Jalan ke Pantai? #8

602 70 68
                                    

"Gue memang bilang kalau tali ini ga bisa dipotong pakai Gunting, tapi bukan berarti Lo ga bisa pakai alat lain ya ka! Lo masih bisa pakai pisau atau apa kek gitu" ujar Cilla saat melihat alat yang dibawa oleh Bryan

"GAK HARUS GERGAJI MESIN JUGA!" ucap Cilla dan Thiara secara berbarengan membuat Bryan terkejut

"Santai dulu santai, Ya bisa sih pakai alat lain, Tapi gue nemu nya ini. Mau gimana lagi?" ucap Bryan membuat Thiara dan Cilla sangat kesal

"Kalau lo pakai gergaji mesin, Bisa bisa pintunya ikut rusak juga!" Geram Thiara

"Guys, Cepetan dong! Didalem pengap banget. Gue ga kuat, Dada gue sesak" lirih Anin dari dalam, Sepertinya tubuh Anin mulai lemas karna sudah terlalu lama terjebak di dalam sana, ditambah hari semakin sore dan langit semakin gelap, membuat suasana disana jadi dingin

"Iya sebentar Nin," Bryan yang mendengar itu, Langsung menyalakan gergaji mesin yang ada ditangan nya lalu dengan perlahan, mengarahkan Gergaji itu ke Tali yang terikat di pintu

"beneran pakai gergaji mesin?" ujar Thiara, dibalas anggukan oleh Cilla

"Mau gimana lagi? adanya ini, Kalau cari lagi lama, Kasihan Anin udah sesak gitu" sahut Bryan yang sedang fokus agar dia bisa memotong tali itu tanpa harus membuat pintu nya rusak, Sedangkan Cilla dan Thiara hanya diam dengan perasaan campur aduk, di satu sisi kasihan dengan Anin dan di sisi lain takut pintu nya rusak.

Namun sepertinya, keberuntungan sedang berpihak kepada Bryan. Bryan berhasil memotong tali itu sampai putus tanpa merusak pintu sedikit pun. melihat Bryan berhasil, membuat Cilla dan Thiara menghela nafas lega.
Satu pintu aja harganya bisa ratusan ribu, Kalau sampai rusak kan sayang uang nya, mending buat shopping di mall, iya kan?

Pintu dibuka, Anin yang masih shock reflek memeluk Bryan yang berdiri di hadapannya sambil menangis.
Pelukan secara tiba tiba dari Anin membuat Bryan kaget dan nyaris terjatuh, syukurnya dia berhasil menjaga keseimbangan tubuhnya.

Melihat kondisi Anin yang seperti itu membuat Bryan merasa kasihan, Bryan pun membalas pelukan Anin lalu mengelus-elus punggung Anin agar dia bisa lebih tenang. Sedangkan, Cilla dan Thiara hanya menonton dan menjadi nyamuk diantara mereka.

"Nasib jadi jomblo ya Cil" bisik Thiara lalu dibalas anggukan oleh  Cilla

Bryan melepas pelukan Lalu beralih memegang kedua tangan anin.  "Hey! Tenang ya, Sekarang mau langsung pulang atau mau jalan jalan dulu?" ajak Bryan sambil menatap Anin

"T-tapi ini udah mau malam ka, Eumm, gimana kalau besok pagi aja?" balas Anin

"sekolah kamu gimana?" Tanya Bryan

"Kebetulan sekolah aku libur dua hari karena guru guru mau kondangan ke Bandung" ujar anin

"Yaudah Besok kita ke pantai aja ya?, Nanti aku jem-" ucap Bryan namun terpotong

"Gue mau Ikutt!" pinta Thiara

"Gue juga!" sahut Cilla

"Gak! lo berdua ganggu" Ujar Bryan

"loh kok gitu? mau ikut pokonya" bantah Thiara

"heh! gue maunya sa-" ucap Bryan namun kembali dipotong kesekian kalinya,

sabar yan, batin bryan

"udah, gak usah ribut! Thiara, Cilla, kalau kalian mau ke Pantai, Mending kapan kapan aja kita kesana bertiga, Biar lebih enak juga kan" ucap Anin memotong Ucapan Bryan
"Lagipula kalian gak ada yang bisa kendarain mobil atau motor, Ga enak juga kalau ka Bryan harus jemput kalian satu satu" lanjut Anin, mendengar perkataan anin membuat Bryan senyum penuh kemenangan, sedangkan Thiara dan Cilla hanya bisa pasrah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

- | uncontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang