[8] Hukuman

80 5 0
                                    

Happy Reading💙
^^^


Seorang gadis tak henti-hentinya menggerutu, tampaknya gadis itu sedang kesal. Lelaki yang berjarak tak jauh darinya sampai muak dengan celotehan gadis tersebut. Telinganya terasa panas. Dipikir dia saja yang kesal?

"Dasar cowok gaguna!!! Gara-gara lo gue harus repot-repot bersihin gudang," omel Zeline. Sungguh sial nasibnya. Sudah disiram, dihukum pula.

Memang benar, setelah diceramahi di ruang guru, Zeline dan Alric dihukum membersihkan gudang. Untung saja Zeline menyimpan seragam cadangan di loker, jadi sebelum mengerjakan hukuman Zeline menyempatkan diri bertukar seragam.

Soal Alric, kenapa dia juga dihukum? Ternyata, tempo hari papanya menghubungi pihak sekolah agar Alric tidak diberi kebebasan lagi. Karena semakin lama Alric semakin menjadi, masuk pelajaran saja hanya beberapa kali.

"Lo pikir gue mau kayak gini? Hancur reputasi gue sebagai ketua Liderazgo, masa iya bersihin gudang, sama mak lampir lagi," balas Alric kesal sambil membersihkan jendela dengan asal-asalan. Baginya yang penting mengerjakan, soal bersih tidaknya urusan belakangan.

"Enak aja nyebut gue mak Lampir, lo tuh yang mirip genderuwo," balas Zeline sengit. Dia sedang sibuk menyapu lantai.

"Hehh!! Lo buta ya? Ganteng gini dibilang genderuwo?," protes Alric.

"Bodo!"

"Lagian tuh guru kurang kerjaan amat, udah jelas gudang tempat penyimpanan barang bekas, buat apa coba dibersihin? Toh, ujung-ujungnya juga bakalan kotor lagi," lanjut Zeline entah pada siapa.

"Ngak usah bacot, kerjain aja tugas lo, ingat sampai bersih," perintah Alric. Padahal kerjaannya sendiri tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Zeline hanya memutar bola matanya malas. Gadis itu mengganti sapu dengan kemoceng, karena lantai yang ia sapu telah bersih. Lalu, mulai membersihkan debu-debu yang menempel pada meja dan kursi.

Zeline menghela nafas lega saat hukumannya selesai. Dengan pandangan lurus, Zeline menyampirkan tangannya ke meja yang berada disampingnya. Alisnya tertaut saat tangannya menyentuh sesuatu yang aneh dan menggelikan. Zeline menoleh ke samping.

"AAAAAAAAAA," pekik Zeline histeris saat melihat hewan putih bertubuh mungil.

Reflex Zeline berlari ke Arah Alric dan memeluknya dari belakang. Alric yang diperlakukan seperti itu tentu terkejut, ini pertama kalinya seorang gadis berani memeluknya. Memang banyak perempuan yang mengidolakannya, tapi Alric tidak pernah membiarkan satu orang gadis pun memasuki kehidupannya.

"Ap-"

"Ada tikuss!!," potong Zeline. Alric mengalihkan pandangannya dan melihat seekor tikus diatas meja. Alric mengambil kemoceng yang masih berada di genggaman Zeline, lalu melemparkannya ke arah tikus tersebut, alhasil tikus itu kabur entah kemana.

"Tikusnya udah ilang," ujar Alric sambil menepuk tangan Zeline yang masih melilit pinggangnya, sebuah kode agar Zeline melepaskannya. Karena masih syok, Zeline hanya diam karena tidak memahami kode tersebut.

"Ck, lo modus ya?" sentak Alric kesal yang membuat Zeline tersadar ke dunia nyata.

Zeline terkejut saat menyadari dirinya tengah memeluk Alric. Sangking terkejutnya, Zeline sampai mendorong tubuh Alric.

Bukk

"Aws," ringis Alric saat keningnya mencium lantai. Sepertinya dorongan Zeline cukup kuat.

Zeline membekap mulutnya, sepertinya bom atom akan meledak sebentar lagi. Ia mulai mengambil ancang-ancang untuk kabur.

1

ALRIZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang