku bahagia bersamamu." Tanya Arzachio memecah kesunyian di antara mereka.

" Ya, seperti yang kau lihat. Bukankah dia terlihat bahagia bahkan samgat bahagia." Ucap Xena membuat Arzachio langsung terdiam.

" Dari pada dia harus bersama mu yang terus menerus kau bentak lebih baik dia bersama ku. Dia terlihat bahagia dan juga sangat ceria. Dimana ibunya ?? Kenapa kau memisahkan dia dari ibunya apa kau tahu bah---." Ucap Xena terhenti dengan perkataan yang Arzachio langsung ucapkan.

" Dia bukan putra kandung ku, dia putra angkat ku. Aku menemukan dia di markas ku dan tak sengaja aku mengangkat dirinya sebagai putra angkat ku." Ucap Arzachio membuat Xena langsung terdiam.

" KAU BERCANDAKAN." Jawab Xena terkekeh sinis.

" Aku tidak peduli dengan pendapat mu yang ingin ku ketahui bahwa apakah putra ku baik-baik saja atau tidak. Tidak lebih atau kurang. Jawab Arzachio tegas.

Mendengar penuturan dari yang Arzachio sampaikan membuat Xena menyerngitkan dahinya bingung dan juga menatap Arzachio dengan pandangan seolah tak percaya. Dirinya benar-benar tidak mampu berkata-kata atau pun mengeluarkan sepatah kata atau suara dari bibir manisnya. Dirinya benar-benar tidak percaya ada orang tua yang tega menelantarkan bocah manis dan sangat tampan seperti baby Al. Mereka benar-benar orang tua yang tidak punya otak, kemana akal mereka saat mereka membuangnya !!. Apakah hati nurani mereka masih berfungsi sebagai orang tua atau tidak ??. Binatang saja bahkan rela mengorbankan nyawanya demi anak kandungnya dan mereka, ck. Pemikiran mereka dangkal sangat dangkal ternyata.

          

" Apakah kau sangat menyayanginya ?." Hanya kata itu yang mampu Xena ucapkan.

" Ya, aku sangat menyayanginya bahkan lebih." Jawab Arzachio langsung menoleh ke arah Xena.

" Lalu kenapa kau tidak menjemputnya dari ku. Kenapa kau membiarkannya bersama ku seminggu ini." Ucap Xena menatap Arzachio meminta jawaban.

" Kau tidak perlu tahu alasan ku nona Xena." Ucap Arzachio sinis.

" HEY KAU." Tunjuk Xena marah mendengar apa yang pria setan ini barusan katakan

" Hey tuan Setan kau itu benar-benar tidak tahu diri ternyata. Kau pikir kau terlihat keren dengan gaya bicara yang kau katakan, bukannya keren kau malah terlihat sangat sangat menjijikkan." Lihatnya jijik dan mendengus kasar.

" Hey kau berani sekali kau memanggilku tuan Setan, jika aku Setan lalu kau apa, malaikat begitu !! Cih."

" Tentu saja aku yang telah menyelamatkan putra mu seharusnya memang itu sebutan yang pantas untukku, bukankah begitu ?." Ucap Xeba manis.

" Salah, kau sama sekali tidak pantas di panggil nona malaikat tetapi nona Setan. Kenapa begitu !! Karena kau selalu memancing sifat setanku keluar maka kau harus disebut juga nona setan. Bukankah bagus jika au memanggil dirimu nona setan dan kau balas memanggilku tuan setan. Dimana ada nona setan seharusnya tuan setan juga ada disana." Ucap pria itu tersenyum miring ke arah Xena.

" TERSERAH AKU TAK PEDULI."

" Baiklah kalau begitu aku akan pergi dari sini nona Setan tapi satu hal yang harus kau tahu bahwa aku akan selalu memantaumu dari jauh. Dan jangan coba-coba untuk kau menyakiti putraku jika kau tak ingin mati di tanganku."

Mendengar penuturan Arzachio membuat Xena memutar bola matanya malas " Bang situ ngomong gak capek wajahnya kayak gitu, bukan keren tapi anjing."

" Kau kira aku sedang bermain-main nona setan." Arzachio menjawab jengah dan tangan terkepal kuat.

" Sejak kapan main-main pakai mulut, kalau dimana-mana main-main itu pakai tangan." Ucap Xena asal.

" Dasar gadis bodoh." Ucap batin Arzachio menatap wanita itu malas dan juga datar.

" Jadi kau mau aku main-main pakai tangan, boleh !!. Katakan dimana tempat yang ingin kamu tuju rumah sakit atau langsung ke pemakaman." Jawab Arzachio memperingati.

Sedangkan Xena yang saat ini masih pada jaringan lolanya langsung menatap Arzachio polos " Kita mau main apa sih kok pilihannya ngeri-ngeri. Aku masih belum mau mati ".

" Terserah lo lah gue pasrah, gue pamit yang jelas jaga putra gue baik-baik." Ucap Arzachio pasrah dan bergegas pergi meninggalkan taman tersebut dengan wajah lelahnya.

" Hey tuan setan jawab dulu pertanyaan saya kok pilihannya ngeri-ngeri sih. Kita mau main apa sebenarnya." Cegah Xena sambil menahan lengan Arzachio membuat langkahnya terhenti.

Mersakan ada yang menyentuh lengannya membuat tubuh Arzachio langsung menegang dan memutar tubuhnya kebelakang untuk melihat siapa yang telah menyentuh lengannya. " Apa ya---." Ucapnya terpotong dengan menatap wajah lugu anaknya.

" Apa gak kangen Al agi ya, kok Al gak pelnah apa jemput agi cih." Ucap bocah yang memegan lengan Arzachio dengan bibir mengerucut.

" Hai sayang kamu baik-baik aja kan. Papa rindu sangat sangat sama kamu Axton, anak kesayangan papa." Ucapnya berjongkok dan memeluk bocah itu.

" Al uga kangen cekali ama apa, lindu." Jawabnya dan membalas pelukan ayahnya.

Mendengar penuturan sang anak membuat Arzachio diliputi rasa haru dan kedua mata yang berkaca-kaca bahagai. " Papa rindu sama Axton, rindu." Ucapnya kembali memeluk tubuh sang bocah.

" Apa kalau lindu kok ndak mau emput aku ama ama. Apa ndak lindu uga ama ama. Ama baik apa, dia cayang ama Al cayang cekali. Tiap hali Al dengelin celita dali ama dan am andak pelnah malah ama Al. Dia cayang cekali ama Al tayak apa cayang ama Al." Ucapnya bercerita kepada Arzachio yang kini menatap ke arah Xena dengan pandangan yang sangat sulit diartikan.

" Apa." Panggilnya lembut menyadarkan Arzachio dari lamunannya.

" Tapan apa emput Al ama ama ulang ke lumah. Al lindu ama uni cama bobo." Ucapnya manja mengatakan nama kelinci kesayangannya yang satu bernama nuni dan yang satu lagi bernama bobi. Mereka adalah kelinci kesayangan Axton, yang memiliki bulu berwarna putih adalah nuni dan berwarna abu-abu putih.

" Nanti ya sayang kita bicarakan lagi sama mama. Saat ini papa sedang sibuk jadi papa belum bisa jemput kamu. Tapi kalau urusan pekerjaan papa udah selesai pasti papa bakalan jemput kamu." Ucapnya berusaha membujuk sang putra.

" Tan cuma Al aja apa, ama uga itut ya. Al mau idur ama apa ama ama, boleh ya apa." Ucapnya penuh harap.

" Iya sayang boleh kalau begitu papa pergi dulu ya, dadah sayang. Jangan nakal dan dengerin ucapan mama kamu ya." Ucapnya lembut dan pamit kepada sang anak.

" Iya apa atu janji, plomise." Ucapnya mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking sang ayah.

" Dadah apa." Teriak Axton sambil melambaikan tangannya saat melihat Arzachio pergi menjauh dari dirinya.

See you next chapter 😘😘

Votenya aku tunggu ya 🤗🤗🤗

Mr. Morales and Momy for Baby Where stories live. Discover now