Bab 01 - Kelas

5.4K 568 33
                                    

[ Notes ]
[ Semua sifat karakter , tempat , topik , insiden , dan kejadian adalah fiksi . Cerita ini hanyalah khayalan penulis yang tidak pernah terjadi di dunia nyata , mohon jangan sampai terbawa perasaan hingga ke dunia nyata.]

]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Seragam yang berantakan dan adalah ciri khas pemuda tinggi bername tag Lee Jeno , pria kelahiran Maret yang kini tengah bersekolah di Neo High School ini terkenal karena kenakalan nya disekolah hingga para guru tidak sanggup menasehatinya dan akhirnya memutuskan untuk diam . Sebenernya solusi nya simple , keluarkan saja anak ini dari sekolah . Namun siapa yang berani mengeluarkan seorang anak Presdir yang nyatanya memiliki sekolah yang sangat terkenal ini ? Tentu tidak ada , jika ada berarti dirinya tengah cari mati dengan sang Presdir Lee pemilik Neo Cooperation , perusahaan yang berada diperingkat kelima dalam posisi yang terbesar di Korea .

"Jeno Lee , bisakah lain kali kau datang tepat waktu dan berseragam rapi"

"Tidak"

Jawaban yang sama yang diberikan Jeno kepada setiap guru yang menyuruhnya datang tepat waktu dan berseragam rapi .

"Yang punya sekolah bapaknya , yang seenaknya anaknya . Keknya bentar lagi dunia mau kiamat"

Semua pandangan mata tertuju kearah pemuda yang duduk dimeja sudut dibarisan kedua , pemuda berwajah datar itu tampak santai sambil memainkan penanya dan tidak memperdulikan semua orang yang tengah menatapnya termasuk Lee Jeno dan sang guru yang tengah melongo terkejut.

"Manusia sekarang , taunya cuman ngebacot"

"Berisik , gue gak butuh pendapat lo"

Seketika aura kelas berubah menjadi tegang , semua siswa tampak terkejut dengan jawaban Renjun dan omongan Jeno . Mereka berdua tampak santai dan tenang namun berapi-api.

"Lee Jeno , Cho Renjun sudah . Lee Jeno duduk , kita lanjutkan materi selanjutnya"

Lee Jeno berjalan ke tempat duduknya dengan wajah tenang namun hatinya tengah menahan amarah dan rasa kesal , ia duduk dan langsung mengeluarkan bukunya untuk dijadikan alas kepalanya oh tentu saja ia akan tidur bukannya mendengarkan penjelasan sang guru yang sibuk didepan .

Sedang Renjun tampak biasa saja , dengan wajah datarnya ia tetap fokus melihat kearah papan tulis sembari beberapakali mencatat beberapa materi yang penting . Soal tadi ia tak peduli , ia hanya ingin berbicara saja awalnya namun akhirnya mereka malah melemparkan tatapan tenang namun menakutkan .

"Perhatikan halaman 202 , tugas presentasi itu kalian kerjakan bersama kelompok kerja yang sudah bapak pilihkan tadi . Ada beberapa tema yang bisa masing-masing kelompok pilih , bapak harap kalian dapat memilih tema yang benar-benar relevan dan tepat . Dan Jeno , kamu saya masukkan kedalam kelompok Renjun"

"Permisi , pak !"

Siswi berikat rambut berwarna merah jambu itu mengangkat tangannya , hendak bertanya .

          

"Ya , Kim Yuna ?"

"Kapan tugasnya dikumpulin? Tentang kelompok , kalo misalnya ada yang gak ngerjain terus gak datang pas pertemuan kelompok nilai dia bakalan tetap ada ?"

"Tugas ini dikumpulin 2 minggu kedepan , bapak sengaja ngasih waktu yang banyak karena bapak tau kalian bakalan ngerjain tugas ini dengan baik . Untuk kelompok , buat aja kayak biasanya . Kosongin nilai yang tidak mengerjakan dan tidak datang , kecuali mereka ada alasan yang benar-benar spesifik"

Siswi tadi , Kim Yuna mengangguk paham

"Tugas minggu lalu tolong semuanya kalian kumpulkan dengan Soyeon jangan lupa catatannya . Soyeon , antar tugas-tugas temanmu nanti di ruangan bapak . Kelas hari ini selesai , bapak permisi . Selamat istirahat"

Sang guru bernama Jung Jaehyun itu keluar dari ruangan kelas dengan desain modern nan klasik itu , meninggalkan para murid yang asik mengumpulkan catatan beserta tugas mereka pada sang ketua kelas , Soyeon .

Jeno ? Jangan harap , ia tidak akan pernah menulis catatannya sendiri tapi ia akan dengan mudah mengerjakan tugas yang diberikan . Ia akan menyuruh teman sekelasnya siapapun itu dan membayarnya , lalu ia tidak perlu membiarkan tangannya untuk menulis tulisan-tulisan tidak berguna menurutnya itu .

Jangan salah , Jeno itu anak yang pintar , sangat pintar . Bahkan ia mendapat gelar peringkat kesatu di sekolahnya , ia tidak pernah menulis catatan maupun mendengarkan penjelasan guru didepan . Sejak kecil memang Jeno sudah banyak menang dalam kompetisi kompetisi sains maupun matematika , dan tentu saja ia menang sebagai juara satu pula .

Saat SMP pernah dipindahkan ke SMA karena kepintarannya namun ia kembali diturunkan ke SMP karena ia sering sekali membully kakak kelasnya bahkan ia sangat sering memukuli teman sekelasnya oh ketahuilah bahwa Jeno ini memang anak yang nakal . Ia pernah di beri pelajaran khusus dari psikolog untuk memperbaiki sifat dan mentalnya , namun tidak berhasil . Lee Jeno tetaplah Lee Jeno .

Sang psikolog berkata jika ini semua berawal dari rumah , dari keluarganya . Sebenarnya Jeno adalah anak yang baik dan ramah kepada lingkungan sekitarnya namun itu semua berubah ketika orangtuanya menerima warisan dan perusahaan dari sang kakek yang menderita sakit parah . Semenjak itu , kedua orang tuanya jarang dirumah mereka berdua selalu dikantor dan sibuk bolak-balik ke luar negeri . Ia hanya selalu bersama sang bibi pembantu , sang supir dan sang kakak . Jeno adalah anak yang kurang kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya , hal itu membuatnya menjadi dirinya yang sekarang .

"Selasa , jam 2 di cafe belakang sekolah "

Sebuah suara dan sedikit gebrakan dimeja membuat nya terbangun , ia mendongak lalu menatap pemuda yang tadi sempat mengajaknya adu mulut.

"Ck , ganggu"

"Bukan urusan gue , jangan lupa buat bawa bahan presentasi nanti . Temanya teknologi masa kini"

Renjun meninggalkan Jeno , lalu beranjak keluar dari kelasnya . Perutnya tidak lapar , ia sekarang hanya ingin berkumpul diruang musik bersama teman-temannya memang tempat itu menjadi tempat kesukaan mereka berkumpul karena memang tidak ada yang melarang , para murid bebas pergi kesitu jika ingin bermain ataupun belajar memainkan alat musik  .

"Tugas bangsat"

.

.

.

.

.

"Darimana lo?"

"Kelas , ada urusan bentar tadi "

"Gimana Chan cafe lo?"

Wajah Chenle dan Seungmin melongo karena terkejut akan pertanyaan Renjun .

Belok -  ❲ Noren ❳Where stories live. Discover now