02 | Sarcástico

935 98 30
                                    

Aku milih negara yang pengen banget ku kunjungi jadi latar cerita ini _

Lima belas hari berlalu begitu saja.

Dalam waktu itu, Namjoon berusaha untuk melupakan segalanya. Melupakan segala sesuatu dari seorang wanita bernama Kim Soeun. Namun sialnya, semakin ia mencoba melupakan dan berhenti memikirkan bayangan wanita itu, semakin membabi buta pula sosok Soeun yang manis memenuhi kepalanya. Sosok itu menghantui mimpinya.

Selama seminggu lebih itu pula, Namjoon yang awalnya memiliki gangguan tidur yang menyesakkan kini semakin parah akan datangnya bayangan wanita bermata cokelat yang indah itu.

Ada apa dengannya? Wanita itu memiliki racun yang mematikan. Namjoon merasa pening. Tidurnya tidak teratur beberapa hari ini, ia sering melamun dan hal itu selalu memicu munculnya sosok Soeun di dalam pikirannya—lagi.

Ia kesulitan untuk tidur karena terus mengingat kalimat terakhir yang diucapkan Soeun. Sebuah kalimat perpisahan yang begitu memilukan.

"Aku harus bertemu dengan tunanganku."

Fvck! Siapa pria yang sangat beruntung—keparat, yang sudah menjadi tunangan Kim Soeun-nya.

Yah, Soeun-nya, miliknya.

Namjoon akan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan dengan mudah. Hal itu juga akan berlaku pada Soeun.

Namjoon menginginkan wanita itu. Ia belum pernah seagresif ini untuk memiliki sebelum ia bertemu wanita itu. Namjoon sama sekali tidak mempercayai perkataan orang-orang dengan 'cinta pandangan pertama.'

Bagaimanapun caranya, pertunangan dan pernikahannya tidak boleh terjadi. Pertunangan sialan itu harus dibatalkan.

Tangan kiri Namjoon mengepal.

Berpikir! Berpikir!

Namjoon berusaha berpikir.

Ia harus membatalkan pertunangan wanita itu, oh atau perlu dia akan menghancurkannya lalu membawa Soeun pergi menjauh untuk ia miliki seorang diri.

Namjoon menyisir rambut mullet blondenya frustasi. Ia sedang duduk bersantai diatas kursi kerjanya di ruang kerja di mansionnya.

Sekarang malam menunjukan tepat pukul satu pagi dan Namjoon memutuskan untuk memanjakan lidahnya dengan rasa pahit bercampur manis dari red wine di tangannya.

Malam ini ia kembali dihantam oleh bayangan Soeun. Hal itulah yang menjadi pemicu dari terjaganya Namjoon dilarut malam ini. Ruangan dengan cahaya lampu yang minim menjadi gambaran kegundahan hati seorang Kim Namjoon sekarang. Sudah sangat lama dan baru kali pertama ini ia merasa tidak benar-benar hidup—setelah dua tahun yang lalu.

Namjoon menatap red wine yang ia goyang-goyangkan pelan di genggamannya, meneguknya dalam sekali telan hingga tandas lalu Namjoon membanting dudukan gelas kecil itu diatas permukaan meja kerjanya.

Tatapannya teralih, Namjoon meraih ponsel hitam miliknya yang tergeletak disisi kiri meja. Ia mulai mencari kontak seseorang lalu meneleponnya.

Snazzy, Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang