Bagian 3

20 1 0
                                    

"Tentang rindu yang masih saja sering datang mengganggu. Entah datang dengan maksud apa dan tertuju untuk siapa. Rindu yang kemudian menguak kisah sendu yang seharusnya tidak lagi bertamu. Tentang rasa yang masih saja tetap abu abu."

.
.
.

"Wah gila lo bro, cewek adem kek Senja aja masih lo jutekin. Ada yang ga beres gue rasa sama diri lo." Kata Tomi dengan gaya tengilnya.

"Andaikan tadi gue yang nangkep Senja, ga bakalan deh gue lepasin ampe bel pulang sekolah juga." celetuk Andri berandai andai.

"Yee somplak bisaan lu." Tomi menoyor kepala Andri

Andri mengernyit kesakitan, "Lagian lo kaya gak tau Kala aja Tom."

"Yaelah Ndri siapa tahu udah berubah, kan gak selamanya dia begini terus. Terjebak di masa lalu yang ngerugiin dirinya sendiri."

Kala meyela, "kalo bahasan lo berdua tentang cewe lebih baik diem deh, atau paling ga jangan di depan gue."

"Semua orang punya hak berbicara dan perpendapat kali." Senja kembali dari toilet, langsung duduk di bangkunya.

"Bukan urusan lo." Jawab Kala ketus.

"Baru aja tadi pelukan masa udah adu mulut lagi." Tara meledek. Diikuti tawa dari Andri dan Tomi.

Senja mengomel, "harus banget ya Tar kita duduk disini?."

"Harus banget ya lo pindah ke sekolah ini?!." Balas Kala dengan ketus.

"Udah udah astaga kalian berdua, bukan nya kenalan kek apa kek malah berantem aja." Tara menengahi

Senja dan Kala sontak mejawab kompak, "ogah!!"

...

Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar sekolah untuk pulang. Ada juga beberapa anak yang masih stay disekolahan, entah hanya untuk duduk duduk sebentar di kelas, menyelesaikan tugas kelompok disekolah, anak anak eksul yang super betah dan menjadikan sekolah sebagai rumah kedua atau sekedar menghabiskan sisa uang saku di kantin.

"Senja gue dulaan yah jemputan udah dateng tuh. Lo dijempt juga kan atau mau bareng gue sekalian?"

"Iya Tar gue dijemput nyokap, gapapa lo duluan aja."

"Oke deh, gue udah save nomer lo nanti kita kontekan ya. Dada Senjaaa..."

"Oke Tar! hati hati."

Senja mengambil handphone yang bergetar di sakunya, panggilan masuk dari Ibunya.

"Hallo ma, mama udah di jalan atau masih di toko?"

"Hallo Ja, iya mama masih di toko ini ada beberapa pesanan yang perlu mama selesaikan sekarang. Kamu tunggu di sekolahan dulu gapapa ya, mama ga lama kok."

"Iya ma gapapa, di selesaikan aja dulu pekerjaa mama. Eh apa Senja ga naik angkutan umum aja atau ojeg gitu ma, pasti ada disekitar sekolah."

"Jangan sayang nanti secepatnya mama jemput kamu aja, ini hari pertama kamu disekolah, pasti kan belum terlalu hapal jalan apa lagi naik naik gitu sama orang asing."

"Oke oke ma Senja ikutin kata mama, kebiasaan deh mama kalo udah khawarir berlebihan. Aku nunggu di sekolah ya ma. Byee..."

Senja memperhatikan sekeliling yang sudah mulai sepi. Sembari menunggu ibunya menjemput, dia memutuskan masuk kembali ke sekolah, mencari perpustakaan sekolah siapa tau ada novel novel yang menarik dan bisa dia pinjam untuk dibaca dirumah jika sedang bosan.
Ia juga punya banyak novel yang dipajang pada salah satu rak disudut kamar, ditata rapi bak toko buku. Masih ada murid organisasi yang sedang beraktifitas, di lapangan juga terdapat beberapa murid bermain basket.

Been a WhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang