R~|21|🍁

628 79 7
                                    








Tepat hari ini Digo sudah di izinkan pulang, meskipun keadaanya belum sepenuhnya sembuh tapi tetap harus menjalani pengobatan yang rutin. Hidup Digo kini kembali cerah karena keluarganya telah kembali kepadanya, walaupun salah satu anak nya yang mungkin masih membenci dirinya yang bahkan dirinya tidak tau apa penyebab kebencian anak nya dan bahkan dirinya merasa tidak memiliki kesalahan apapun kepada sang Anak.

Digo tetap bersyukur atas apa yang telah terjadi dihidupnya yang sekarang. Istri dan anak nya telah kembali kepadanya biarlah anak nya yang satu membenci dirinya tetapi percayalah Digo tidak sama sekali menaruh benci terhadap anak nya tidak sedikitpun. Dirinya sudah memaafkan Istrinya Sisi, meskipun luka dalam hati nya masih membekas, luka tetaplah luka yang mungkin akan sulit hilang dalam hati nya atas apa yang dilakukan Istri nya dulu.

Perlahan tapi pasti Digo membuka hati nya yang telah terluka untuk Istri dan anak nya. Berusaha memaafkan apa yang telah terjadi, meskipun sikap Digo sedikit berubah dengan bersikap sedikit dingin dan tegas.

"Kamu senangkan kalau hari ini Kamu bisa kembali pulang ke Rumah Kita??." Tanya Sisi seraya membantu Digo memakai kan sweater nya.

Digo menganggukkan kepalanya." Terima kasih karena membantu Aku untuk keluar dari Rumah Sakit." Balas Digo yang sudah selesai memakai sweater nya.

Sisi menatap Digo sendu, selalu saja Digo berhasil membuat dirinya kembali diserang rasa bersalah dan penyesalannya." Kamu kok ngomongnya gitu?? Kamu gak perlu berterima kasih sama Aku, Istri kamu." Ucap Sisi memegang kedua tangan Digo yang posisi nya duduk saling berhadapan di ranjang persakitannya.

"Aku takut dianggap gak tau diri dan tak berguna, karena itu aku minta keluar dari Rumah sakit ini buat mencari donor mata untuk Zidan Putra kita-ah maksudnya Kamu." Balas Digo melepaskan kedua tangannya dari Sisi.

Dan berhasil, Digo berhasil membuat hati Sisi tak berbentuk lagi. Sakit sangat sakit ketika mendengar Digo berbicara tentang kesalahannya selama ini. Runtuh sudah pertahanan Sisi, Air mata nya berhasil lolos yang sejak tadi dirinya tahan.

"Mas--." Ucapan Sisi terhenti karena dirinya tak kuasa menahan sesak Didadanya. Dengan bersamaan Kiya masuk ke ruangan kamar Digo.

"Papa...Kiya senang hari ini Papa kembali pulang." Seru Kiya berjalan mendekati Digo.

Digo tersenyum tipis." Papa juga senang karena kalian juga kembali sama Papa." Balas Digo yang berhasil membuat Kiya bungkam menundukan kepalanyn dan Sisi memandang arah Lain dengan air mata yang mentes sesekali menghapusnya.

Keadaan hening sesaat hingga Digo kembali membuka suara memecahkan keheningan yang terjadi karenanya.

"Ayoo..tunggu apa lagi? Aku sudah tidak sabar ingin pulang ke Rumah Zidan." Ucapnya yang beranjak dari Ranjangnya.

Sisi yang melihat kearah lain seketika menoleh melihat Digo dengan sisa air mata di Pipi nya ketika merasakan pergerakan Digo yang ingin beranjak dan sedikit tidak terima ucapan Digo yang terakhir.

" itu Rumah Kamu...Rumah kita Mas..tolong jangan seperti ini hiks." Balas Sisi serak seraya memapa Digo untuk duduk di kursi Roda.

Digo diam tak membalas ucapan Sisi lagi. Setelah dirinya sudah duduk di kursi Roda nya dirinya segera menjalankannya sendiri.

"Mas!tunggu dulu..biar Aku saja yang mendorongnya." Seru Sisi menghentikan Digo.

"Aku tidak ingin merepotkan kalian lagi..jika mendorong kursi Roda saja aku masih mampu sendiri." Ucap Digo menolehkan kepalanya kesamping karena berbicara pada Sisi yang berada Dibelakangnya.

🍁RINDU🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang