Di kediaman Arora kini seorang gadis tengah bergelut dengan mimpinya. Dilantik oleh master oyama sebagai pemimpin karate di negeri orang mampu membuat gadis itu melayang jauh di udara, di beri sabuk merah dengan koin emas di bagian perut membuat senyum manis gadis itu muncul. Kini saat saat yang di tunggu oleh kaum Adam, pelantikan segera di mulai, semua atlet karate tengah menyoraki gadis itu karena akan melakukan ritual sebagai sah nya pelantikan tersebut. Balok cukup besar sudah di berada di depannya dan hanya tinggal memukulnya saja untuk bisa mendapat gelar kepemimpinan.
Hitungan di mulai, kini detik detik gadis itu akan melakukan kewajiban untuk memenuhi persyaratan.
One
Two
Thr--
"DAYRA!!!!." Teriakan muncul dari mulut perempuan paruh baya yang cukup cantik dengan gairah gairahnya yakni mamahnya
"Oyama anjir!!!." Kaget Dayra dan langsung jatuh dari tempat ritualnya yakni kasur empuk miliknya.
Iya nama gadis itu adalah Dayraferangi Arora tepatnya.
"Dayra!, kamu nggak mau sekolah? Ini udah jam berapa ha?." Omel Arsha selaku mamah Dayra.
"Ck mamah ahh ganggu aja orang lagi mimpi indah juga." Kata Dayra bangkit dari jatuhnya dengan raut wajah yang kesal.
"Serah. Emang mamah peduli?." Ucap Arsha seraya melipat tangannya di dada.
"Liat jam, udah jam berapa?!." Sambung Arsha.
Dayra hanya menggaruk pipinya yang tak gatal sesekali menguap lebar dan mata yang terus merapat kini menoleh melihat jam weker di samping ranjangnya.
Matanya membulat ketika menampakan jarum pendek di angka tujuh dan jarum panjang di angka lima. "ASTAGA GUE TELAT!."
Dayra langsung berlari menuju kamar mandi meninggalkan mamahnya yang masih setia berdiri di pinggir ranjang.
Arsha yang melihat kelakuan putrinya pun hanya bisa geleng geleng kepala sesekali melihatkan raut wajah marah. Arsha sangat ingin putrinya bisa berubah menjadi di siplin nantinya dan sekarang lihat sudah setahun Dayra tak pernah berubah dengan kelakuannya.
Setelah membersihkan kamar anaknya akhirnya Arsha memilih untuk turun kebawah menuju ruang makan yang berniat akan menyiapkan makanan untuk Dayra.
•••••
"Mamah aku berangkat ya dadah." Teriak Dayra di ambang pintu rumah.
"Kamu nggak sarapan dulu sayang?." Tanya Arsha.
"Nggak mah nanti di sekolah aja, aku udah telat soalnya Babay." Tolak Dayra dan langsung berlari menuju kendaraannya yakni mobil sport kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend Ardha
Teen FictionVote&coment oke! "Gue benci Lo!" Teriak Dayra di tengah jalan. "Terus kalau Lo benci sama gue. Gue harus apa?" Tanya Ardha dengan nada sinis. Dayra terdiam. Dirinya merutukinya karena telah berkata seperti itu pada Ardha. Ardha langsung mencekal tan...