Chapter 25

7.2K 360 6
                                    

Author pov

Sekarang mereka semua sedang ada di supermarket, untuk membeli susu dan juga buah-buahan. Mereka sedang berada di rak khusus susu untuk ibu hamil. Bu Clara dan Bu Auliya masih sibuk memilih susu yang menurut mereka bagus untuk ibu hamil.

"Zal, kamu suka yang rasa cokelat atau vanila?" tanya Bu Clara dengan menunjukkan kedua buah kotak susu tersebut.

"Yang vanila aja Ma." jawab Rizal, dan Bu Clara hanya menganggukan kepalanya.

Setelah itu, mereka berpindah ke rak yang penuh dengan buah-buahan. Bu Clara dan Bu Auliya memasukkan berbagai macam buah kedalam troli belanjaan.

Selesai berbelanja, mereka membawa barang tersebut kekasir. Setelah membayar, mereka langsung keluar dari supermarket, dan bergegas untuk pulang.

***

Hari menjelang siang, Rizal, Bu Clara, dan Bu Auliya sedang mengobrol diruang tamu. Mereka sedang menunggu Mbok Inem dan Sri, yang sedang memasak makan siang. Rizal mendengar suara mobil Bagas, dan Rizal bergegas untuk menyambut suaminya. Bu Clara dan Bu Auliya hanya tersenyum melihat Rizal.

"Kamu lelah Mas?" tanya Rizal, dan mengambil alih tas yang Bagas pegang.

"Lelahku sudah hilang saat melihatmu sayang." jawab Bagas, yang membuat pipi Rizal merona.

Setelah itu mereka berdua berjalan masuk dan duduk diruang tamu. Selang beberapa menit, Sri datang, dan mengatakan kalau makan siang sudah siap. Mereka bergegas berjalan keruang makan.

"Wow, kelihatannya enak banget nih." ujar Bagas, dan duduk disebelah Rizal.

Setelah itu, mereka makan dengan tenang. Namun, tiba-tiba, perut Rizal terasa sangat mual, Rizal langsung berlari menuju kamar mandi, dan memuntahkan semua isi perutnya.

Bagas yang melihat itu, langsung berlari kearah kamar mandi. Bagas melihat Rizal yang sedang muntah di wastafel.

"Kamu kenapa sayang, mual lagi?" tanya Bagas sambil memijit tengkuk Rizal, dan Rizal hanya menganggukkan kepalanya lemas.

"Ya, sudah, kamu istirahat saja dikamar." ujar  Bagas, dan menuntun Rizal kekamar mereka.

Bagas membaringkan Rizal ke tempat tidur. Bagas melihat wajah Rizal yang sangat pucat. Bagas mengelus pipi Rizal dengan lembut.

"Ya sudah, Mas mau ambil makan siang kamu dulu." ujar Bagas dengan lembut, tapi Rizal menggelengkan kepalanya, "Kamu harus makan sayang." ujar Bagas sekali lagi.

"Mau peluk." ujar Rizal, dengan rengekannya.

Bagas yang mendengar itu, hanya tersenyum dan membelai rambut Rizal, "Tapi kamu harus makan dulu, nanti kamu boleh peluk Mas sepuasnya." ujar Bagas, dan Rizal hanya menganggukan kepalanya.

Bagas keluar dari kamar, dan berjalan menuju ruang makan. Bu Clara, Bu Auliya, Mbok Inem, dan Sri menatap kearah Bagas yang berjalan keruang makan sendirian.

"Rizal kemana Gas?" tanya Bu Clara.

"Tadi, Rizal sempat mual Ma, dia sekarang ada dikamarnya. Bagas mau membawakan makan siang untuk Rizal." jawab Bagas, dan mengambil makanan Rizal yang tadi belum dimakan.

Setelah itu, Bagas berjalan kearah kamarnya. Bu Auliya tersenyum melihat Bagas yang sedang menaiki tangga. Rizal sepertinya bahagai bersama dengan Bagas.

***

Hari menjelang sore, Rizal mulai terbangun dari tidurnya, dan Rizal melihat suaminya yang sedang tertidur dengan pulas. Rizal beranjak dari tempat tidur untuk mencuci muka.

Maafkan Aku Mencintai Suamimu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang