Nezumi menjalani kehidupan seperti biasanya- atau mungkin tidak, karena dia telah memungut satu anjing albino terlantar ke apartemennya.
Raut wajahnya datar seperti biasa, namun ada rasa khawatir dalam dirinya. Dia masih mengingat betul kejadian mengerikan semalam. Rasa kesalnya kian memuncak ketika dia mengingat si pelaku pelecehan.
Selama pelajaran berlangsung, dia tidak bisa sepenuhnya fokus. Pikirannya terbagi. Dia terus memikirkan si albino itu. Hingga dia tidak menyadari, ada sorot mata yang menatap tajam padanya dari depan kelas -Lebih tepatnya, dia sedang diperhatikan oleh gurunya.
"Nezumi!" ucap pak guru.
Nezumi yang sedari tadi melamun sambil menatap ke arah luar jendela langsung terperangah dan disusul dengan suara tertawa yang ditahan oleh teman sekelasnya.
"Bapak lihat kamu tidak memperhatikan pelajaran saya. Sini, maju! Dan selesaikan matriks ini," ucap pak guru sambil menunjuk ke arah soal matriks yang rumit.
Nezumi segera menuju papan tulis, mengambil spidol, lalu mengerjakan soal matriks itu tanpa ada hambatan sedikitpun.
Semua siswa di kelasnya tidak terlalu terkejut ketika Nezumi berhasil menyelesaikan soal matriks yang rumit itu karena mereka tahu sebenarnya Nezumi adalah anak yang pintar, hanya saja kelakuannya yang agak berandal.
Nezumi bisa saja menyaingi Shion dalam hal akademik, namun sayangnya dia tidak serajin itu sehingga dia kurang peduli pada nilainya.
Tanpa mempedulikan teman sekelasnya yang menatap pada dirinya, Nezumi kembali ke bangkunya.
Pelajaran pun dilanjutkan, namun Nezumi tetap tidak bisa berkonsentrasi. Dia terus saja menatap ke arah luar jendela sambil memikirkan apa yang dilakukan Shion saat ini.
Tak lama, bel istirahat pembawa kebahagiaan berbunyi. Nezumi melangkahkan kaki menuju vending machine di dekat kantin untuk membeli kopi kaleng.
Dalam perjalanan kesana, dia bertemu dengan Safu dan Mafumafu yang berjalan berdua mendekati dirinya.
"N-nezumi-san," ucap Safu.
"Hm?"
"Apa kau tahu dimana Shion?" tanya Safu.
"Di apartemenku."
Jawaban dari Nezumi membuat kedua orang yang berada di hadapannya itu terkejut. Mereka menatap Nezumi dengan tatapan yang mengisyaratkan bahwa mereka butuh jawaban.
"Aku tahu maksud kalian, ikuti aku ke atap. Aku akan menceritakannya," ucap Nezumi.
Safu dan Mafumafu kembali dibuat terkejut oleh ucapan Nezumi. Keduanya menuruti kemauan Nezumi. Perasaan takut mereka terhadap Nezumi dikalahkan oleh rasa penasaran mereka.
Seperti anak bebek yang mengikuti induknya kemanapun sang induk berjalan, Safu dan Mafumafu berjalan di belakang Nezumi. Mengikuti kemanapun dia pergi.
Nezumi berhenti untuk membeli kopi kaleng dari vending machine di dekat kantin. Sejujurnya dia merasa risih karena dibuntuti oleh dua orang, namun dia berusaha tenang.
"Pilih saja sesuka kalian, aku traktir," ucap Nezumi pada Safu dan Mafumafu.
"Heh?" ucap Mafumafu spontan.
Nezumi mengembuskan napas, "Pilih saja minuman yang kalian mau di vending machine ini, aku traktir."
Safu dan Mafumafu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Tindakan Nezumi kali ini membuat pandangan mereka terhadap sang 'Shinigami' itu berubah.
Dia tak sejahat yang aku pikirkan, batin Safu.
Ternyata dia bisa berbuat baik juga, batin Mafumafu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita [Nezumi x Shion] No.6
FanfictionNezumi dan Shion adalah siswa tahun kedua SMA Roku. Mereka memiliki kepribadian yang jauh berbeda. Shion adalah anak jenius dan Nezumi adalah berandalan di sekolah. Mereka bagaikan air dan minyak yang tak akan mungkin bersatu. Hingga suatu hari mer...