Happy Reading❤
.....................................Hari ini adalah hari libur, Farhan mengajak istri dan anak-anaknya pergi jalan-jalan. Triple E pun sudah sibuk mempersiapkan diri sejak tadi. Mereka bahkan bangun lebih awal dari biasanya. Mereka tampak begitu antusias sekali.
"Ayah! Bunda! Ayo cepat!" pekik Ella yang sudah tak sabaran. Farhan hanya menggelengkan kepalanya melihat anak-anaknya yang tak sabaran. Namun ia senang melihat anak-anaknya terlihat bahagia seperti itu.
Anna pun mendengus kesal mendengar pekikan Ella. Suaranya begitu melengking.
"Astaga Ella, jangan teriak-teriak begitu." peringat Anna. Ella pun tersenyum lebar sampai menampakkan deretan gigi putihnya yang rapi."Ella udah gak sabar tau Bunda."
"Ck! Giliran mau jalan-jalan, kalian bisa bangun lebih awal. Kenapa saat mau sekolah kalian susah di bangunin?" tanya Anna kepada anak-anaknya.
"Kasurnya ngelarang Eza buat pergi Bun, hehe."
"Bener Bunda, kasurnya Erik itu nyaman banget, jadi susah kalo mau bangun."
"Iyaa Bunda, kalau udah nyaman, susah untuk pergi hehe." sahut Ella.
Anna dan Farhan hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari anak-anak mereka.
"Ayo berangkat, nanti kesiangan." ucap Farhan.
"LET'S GO!" ucap triple E dengan kompak dan semangat.
"Kepantai atau ke kebun binatang?" tanya Anna.
"Kebun binatang." ucap mereka dengan kompak. Farhan pun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mereka akan pergi ke kebun binatang.
Farhan juga mengajak salah satu asisten rumah tangganya, untuk mengawasi triple E nanti. Ia juga menyuruh para bodyguardnya untuk menjaga keluarganya. Farhan menyuruh mereka untuk menggunakan baju biasa agar terlihat tidak mencolok. Farhan akan berusaha sebisa mungkin untuk menjaga keluarganya. Mengingat di dunia bisnis itu tidaklah mudah, pasti ada seseorang yang tidak menyukainya. Maka dari itu, ia harus siap siaga menjaga keluarganya.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di kebun binatang. Triple E terlihat semangat dan antusias. Mereka pun membeli tiket masuk terlebih dahulu.
"Triple E, kalian jangan jauh-jauh dari Ayah, Bunda, atau Mbak Lala." ucap Anna dengan lembut. Triple E pun mengangguk mantap.
"Siap Bunda!" ucap mereka dengan serempak. Tak lupa mereka memberi hormat pada Bunda mereka. Banyak orang yang melihat triple E dengan gemas. Anna dan Farhan pun tersenyum melihat anak-anaknya.
"O iya, disini ada beberapa orang kepercayaan Ayah. Kalau kalian ingin sesuatu, kalian bisa panggil uncle itu." ucap Farhan sambil menunjuk beberapa orang kepercayaannya yang tak jauh dari mereka. Triple E pun mengikuti arah yang ditunjuk Ayah mereka. Mereka melihatnya dengan teliti, kemudian mereka mengangguk.
"Okee Ayah!" ucap mereka sambil mengacungkan jempolnya.
"Ayah, kenapa Ayah mengajak uncle-uncle itu?" tanya Eza yang sejak tadi penasaran.
"Gak papa, biar mereka refreshing. Kasian kan disuruh kerja terus." Eza pun mengangguk paham mendengar ucapan Ayahnya.
"Ayo Yah kesana!" ajak Ella tak sabaran.
"Sabar sayang. Ingat! Kalian jangan lari-lari, harus di dekat Ayah, Bunda, Mbak Lala, atau uncle-uncle itu."
"Siap Ayah!" ucap mereka dengan serempak.
"Ya udah ayo!" Farhan dan Anna pun menggenggam tangan anak-anak mereka.
Untung saja, triple E adalah anak yang penurut. Mereka selalu berada di dekat Ayah dan Bunda mereka. Mengingat setiap weekend tempat-tempat wisata selalu ramai, mereka pun menuruti ucapan orang tua mereka. Agar mereka tidak hilang ditempat yang ramai.
Tengah perjalanan, Anna merasa lelah, ia pun berhenti sejenak. Melihat Bunda mereka yang terlihat lelah, mereka pun ikut berhenti.
"Istirahat dulu ya." ucap Farhan pada anak-anaknya. Mereka pun mengangguk. Mereka pun memilih kesebuah kedai yang ada di kebun binatang itu. Mbak Lala dan para bodyguardnya pun ikut pergi ke kedai itu. Farhan menyuruh mereka memesan apa saja yang mereka mau. Farhan akan membayar semuanya nanti. Mereka pun mengangguk.
"Kamu mau minum apa yang?" tanya Farhan.
"Air mineral aja Mas." ucap Anna.
"Anak-anak, kalian mau minum apa?"
"Es jeruk Yah." sahut Ella.
"Es teh aja." sahut Eza.
"Erik Es Jeruk seperti Ella, Yah."
"Kalian mau makan?" tanya Farhan sekali lagi. Anna dan triple E pun kompak menggeleng. Farhan pun memanggil pegawai kedai itu untuk memesan keinginan keluarganya.
Tak membutuhkan waktu lama, minuman mereka pun sudah selesai. Mereka pun menikmati waktu istirahat mereka.
"Mau aku ambilin kursi roda di bagasi mobil yang?" tanya Farhan pada istrinya.
"Gak usah Mas, aku cuma sedikit lelah aja kok." tolak Anna.
"Aku suruh salah satu dari mereka untuk ngambil kursi roda ya. Aku gak mau kamu kecapean. Ingat, kamu lagi hamil. Aku gak mau terjadi apa-apa dengan kalian " ucap Farhan dengan lembut sambil tersenyum. Kalau begini Anna bisa apa. Anna pun tersenyum dan mengangguk.
Farhan pun meminta salah satu dari bodyguardnya untuk mengambilkan kursi roda di bagasi mobilnya.
"Tapi nanti Mas Farhan capek. Sepanjang jalan dorong aku pakai kursi roda." ucap Anna."Enggak sayang. Cuma gitu aja gak akan buat aku capek. Yang terpenting itu kesehatan kamu, dan calon anak-anak kita." Anna pun tersenyum dan mengangguk. Bersyukur sekali ia mempunyai suami pengertian seperti Farhan. Ia semakin mencintai suami tampannya itu.
"Bunda jangan capek-capek yaa. Eza gak suka liat Bunda sakit." ucap Eza dan di angguki oleh Ella dan Erik.
"Iya sayang, Bunda gak akan kecapean. Bunda juga gak mau sakit." ucap Anna sambil tersenyum kepada anak-anaknya. Anna sangat menyayangi anak-anaknya yang begitu pengertian pada dirinya.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ketika salah satu orang kepercayaan Farhan membawakan sebuah kursi roda.
"Anna, duduk sini." ucap Farhan.
"Bunda duduk dikursi roda aja. Jangan sampai Bunda kecapean." ucap Erik.
"Ini beneran Mas? Mas nanti kecapean gimana?" tanya Anna dengan sedikit ragu. Ia menatap suaminya itu, Farhan pun mengangguk dan tersenyum.
Anna pun duduk di kursi roda itu. Dan Farhan pun dengan senang hati melakukan apapun untuk istrinya. Ia tak ingin hal buruk terjadi pada istri dan calon anak-anaknya. Triple E pun berjalan di depan dan diawasi oleh Mbak Lala dan orang-orang kepercayaan Farhan.
"Mas, beneran kamu gak capek?" tanya Anna dengan khawatir.
"Enggak sayang, udah deh kamu diem aja. Kita nikmati liburannya, yaa?" Anna pun mengangguk.
Mereka benar-benar menikmati liburan kali ini. Triple E begitu sangat antusias. Triple E juga meminta untuk di foto. Tak lupa mereka juga melakukan foto keluarga. Farhan akan mencetak foto-foto itu nanti. Bahkan Farhan juga menyewa fotografer untuk mengabadikan semua momen bersama keluarganya itu.
Setelah cukup puas, mereka pun kembali untuk pulang. Selama perjalan pulang, triple E pun tertidur. Mungkin mereka kelelahan, karna mengelilingi kebun binatang itu.
Setelah makan malam, triple E pun kembali tidur. Kali ini mereka tidur cepat. Anna dan Farhan sedang duduk di ruang keluarga. Mereka sedang menonton tv bersama.
"Na, coba kamu letakkan kaki kamu disini." ucap Farhan sambil menunjuk sebuah bantal di atas meja.
"Mau ngapain Mas?" tanya Anna.
"Udah, nurut aja." Anna pun meletakkan kakinya disana. Tanpa di duga, Farhan justru memijat kakinya. Anna pun segera menurunkan kakinya kembali.
"Kok diturunin lagi sih?" tanya Farhan.
"Ngapain Mas Farhan pijetin kaki aku? Seharusnya aku yang pijetin Mas Farhan. Mas Farhan pasti capek banget." Farhan pun tersenyum.
"Kan Mas udah bilang, Mas gak akan capek sayang. Siniin kaki kamu." Anna tak kunjung menaikkan kakinya. Farhan pun mengangkat kaki Anna dan di letakkan diatas bantal tadi.
"Mas, gak usah. Aku gak papa. Kenapa malah di pijetin. Harusnya aku yang mijetin Mas Farhan."
"Ssttt, udah diem. Nikmatin aja. Kamu makan aja cemilan kamu sambil nonton tv."
"Tapi Mas...."
"Sssttt..." Anna pun terdiam dan menuruti ucapan suaminya. Namun rasanya ini terlalu berlebihan. Tak seharusnya suaminya melakukan ini, ia jadi merasa tak enak hati dengan suaminya. Berbeda dengan Anna, Farhan justru senang melakukan semua yang ia bisa untuk istrinya. Hitung-hitung untuk menebus kesalahannya. Farhan akan berusaha untuk membahagiakan istri dan anak-anaknya. Walaupun semuanya belum bisa ia lakukan, tapi ia akan memulainya dengan hal-hal kecil.
Farhan kembali fokus untuk memijit kaki Anna. Dengan telaten Farhan memijit kaki Anna.
Sesekali Anna melihat kearah Farhan. Mereka juga mengobrol ringan. Anna juga menyuapi suaminya dengan buah-buahan yang ia potong tadi. Ia dan Farhan menikmati momen seperti ini.
TBC