☆
☆Lisa memasuki sebuah cafe bersama dengan Rosé yang memaksa agar tetap ikut dengannya merasa tidak percaya pada siapapun itu yang bernama Im Nayeon. Lisa mengitari cafe dengan pandangannya mencari sosok Nayeon yang mengatakan sudah berada disana. Tak lama Lisa sudah menemukan Nayeon yang berada diujung ruangan cafe, Lisa menarik Rosé agar segera mengikuti langkah kakinya. Rosé cukup terkejut ketika menyadari bahwa Nayeon duduk di kursi rodanya, Lisa menyenggol lengan Rosé agar menyembunyikan wajah terkejutnya tak ingin menyakiti hati Nayeon.
" Hai, sorry terlambat. "
" It's ok. Aku juga belum lama. "
" Ini sepupuku Roséanne dan Rosé ini Im Nayeon. "
" Hai, silahkan duduk. "
Rosé melirik kearah Lisa yang hanya diam begitu juga dengan Nayeon yang masih terdiam membuat suasana cukup canggung diantara mereka. Dibawah meja tangan Rosé mencolek Lisa agar segera membuka obrolan diantara mereka tidak hanya saling diam seperti ini terasa sangat tidak nyaman sama sekali.
" Ehm Nay jadi apa yang ingin kamu bicarakan ?"
" Aku tidak akan bicara macam - macam jangan khawatir. Aku hanya sedang menguatkan hatiku saja. "
" Tidak, jangan salah paham tadi kebetulan saja kami dari kampus bersama dan kami satu kampus. "
" Aku mencintai Jisoo sejak pertama kali aku melihatnya dulu tapi sangat disayangkan sampai sekarangpun dia tidak pernah melihatku. Aku merasa semakin keras aku mengejarnya justru semakin jauh dia melangkah menjauh dariku. Awalnya kupikir akan mudah mendapatkannya dengan meminta perjodohan itu tapi aku salah besar. Aku tak pernah tahu jika dia adalah orang yang sangat berpegang teguh dengan perkataanya. Dia sangat kuat memegang prinsipnya itulah yang baru kulihat setelah mengenalnya sekarang. Jadi aku merasa sia - sia mengejarnya karena selama hatinya masih mencintaimu tak akan pernah ada kesempatan untukku sama sekali. "
" Lalu point apa yang ingin kamu katakan ?"
" Apakah kamu akan melepaskan Jisoo jika aku memintamu melepaskannya ?"
" Apa ?! Jangan gila dong, aku tahu Lisa orang yang baik tapi jangan pergunakan kebaikannya hanya untuk keegoisanmu sendiri. Don't take advantage. "
" Kamu cantik dan sempurna tidak sepertiku yang cacat. Kamu bisa mendapatkan yang lain dengan mudah tidak sepertiku. "
" Maafkan aku Nay. Mencintai bukan tentang diri kita yang cacat atau tidak cacat, tidak ada manusia yang benar - benar sempurna. Aku tidak akan sempurna tanpa cinta dari Jisoo, aku akan menjadi orang cacat tanpanya, hanya saja tidak terlihat oleh orang lain. Tidak akan mudah mengganti Jisoo dengan orang lain, karena kamu tahu dengan jelas tentang itu. Jika hal itu mudah tidak akan kamu duduk didepanku dan memintaku hal ini. Nay, aku juga sama denganmu menunggunya pulang dan itu tidak sebentar. Aku tidak mungkin melepaskan sesuatu yang baru kuraih dan sesuatu itu sangat berharga untukku. Maaf Nayeon tapi kali ini aku juga ingin egois demi cintaku. "
" Apa yang akan kamu lakukan jika aku merebutnya paksa darimu ? Katakan saja aku bisa menggunakan cara yang lebih kotor agar dia tidak bisa lagi pergi dariku. "
" Aku percaya padanya. Aku akan tetap mencintainya, apapun cara yang akan kamu gunakan setidaknya aku tahu sekarang itu bukan murni keinginan Jisoo. Akan aku tegaskan sekali lagi Nay, baik buruknya dia, aku akan tetap ada disampingnya. "
" Aku merasa iri pada kalian bukan lagi rasa cemburu dalam hatiku tapi rasa iri. Kalian begitu saling mencintai dan mempertahankan satu sama lain. Aku ingin dia bisa melakukan hal yang sama untukku tapi itu mustahil bukan ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me ?
FanfictionApakah dia juga mengingatku ? Lisoo Ini gxg yang merasa homophobia boleh skip.... * all pics and videos credit to the owner