Berhari-hari setelah suksesnya konten 'Makan Murah di Sate Ayam Madura Pak Mamat' sukses. Bams Cs mulai mencari ide lain yang bisa membuat kontennya kembali gempar. Meskipun tidak sampai viral, tapi setidaknya mencapai viewer jutaan.
"Jadi, apa rencana selanjutnya?" tanya Bams di sela-sela makannya.
"Rencana apa?" tanya Sam bingung.
Bams memutar kedua bolah mata malas. Sebenarnya dia enggan menjelaskan lagi, tapi tetap saja pada akhirnya dia harus mengalah untuk mengulang lagi percakapan mereka tempo hari.
"Nasi pecel Dek Nadinnn!!" teriak Dul antusias sampai saking antusiasnya butiran nasi yang ada di mulutnya melayang ke wajah Bams dan Sam. Sontak saja membuat keduanya langsung menggeplak kepala Dul.
"An—"
"Eit, pasti mau bilang anjay," tebak Sam.
"Bukan!"
"An ... jir?" kali ini Bams yang berucap.
"BUKAN!"
Sam dan Bams berpandangan lalu kompak berujar, "Anjing?"
"Astagfirullah. Inget! Kita hidup dalam dunia pernovelan. Jika tutur katamu saja seperti ini, bagaimana novel kita bisa dilirik sama penerbit," jelas Dul dengan kepala geleng-geleng tak habis pikir. Kemudian berdiri dari duduknya dan pergi ke dapur.
Karena tidak memperhatikan jalannya, Dul tersandung pintu dapur yang ternyata tertutup. "Anjing! Babi gurita itemmmmm ... sakit!" teriak Dul menggelegar.
Sam dan Bams salimg berpandangan dengan raut muka yang sulit dijelaskan. Intinya mereka bingung.
*
Bams berdiri di depan sebuah rumah yang cukup bagus dengan bunga mawar warna warni menghiasi depan rumahnya dengan sedikit gugup. Tangannya terulur untuk mengetuk pintu, ada rasa was-was di sana. Karena menurut kabar yang beredar, lebih tepatnya kedua sohibnya. Pemilik utama dari nasi pecel itu garang.
Clek!
Terdengar suara knop pintu diputar. Bams menelan ludahnya dengan susah payah bertepatan dengan seseorang keluar dari balik pintu. Bams terdiam terpaku.
8 jam sebelum kejadian ....
Setelah melewati musyawarah yang hanyan dihadiri tiga orang manusia super luar biasa yang biasa dipanggil Sam, Bams, dan Dul. Akhirnya kesepakatan mutlak berhasil dicetuskan. Mengenai siapa yang akan meminta izin kepada pemilik nasi pecel yang akan mereka jadikan konten. Maka terpilihlah Bams. Dengan alasan Sam belum membayar uang makan kemarin siang karena telat ke kampus. Dul, takut salah ngomong terus gagal jadi suami dek Nadin.
"Jadi, ada apa, ya?" tanya Nadin menyadarkan Bams dari lamunanya.
Bams berdeham sejenak untuk mengembalikan kesadarannya. Ada niat iseng terbesit dalam benaknya untuk membuatnya murka, karena nyatanya yang menemuinya Nadin bukan bapaknya.
"Kok malah ketawa?" bingung Nadin meliahat Bams yang malah cengar cengir.
Sadar akan tingkahnya, Bams kembali berdeham. Kemudian dengan gaya sok coolnya dia mulai menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke sana.
"Oh, sepertinya menarik."
"Jadi, gimana?"
"Boleh aja, sih. Kapan?"
Bams berbinar mendengarnya. Dengan mulut yang asal nyeplos dia langsung menjawab, "Besok."
"Mau jam berapa?"
"Paling ramai jam berapa?"
"Biasanya, sih, dari jam enam sampai sembilan pagi," jawab Nadin.
"Oke, kita besok datang jam lima."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Genk | Triple-ABS
Teen FictionTiga mahasiswa yang tingkahnya diatas abnormal. Yang kemana-mana selalu bersama, berbagi dalam suka duka, bercanda tawa itu membuat sekitar selalu merasa terhibur tapi tak jarang ada yang gemas dengan tingkahnya. Yang paling lucu, mereka ini pernah...