08 (M)

4.6K 373 34
                                    

"Lihat, Heechul ahjussi menggila dia memasak begitu banyak kue untuk sarapan". Johnny mengoleskan mentega lembut ke permukaan muffin panas membuatnya meleleh dan berkilauan dengan aroma manis yang harum ke seluruh penjuru dapur.

Heechul yang sedang mengaduk sesuatu di dalam panci hanya tersenyum mencela dan melanjutkan kegiatan memasaknya. Mereka sarapan di dapur yang menghadap ke timur, tempat sinar matahari pagi langsung masuk dan menghangatkan mereka. Menu sarapan mereka luar biasa. Muffin madu, biskuit kacang dan kelapa, nasi, sup, kimchi serta bulgogi yang baru saja matang.

Memang benar kata Johnny, Heechul menggila dalam memasak. Sepertinya dia terlalu senang karena tuannya datang dan akhirnya ada yang bisa dia buatkan masakan istimewa.

Pagi ini seindah pagi-pagi yang lain. Ten sampai tidak sadar bahwa mereka sudah melewatkan beberapa hari di pulau indah ini. Berbulan madu, begitu kata orang-orang. Dan memang itulah yang terjadi. Mereka sungguh bersenang- senang sepanjang hari, makan, mengobrol, membaca, bercanda, dan bercinta dengan begitu panas di malam harinya.

Pipi Ten memerah, mengingat malam-malam panas mereka. Johnny benar-benar sangat bergairah. Di pagi hari, saat mereka sudah bercinta semalaman pria itu masih bangun dengan kejantanan mengeras dan mereka bercinta lagi. Seperti kata Johnny kepadanya dulu, pria itu memang selalu bergairah kepadanya.

"Heechul ahjussi tampaknya sedang memasak besar hari ini". Ten berbisik pelan sambil melirik ke arah Heechul yang tampak sibuk.

Johnny tersenyum simpul. "Memang, aku memintanya untuk menyiapkan makanan kita untuk seharian".

"Seharian?". Ten mengernyit. Heechul biasanya selalu ada setiap saat di rumah ini. Begitu juga dengan para pelayan lainnya. Mereka selalu ada untuk mempersiapkan seluruh kebutuhan mereka, setiap saat.

"Aku meliburkan semua pelayan mulai nanti siang sampai besok pagi mereka baru kembali. Heechul ahjussi juga. Karena itu Heechul ahjussi memasakkan kita makan siang dan makan malam untuk dihangatkan nanti malam".

"Kenapa kau meliburkan semua pelayan?".

Johnny tersenyum nakal, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Ten dan berbisik menggoda. "Karena aku ingin hari ini kita di rumah seharian, hanya berdua".

Pipi Ten memerah. Apa sebenarnya yang direncanakan oleh Johnny?

.

Rumah benar-benar benar sepi ketika para pelayan tidak ada di rumah, biasanya setiap saat Ten akan berpapasan dengan para pelayan yang lalu lalang mengerjakan sesuatu di rumah ini. Sekarang suasana hening, tidak ada suara percakapan di lorong, kesibukan di dapur maupun suara langkah kaki orang-orang yang lewat.

Ten dan Johnny menghabiskan hari itu dengan di perpustakaan. Johnny mengatakan akan menyelesaikan beberapa perkerjaan sedangkan Ten memilih untuk membaca. Perpustakaan di rumah pantai itu cukup lengkap dengan berbagai bacaan ringan di sana, koleksi milik ayah Johnny. Sepertinya ayah Johnny benar - benar berniat untuk bersantai ketika mengisi buku-buku untuk perpustakaan ini.

Tanpa sadar hari sudah siang ketika Johnny mengangkat kepalanya dan bergumam, mengalihkan Ten dari bacaannya yang menarik.

"Aku lapar".

Ten menutup bukunya dan tersenyum lembut. "Aku akan menyiapkan makanan".

Heechul telah menyiapkan semuanya dan memberitahu Ten cara menghangatkan makanannya. Ten mencampur salad dengan udang dan saus alpukat yang telah disediakan oleh Heechul, lalu menghangatkan bulgogi yang sudah disiapkan Heechul di panci.

Ketika Ten sedang menuang kotak-kotak es batu ke dalam pitcher berisi es teh manis. Johnny datang ke dapur dan tersenyum. Dia mengendus ruangan dan mendekati Ten dengan menggoda.

Unforgiven Hero (JohnTen) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang