Bagas Adi Nugroho ⚽️
Masih di Jogja. Besok aku harus kembali ke Malang, persiapan untuk Piala Presiden. Kami sedang makan malam sekarang, hanya ada Bapak dan Ibu. Mbak Endah pergi dengan mas Fahmi, pacarnya. Bagus masih sekolah di Malang
"Gas" panggil Bapak
"Dalem pak"
"Besok naik apa ke Malang?"
"Kereta pak"
"Pergi sendiri ya?"
"Nggih pak"Setelah selesai makan kami berkumpul di ruang keluarga, nonton tv, tapi hanya aku dan Ibu saja. Bapak istirahat ke kamar
"Gas" panggil Ibu
"Mau gak Ibu kenalin sama anak temennya Ibu jaman SMA?"
"Ini bukan jamannya Ibu dulu yang harus dijodoh2in"
"Lho lho. Bukan jodoh2in Gas. Kan cuma kenalan"
"Tapi tujuannya tetep mau kesitu kan, Bu?"
"Enggaklah. Kalo kamu gak cocok ya gapapa. Kenalan aja dulu Gas. Cuma kenalan lho. Anaknya manis, mandiri, dan gak neko2. Cocok buat kamu"
"Umur berapa?"
"Seumuran kamu"
"Kerja?"
"Masih kuliah. Di UGM lho Gas, kamu tahu gak jurusannya apa? Teknik Sipil Gas. Pinter kan?"
"Masih kuliah?"
"Iya. Mau kan mau kan? Mumpung besok kamu libur panjang"
"Ya ibu yang atur aja lah. Bagas mau ke kamar" jawabkuAku menuju ke kamar. Bukan aku tidak menghargai Ibu, hanya saja menurutku terlalu dipaksakan, seolah2 Ibu memang sengaja melakukan ini agar aku melupakan Nina. Padahal sampai kapanpun memang Nina tidak akan bisa aku lupakan. Tapi sekarang justru malah kepikiran perempuan yang kemarin ketemu di cafe. Sungguh dia menarik buatku. Kira2 kapan ya aku bisa bertemu dengannya lagi? Apakah semesta akan mendukung kami?
"Kamu tuh kenapa? Pulang2 diem terus, heran Ibu" kata Ibu
"Gapapa kok, Bu"
"Pasti gara2 Nina kan? Ibu udah kabar denger Nina mau nikah" kata Ibu dan 100% tepat "Terserah kamu deh Gas, kayanya Nina lebih penting daripada Ibu dan keluargamu tuh makanya sampe kaya gitu kamunya" kata Ibu meninggalkan kamar
"Bukan gitu, Bu"Belum sempat aku menjelaskan, Ibu sudah pergi. Sepertinya betul2 kecewa
⚽️⚽️⚽️
Piala Presiden segera dimulai awal tahun nanti. Aku sudah kembali ke Malang hari ini untuk persiapan piala presiden. Membuka jendela kamar yang sudah hampir 1 bulan ditinggal. Hanif teman sekamarku belum datang, mungkin sebentar lagi. Bagus juga belum pulang sekolah. Aku berdiri di depan jendela. Menatap indahnya kota Malang dari jendela ini. Ibu kemarin agak kecewa ketika aku lebih banyak diam di rumah. Rasanya seperti menyesal sudah mengecewakan Ibu. Akhirnya aku memutuskan untuk membalas chat Nina
Nina
Oh iya. Selamat ya. Semoga dilancarkan semuanya. Turut berbahagia
Balasku pada Nina, mungkin memang sudah saatnya aku harus melepaskan Nina. Hanif datang tepat pada waktunya
"Nif untung lu cepet dateng"
"Kenapa lu?" Tanya Hanif
"Nif. Nina mau nikah Nif"
"Lahh iya? Kapan?"
"Bulan depan dia lamaran"
"Yaudah sih Gas. Nina yang memutuskan buat pergi. Nina sendiri yang mau kan. Jadi yaudah lepasin. Jangan terpuruk Gas. 131 juta perempuan di Indonesia dan lo gagal move on sama Nina? 130.999.999 lainnya mau lo taruh dimana?"
"Ya 131juta itu juga ada anak2 sama lansia" kataku
"Ini tuh pengandaian cinta" kata Hanif sambil menoyor kepalakuSudah 2 orang berkata aku harus melupakan Nina. Memang harus aku lakukan sepertinya
⚽️⚽️⚽️
Latihan sudah dimulai untuk menghadapi piala presiden. Coach Joko yang memimpin latihan. Kami latihan seperti biasa. Selesai latihan aku berbaring di lapangan. Mengatur nafas
"Gas, jam 3 kita tunggu di base camp ya. Nongkorong2 kita" kata bang Hendro, Hendro Siswanto
"Oke bang"
"Ajakin bujang2 yang lain2 ya"
"Siap bang"Aku segera menuju kontrakan. Mandi kemudian bersiap2. Mengajak pasukanku alias bujang2 alias Hanif, Rafli dan anggota baru kami yang baru saja pindah ke Arema dari Persiba Balikpapan, Aji, Kurniawan Kartika Aji. Kami adalah bujang2 korban ejek2an abang2 yang lain. Dan kami berempat pernah masuk di timnas yang sama karena seumuran, bukan seumuran sih sebenarnya, jadi Ajie 1 tahun diatasku, aku dan Hanif sebaya dan Rafli 1 tahun di bawah kami. Tapi pernah satu tim di timnas U-23 2017 lalu. Baru kemarin Aji masuk satu kontrakan dengan kami. Akhirnya Bagus di kamar sendiri biar konsen belajar dan Rafli sekamar dengan Aji. Aku tetap dengan Hanif
"Mau kemana deh Gas?" Tanya Rafli
"Gaktau tadi bang Hendro ngajakin kumpul2" jawabku
"Paling abang2 tuh pada bosen di rumah" jawab Hanif
"Iya kali ya. Pada bosen sama istrinya" kata Aji
"Gak ngawur kalo ngomong cok" kata Hanif sambil menampar punggung AjiSaat kami sampai di base camp ternyata sudah ada bang Hendro, bang Dendi, bang Dedik, Bang John dan Arthur
"Bujang2 udah ready?" Tanya bang Dendi
"Sikaaat bang" jawab HanifAku dan Hanif naik di mobil bang Dendi bersama Arthur dan sisanya naik mobil bang Dedik
"Mau kemana kita bang?" Tanya Hanif
"Ngopi2 aja kita. Sambil ngobrolin klub"
"Gas, why you so quiet after come here?" Tanya Arthur
"Ngomong inggris e lucu cok" kata bang Dendi sambil tertawa, gimana gak lucu orang si Arthur dari Brazil. Sebenarnya agak aneh sih manggil dia cuma Arthur gitu, bagaimanapun juga dia lebih senior. Tapi kan mau panggil mas, bang, kak, kang, aa juga makin aneh
"I'm fine bro" kataku ngasal
"Bagas broken heart you know" jawab Hanif
"Why Gas?"
"Because his ex girlfriend wanna married next month dude" jawab Hanif
"Mulut lemes amat" kata bang Dendi
"Tau tuh bang mulutnya lebih lemes daripada pensil inul" kataku asal
"Hahahahahahaha" bang Dendi tertawa nyaring "Goyang2 yo cok. Ngebor tah ora?" Tanya bang Dendi yang masih tertawa. Receh sekali memang kapten Arema ini⚽️⚽️⚽️
HP berdering saat aku masih tidur siang. Malas sekali mau mengangkat, sedang ngantuk2nya. Tapi Hanif ngamuk
"Diangkat Gas. Berisik" kata Hanif sambil menutup kupingnya dengan bantal
Aku membuka mata dan ternyata dari mbak Endah
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam. Tidur to?"
"Heem. Apa mbak?"
"Ibu bilang. Besok pas libur natal tahun baru harus pulang yo"
"Heem"
"Mau dikenalin sama cewek"
"Jadi to?"
"Jadilah. Biar move on"
"Dah move on aku"
"Halah. Yaudah tidur o lagi"
"Ya mbak. Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
HER (Bagas Adi Nugroho)
FanfictionBagas, kapten timnas U23, sekaligus stopper di Arema FC. Masih terpantau belum move on dari mantan pacarnya yang dulu. Orang tuanya dengan sengaja meminta Bagas untuk menikah dengan wanita pilihan mereka. Siapakah dia? Apakah Bagas akan sanggup menj...