Chapter 18 - Gift

1.9K 172 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menjelang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menjelang. Gwenny membuka matanya dan langsung disuguhkan dengan wajah tanpan Adrel yang masih tertidur pulas dan tangan kekar pria tampan itu melingkar disekitaran perutnya-memeluk Gwenny layaknya guling.

Dulu, Gwenny pernah berkhayal momen pagi ini akan ia dapati setelah menikah. Tapi rupanya salah, justru ia mendapat perilaku buruk dari Adrel. Sejak itu, Gwenny mengubur khayalannya tentang kebersamaan bersama Adrel. Apapun itu.

Tapi pagi ini dan beberapa pagi di hari yang lalu, khayalan Gwenny terwujud. Saat membuka mata, wajah suaminya lah yang pertama kali ia lihat. Dan Gwenny senang akan hal itu. Sesederhana itu kesenangan Gwenny.

"Selamat pagi, my husband." sapa Gwenny dengan suara lembut sekali.

Adrel masih tertidur. Tentu saja sapaan Gwenny tak mendapat balasan. Dan itupun Gwenny berani menyapa saat pria itu sedang tidak dalam keadaan sadar. Gwenny cukup takut, guys.

Perempuan cantik itu mengambil tangan Adrel dan menyingkirkannya guna terlepas dari rengkuhan pria itu.

Terdengar ketukan pintu dari luar membuat Gwenny mengernyitkan alisnya heran. Ia turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Terlihat bibi Jenna berdiri dibalik pintu.

"Nyonya, maaf aku membangunkanmu. Ada kiriman bunga untukmu dan beberapa bingkisan." kata bibi Jenna. Wanita paruh baya itu membawa buket bunga mawar putih berukuran besar. Kira-kira ada seratus tangkai bunga yang terangkai dan lima paperbag dengan merek terkenal.

Gwenny terheran-heran. "Dari siapa, bibi?"

"Kurir itu tidak mengatakan apapun, dia hanya bilang ini untukmu. Atas nama Gwenny Anderson."

"Ada apa?"

Suara berat itu mengejutkan Gwenny. Demi Tuhan ia sangat terkejut. Adrel tiba-tiba ada dibelakang tubuhnya. Gwenny enggan berbalik, namun ia tetap berbalik dengan memutar tubuhnya perlahan. Menatap mata Adrel yang sialannya sangat tajam.

"A-aku mendapat kiriman." jawab Gwenny.

Gwenny menyingkir dari pintu. Adrel dapat melihat bibi Jenna yang berdiri dengan buket ditangan wanita itu.

Nightmare WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang