I don't like meeting men because they are annoying
~Dandelia Nura Dewi~
Pukul 08.45
Saat ini tiga cewek sedang berjalan beriringan dikoridor sekolah dengan dibarengi murid kelas lain sambil mengobrol ala cewek. Dian-Yura-Mita. Hingga langkah mereka harus berhenti sebentar karena seseorang berseragam basket berwarna biru dengan warna gold pada tulisan sma venus didada kiri-- berlari kearah mereka dan mengatakan sesuatu yang terasa mengagumkan ditelinga terutama Yuri. yah orang tadi berbicara tepat kepada Yuri lalu pergi meninggalkan dengan kekaguman tinggi yang tinggal satu setengah.
"YURIIIII. Please, kenalin ke gue salah satu dari mereka!?." Ujar Dian melambung dengan bayang-bayang bahkan tanganya sudah menangkup jadi satu. Sedang yang lain sudah senyum senyum malu dan menggoda sahabatnya.
lalu Nura? Saat ini ia lebih memilih diam dikelas seorang diri. Sepi. Itu yang dirasakan tapi itu tak membuatnya cukup takut, lebih memilih membuka buku pelajaran hari ini yang tak jadi diajarkan.
Membuka satu persatu lembaran buku paket Matematika yang ada di atas meja. Sesekali kepalanya memutar kekanan kekiri. Dalam sekali sentakan buku yang tadi tebuka tertutup total lalu berdiri dari duduk dan melangkah ke sebuah pintu kayu --menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi. Sepertinya semua sudah ada dilapangan untuk menonton pertandingan. Kepalanya celingak celinguk seperti tengah mencari-cari. Terlalu fokus melihat kearah lain tanpa dia sadari di depan seseorang keluar dari toilet cowok tanpa memberitahu. Bruk.
Nura menggosok kepalanya yang sedikit sakit. Masih dalam keadaan berdiri lalu mendongak untuk melihat siapa orang yang menabraknya. Seseorang berseragam basket lengkap, berdiri menjulang tinggi didepan Nura yang hanya setinggi 157 cm.
Saling diam tak ada yang saling mengucapkan atau hanya sekedar meminta maaf. Sesaat kemudian Nura mengerjabkan matanya lalu berujar datar. "Hati-hati dong kalo jalan." Menatap seseorang berseragam basket SMA Venus yang terus saja mengangkat sebelah alisnya menunduk menatap Nura kesal.
Hingga suara berat cowok yang diperkirakan Nura setinggi 189 cm bersuara mencari kebenaran, "lo nabrak gue." Tak kalah datar.
Nura mengangkat sebelah alisnya mulai malas dengan keadaan saat ini bertemu cowok lalu adu mulut adalah sesuatu yang membuatnya malas setinggi langit, bahkan dalam hidup Nura level bertemu dengan cowok sangat-lah minim. Dari hasil persentase 100% mungkin hanya 1.99% bertemu 0.99% mengajaknya mengobrol basa basi.
Nura, orang yang gak sura bertele-tele langsung saja sambil mengangkat tinggi kepalanya supaya jelas untuk melihat cowok berseragam basket tersebut, "mana minta maafnya?!" To the point.
"Minta maaf?! Minta maaf yang mana, yang lo maksud?" Sergab cowok itu jelas dari nada suara yang mulai kesal.
Ingin Nura yang sudah melebarkan mata kembali bersuara tapi tak jadi karena seseorang berseragam sama seperti cowok tadi menghampiri mereka dari arah belakang cowok yang sedang adu mulut dengan Nura. Lalu berujar,
"lah sidugong disini? Dicari pak Samad noh." Seseorang menepuk sebelah pundak kiri Regal. Menatap Nura dengan berkerut pada dahinya lalu menatap Regal. "Lo kalo mau godain anak orang nanti aja, gal. Udah dipanggil noh sama Pak Samad di--" ujar Gyan terputus. Sahabat Regal.
REGAL CANDRA DITAMA. cowok setinggi 189cm dengan hair style bowlcut tengah berdiri dengan tegap tengah menunduk menghadap Nura.
"Minta maaf. karena lo udah nabrak gue!"
Regal melotot. "Lo yang nabrak bangke."
Sedangkan Gyan yang berada disana menatap keduanya bingung.
Kesal yang saat ini dirasakan Nura sudah sampai pada titik 8 kalau dihitung dari 1-10, lalu lebih memilih pergi karena semata-mata malas beradu mulut lebih lanjut. "Woo dasar cewek lol." Ujar Regal sambil menatap punggung kecil Nura yang pergi. Begitupun Gyan.
Nura tengah bersabar mengabaikan sesuatu yang bisa dikategorikan sebagai umpatan yang ditujukan itu padanya."Emang lo nabrak apa sih gal. Kayaknya tu cewek kesel banget." Regal menatap Gyan yang setinggi pundaknya.
"Emang lo pikir gue nabrak apaan?"
Gyan lalu menunduk menatap sesuatu didadanya yang rata dan itu diikuti Regal. Orang yang dipanggil Regal menoyor kepala Gyan lalu memiting lehernya, menjawab pertanyaan dari sahabatnya sambil berjalan bersama menuju ke teman-temanya diruang khusus olahraga.
"Gak sengaja Nyenggol dikit." Gyan yang mengerti lalu tersenyum-senyum tak jelas bersama Regal. Dua teman sejenis dengan satu pemikiran yang itu.
*****
lapangan basket kini sudah terlihat padat oleh siswa/i SMA VENUS memang siapa lagi yang bisa memadatkan lapangan sekolah kecuali situan rumah sendiri. yang sengaja difree-kan oleh pihak sekolah supaya bisa mendukung salah satu tim yang akan bertanding saat ini, sedangkan di seberang lapangan sudah dipadati oleh tim sorak lawan walau tidak sepadat tim sorak tuan rumah.Pertandingan semi final yang saat ini menjadi ajang bertemu dua tim berbeda siap mengeluarkan tim yang paling unggul untuk menuju ke final tiga hari lagi. Pertandingan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga untuk memperingati hari olahraga nasional.
Dari kubu kanan sudah ada tim SMA Danumarta dengan seragam berwarna merah yang sedang berdiskusi dengan pelatih dan kapten tim. Tino. Sedang di kubu kiri ada SMA Venus sendiri yang sudah melingkar saling menumpuka telapak tangan saling memberi semangat untuk semua. Beberapa detik juga diikuri tim lawan yang menyeruka nama sekolahnya.
Sedang ditengah lapangan dua orang wasit sudah berdiri, siap mengundi untuk tim mana yang akan bermain lebih dulu. Dua tim sudah ikut berdiri ditengah lapangan dan pengundian dimulai dan pertandingan dimulai dari tim SMA Danumarta.
Sepuluh orang yang terbagi dari 5 orang SMA VENUS dan 5 orang SMA DANUMARTA sudah siap mengambil posisi masing-masing ditengah lapangan. Dan suara pluit wasit terdengar menandakan dimulai lah permainan.
Tak lama kemudian terdengarlah suara tim sorak yang begitu keras dari SMA masing-masing.
Ditengah sorakan terdengar suara seseorang, "woooiii teman-teman yang didepan tolongin kita yang ada dibelakang sendiri." Suara cemprengMita dan Dian yang mengundang orang yang bersorak-sorak ada didepanya menatap kearah mereka. "Please, kita juga pengen liat bisa duduk gak." Yang kemudian dituruti dan merambat kelainya hingga dengan posisi duduk diatas paving ditepian lapangan basket.
10 menit pertandingan berlangsung seseorang berkucir kuda baru datang dan tepat berdiri dibelakang Mita-Yura-Dian yang duduk dipaving tanpa di sadari. Nura melihat kearah lapangan disana matanya melihat jelas orang-orang berseragam biru dan merah tengah merebutkan sebuah benda berbentuk bulat berwarna coklat dari posisi yang bisa dibilang ia berdiri seorang diri, sedang yang lain terduduk dipaving lapangan sambil bersorak-sorak. Dilihat juga ditepi lapangan ada dua orang duduk di kursi dan sebuah meja lengkap dengan konsumsi yang diketahui sebagai juri.
Tak berselang lama sebuah cairan kental berwarna merah keluar dari hidungnya. Dan suara seseorang menyadarkan dari apa yang Nura lihat didepannya.
Suara Yura barusaja menyadari Nura dan berdiri dari duduknya dan menatap Nura sedikit kaget.
"Lo mimisan Nur." Tiba-tiba Nura menoleh kearah Yura diam.
TBC
Happy read

KAMU SEDANG MEMBACA
MORGAN
Teen FictionDiabad ke-22 adakah laki-laki maupun perempuan yang masih single alias jomsbloo? kalau-pun ada apakah the real jomlo? ok lupa-kan mengenai ke jomsblooaan. ini merupaka kisah anak putih-abu. Dandelia Nura Dewi, seorang gadis asal abad ke-22 dengan c...