⛅E'M'P'A'T⛅

443 71 17
                                    


Comment dan Vote kalau kalian suka ceritanya~

Enjoy Reading Yeorobun ^-^

Enjoy Reading Yeorobun ^-^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

⛅⛅⛅

.


Yangyang menginjak rem. Kereta besi ini rasanya begitu sulit dijinakkan. Entah sudah berapa kali pemuda Liu itu mengganti gigi, bahkan nyaris menabrak pembatas jalan di tikungan tajam.

Yangyang menyeret langkah ke arah Chris yang berdiri, menjulang diantara orang lain. Meninggalkan mobil hitam Xiaojun diurus Han. Memarkirkannya ke tempat layak.

Sungchan menang secara telak balapan 'bermain' ini. Pasalnya, Yangyang tertinggal nyaris sebelas meter dibelakang. Rekor yang luar biasa.

Chris menatap Yangyang dengan prihatin. Tangannya menyodorkan segelas cup kertas berisi minuman dingin. Pemuda Liu itu meluruskan kakinya tepat disamping layar yang menampilkan petak hitam putih garis finis, menyerobot tempat Han sebelumnya.

Cup kertas itu di usulkan Felix, sebagai kaum pecinta lingkungan dan didukung penuh Han sebagai kaum pengiritan, setengah tahun lalu. Chris, selaku penanggung jawab, tak keberatan. Justru menyediakan galon besar berisi minuman dingin setiap malam.

Mengurangi penggunaan sampah plastik dan kaleng minuman yang lebih sulit terurai.

"Itu bukan mobilmu" Han menyerahkan kunci pada Yangyang, yang diterima pemuda itu dengan ucapan terima kasih secara samar.

"Memang bukan, itu mobil Xiaojun"

"Pantas kau mengemudi seperti orang mabuk!" Felix mencetuk, melemparkan kata kata pedas.

"Kemana mobilmu? Dirawat huh?" Han kembali bertanya, menggeser Lino agar bisa duduk disebelah Yangyang.

Yang direspon dengan decakan kesal, merasa tersaing. Han tidak bodoh untuk menyadari arti dari apa yang Lino barusan lakukan, ia menepuk kepala Lino keras.

"Yak! Tidak usah sok cemburu! Dia menghilang tiga bulan, tahu!" Han berseru sambil melotot galak.

"Apa aku harus menghilang juga agar mendapat perhatian darimu?"

Han memutar bola matanya, menarik napas jengah. Bertanya tanya dalam hati, bagaimana bisa ia berkencan dengan manusia cringe seperti Lino. Sungguh bukan tipenya...

 Sungguh bukan tipenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INterlude [KUNYANG] || Present ; pria bercangkir biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang