03

289 51 1
                                    

Pikiran Jungwon sedang sibuk traveling saat ini, sesekali ia menatap gadis yang berbaring menatap langit di sampingnya itu, tanpa peduli pakaiannya akan kotor.

Jujur saja, penyakit kepo Jungwon sedang kumat, ia sangat kepo kenapa gadis di sampingnya itu ingin bunuh diri.

"Hei Lo ngapain?" Tanya Jungwon menepis kesunyian.

"Kepo Lo."

"Ishh cuman nanya doang."

"Lagi ngitungin bintang." Ketusnya.

"Emang bisa?" Herannya.

"Nggak tahu nyoba aja."

Jungwon terkekeh mendengar itu.

Pikirannya kembali traveling, berfikir seribu cara untuk membantu gadis di sampingnya.

Sepertinya ia terlalu baik, ahh sok baik malah.

'Tapi itu nggak salah kan?' pikir Jungwon.

'Bantu...'

'Enggak,'

'Bantu...'

'Enggak...'

'Bantu...'

'Enggak,'

'Bantu...'

'Enggak...'

Jungwon tampak lucu menghitung jari jemarinya, sambil menimbang keputusan.

'Bunda bilang bantu orang itu baik, hmm....'

"Klo Lo sedih dan butuh cerita, cerita aja sama gue. Gue bakal denger kok." Ucapnya agak gagap.

Itu kata yang ia rangkai pada akhirnya.

"Kenapa gue harus cerita? Lo orang yang baru gue kenal." Dinginnya.

Jungwon terdiam sejenak.

"Why not? Seenggaknya gue mau bantuin orang."

Gadis itu tak menjawab dan memilih tertawa saja.

"Kenapa Lo ketawa, emang lucu?"

"Enggak kok, untuk pertama kalinya ada orang yang mau dengerin gue, itu aja. Jadi gue ketawa deh."

"Anehh." Batin Jungwon.

"Lo kenapa ada di sini? Gue curiga Lo pengen bunuh diri juga." Telisiknya mengalihkan perhatian.

Jungwon gelagapan sendiri, karena yang dikatakan gadis itu 100 %benar.

Niatnya juga ingin bunuh diri malah berhentiin orang lain buat bunuh diri. Sepertinya diri Jungwon lah yang aneh.

"Enggak kok." Elaknya.

"Terus ngapain Lo disini?"

"Emang nggak boleh?"

Gadis itu tak menjawab dan memilih melanjutkan menghitung bintang.

Mata gadis itu tak bisa lagi berkompromi untuk tidak tidur mengingat angin malam yang cukup menyejukkan.

"Gue balik dulu." Ucapnya lalu bangkit sambil membersihkan bajunya yang terkena debu.

Jungwon bangkit dari duduknya.

"Gue anter."

"Nggak usah."

"Udah malem."

"Gue bisa."

"Lo susah juga yah dibilangin."

Gadis itu mendengus kasar.

"Udah cukup Lo bantu gue buat nggak bunuh diri tadi, sekarang gue nggak mau repotin Lo lagi. Jangan bikin gue banyak utang."

"Yang bilang Lo ngutang siapa?"

"Lo paham kan maksud gue?"

"Lo cewek."

"Yang bilang gue cowok siapa?"

"Maksud gue, bahaya kalau Lo jalan sendiri."

"Huftt Lo keras kepala juga yah."

"Yah emang kepala itu keras kan?"

"Auahh, gue naik darah lama lama bicara sama Lo. Bye, gue mau balik." Pamitnya.

Tanpa aba aba Jungwon mengikuti langkah gadis itu.

"Lo ngikutin gue, gue geprek kepala Lo." Ancamnya.

"Berhenti,. Awas aja ngikutin." Tambahnya.

Nampaknya Jungwon cukup takut dan memilih berhenti. Ia menatap pundak gadis itu yang kini semakin menjauh.

Ia tersenyum, untuk pertama kalinya ia bertemu gadis seaneh itu.

Nampaknya dirinya sendiri harus mengingat apa yang ia nasehatkan pada gadis tadi untuk bertahan hidup, mengingat ia juga tadi berniat melakukan hal yang sama.

Cukup gila bukan?

Ia tak dapat membayangkan bagaimana kecewanya neneknya jika ia bunuh diri, dirinya benar benar bodoh.

Bukan hanya neneknya, tapi bunda dan adiknya pasti akan sangat kecewa di atas sana.

Beruntung ia bertemu gadis aneh tadi. Ia tak bisa membayangkan jika hal bodoh itu benar ebnar ia lakukan.

"Gomawoyo." Lirih Jungwon yang ia tujukan pada gadis aneh yang ia temui hari ini.

Hanya itu kata yang bisa ia ucapkan, kata yang akan membuatnya bertahan, mungkin sampai titik terlelahnya, entahlah...



✨✨✨

Bakalan tetep up meski nggak ada yang baca 🤣🤣

07-Desember-2020

GOMAWOYO (YANG JUNGWON ENHYPEN)✔{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang