Chapter 22 : Apologies & Regrets

100 35 0
                                    

Azzura dan Allena telah pulih dengan sangat cepat, bahkan keduanya sudah mampu untuk menggunakan kekuatannya kembali.
Saat masa pemulihan, Aldevaro akan menjenguknya dan membawakan beberapa makanan kesukaan mereka. Tapi saat Allena tengah menunggunya di halaman depan, Ayahnya tidak kunjung datang.

Allena merasa kecewa, namun Azzura mencoba menyakinkannya bahwa Ayahnya akan datang, walaupun terlambat.
Senyum Allena tiba-tiba terpukau saat melihat kedatangan Venturo.

“Halo, Allena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Halo, Allena. bagaimana kabarmu?”
Venturo bertanya sembari membawakan bunga mawar untuknya.

“Aku baik, terimakasih untuk bunganya.” sahut Allena penuh kegembiraan.

Melihat putrinya yang terlihat begitu bahagia dengan kedatangan Venturo, Azzura membiarkannya untuk saling berbicara lebih dekat lagi.

Venturo meraih kedua tangan Allena lalu menatapnya penuh penyesalan.
“Allena, tolong maafkan Bunda dan Ayahku. Aku tahu mereka berdua pasti sudah menyulitkanmu dan juga Bundamu. Terlebih dengan apa yang Aunty-Jenny. Aku mohon maaf atas segala kesalahan mereka, Allena. Hikss.”

Senyuman itu tiba-tiba menghilang dari wajah cantiknya saat melihat Venturo begitu merasa lemah dan malu dihadapannya setelah apa yang keluarganya lakukan padanya.

“Angkat kepalamu, Venturo. Ini bukan kesalahanmu. Jadi, aku mohon hentikan. Lagi pula aku juga sudah sangat lelah dengan semua ini, aku dan Bunda tengah memutuskan untuk melupakannya.” ungkap Allena sembari mengelus pipi kiri Venturo.

“Hatimu begitu baik, tapi aku yakin Ayahmu dan juga Aunty-mu tidak akan membiarkan semua itu terjadi.”

Sejenak keduanya saling diam, hingga Venturo kembali menegakkan tubuhnya, menatap wajah Allena penuh arti.
“Allena, mungkin aku kelewatan jika berkata seperti ini. Tapi sungguh, aku tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi.”

“Aku menyukaimu, Allena. Saat mendengar Aunty-Jenny dan Ibundaku melakukan hal itu padamu, hatiku terasa panas dan sangat sakit.”

Allena tersenyum kecil saat mendengar ungkapan Venturo. Dia memeluk tubuh pria yang berada dihadapannya spontan.
“Kamu tahu, aku juga menyukaimu Venturo. Aku sangat menyukaimu.”

Venturo terkejut mendengarnya tapi merasa senang juga, keduanya saling tatap satu sama lain.
“Jadi apakah mungkin kita bisa menjalin hubungan?” tanya Venturo penuh harap.

Allena mengangguk pelan mengiyakannya. Venturo pun langsung memeluknya kembali.

“Tapi, Allena..” ucapanyan terbata seiring dengan pelukannya yang berakhir.

“Ada apa?”

“Kamu tahukan aku ini putra dari pasangan yang memiliki kekuatan jahat. Dan pastinya aku menuruni kekuatan itu dari kedua orangtuaku. Bagaimana jika dikemudian hari aku tanpa sengaja melukai dirimu? Aku tidak ingin itu terjadi.”

          

Allena meraih kedua tangan Venturo lalu memintanya untuk menatap kedua matanya.
“Kekuatanmu bisa berubah, asalkan dari hati dan niatmu tidak jahat. Kamu mengerti, kan?”

“Dan jangan sesekali kamu menyimpan kejahatan dihatimu, itu akan sangat berpengaruh.” lanjut Allena.

Venturo mengangguk memahaminya, keduanya kembali berpelukan sembari membahas tentang cara memberitahukan perihal ini kepada orangtuanya.
Tanpa mereka ketahui, ternyata Anxo sudah berdiri lama dan mendengar percakapan mereka.

 Tanpa mereka ketahui, ternyata Anxo sudah berdiri lama dan mendengar percakapan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aaric dan Ainsley yang baru tiba menyadarkan lamunan Anxo.

“Sayang, kenapa diam disini? Ayo, masuk. Verinn sudah memberikan izinnya sejam yang lalu.” tanya dan ucap Ainsley.

“Iya, Bunda..” sahutnya dalam keadaan masih kecewa.

Anxo berjalan berdampingan dengan kedua orangtuanya, matanya masih menatap Allena yang tengah berpelukan dengan Venturo.

Matamu begitu indah, Allena. Aku sangat senang bisa melihatmu dengan jarak yang lumayan dekat ini. Tapi aku merasa kecewa dan sedih.” gumam batin Anxo.

Salah satu anggota Witch mengantarkan ketiga Vampire ini menuju ruang makan yang dimana Verinn akan menjamu mereka dengan berbagai hidangan yang biasa dimakan dan diminum oleng klan Vampire.

Ketiganya begitu takjub melihat dekorasi yang ditata diatas meja makan, Ainsley menghampiri Verinn lalu duduk disalah satu bangku sembari berbicara sedikit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketiganya begitu takjub melihat dekorasi yang ditata diatas meja makan, Ainsley menghampiri Verinn lalu duduk disalah satu bangku sembari berbicara sedikit. Lain halnya, dengan suami mereka.
Baik Aaric maupun Xavery keduanya saling tatap tidak suka. Walaupun begitu para istrinya sudah meyakinkan mereka agar tetap menjaga image seolah-olah tidak ada kebencian diantara mereka.

Saat makan siang akan tiba, Allena dan Venturo memasuki ruangan makan. Namun, sepertinya Verinn terlihat tidak menyukai kehadiran Venturo, bahkan dia menatapnya begitu sinis.

Aunty-Verinn, kumohon jangan menatap Venturo seperti itu. Bukankah Aunty sudah mempercayakannya bahwa dia tidak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua orangtuanya?”

WITCHES & VAMPIRES: SAVING SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang