Terpaksa melakukan-48

240 49 154
                                    

Jangan lupa klik bintangnya guys🌟

"Gue sadar, satu cowok dengan cowok yang lainnya itu pengecut! Gak ada bedanya. Sama-sama nyakitin, ninggalin, jika sudah tak ingin."
--Qheysia Mahendra

"Kamu curang, kamu membuat saya jatuh cinta tanpa ALASAN, namun tak pernah ada BALASAN. Cinta memang gak butuh ALASAN, tapi cinta itu perlu BALASAN!"
--Alvaro Wijaya

"Kalau kita, memang ada. Bener, kita ada. Ada untuk tiada!"
--Violin Valencya

"Hai cantik,"

Gadis itu menatap lelaki aneh di hadapannya, ia meneliti lelaki itu. Menerka siapakah mahluk astral yang terdampar di rumahnya. "Siapa yah?" tanyanya, mengerutkan dahinya dengan tatapan menanya.

"Kamu makin cantik, gak heran wajahmu selalu terbayang" ujar lelaki berjakrt hitam, sedikit menatap Vio intens.

"Hah?"

Lelaki itu sejak tadi tersenyum-senyum seakan ia telah berulang tahun, sedangkan sang gadis terus saja menatapnya aneh.

Lelaki itu berdecak, ia sedikit kecewa. Kenapa gadis di hadapannya tidak bisa mengenalinya? Padahal inikan baru enam tahun berlalu, dan ia lupa. Dasar pikun. "Daniel, yaelah masa sama ketua gak kenal sih?" ucapnya Daniel mencubit pipi gadis itu, gemas.

"Oh," gumam gadis itu. Lalu menutup kembali pintu rumahnya.

Tok

Tok

Gadis itu membuka kembali pintunya, menatap datar sang tamu yang sejak tadi hanya berdiri di depan pintu tanpa di persilahkan masuk.

"Kenapa lo tutup, Vi?" tanya Daniel manampakkan raut kesal.

"Ada lagi?"

Daniel mengelus dadanya, berusaha sabar menghadapi cobaan di hadapannya. Kalau bukan demi sobatnya gak bakal dia telah berhadapan dengan gadis yang satu ini. "Gue tamu, tamu, tamu woyy! Di suruh masuk kek, apa kek, kering tenggorokan nih"

"Oh, haus. Bi, tolong air segelas" pinta Vio dengan santainya. Ia masih betah berdiri di ambang pintu, meladrni tamunya yang sangat asral. Datang tak di undang, tau-taunya minta air keran. Ehk, ralat. Air minum maksudnya.

"Ini non" bibi memberikan secangkir gelas kepada Vio.

"Makasih bi,"

"Ini" Vio memberikan segelas air, yang baru saja di bawa oleh bibi. Daniel menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Tatapannya sedikit menyipit saat yang datang malah secangkir air putih saja, bukan tawaran untuk di persilahkan masuk.

"Ambil aja gelasnya, itung-itung sedekah. Bye"

Bruk ...

Pintu kembali tertutup.

Tepat di hadapan Daniel, sungguh! Cobaan apalagi ini.

"DASAR TUAN RUMAH, GAK AKHLAK!" umpatnya, di depan pintu.

Tok

Tok

Vio kembali mrmbuka pintunya untuk ke sekian kalinya.

"Apa lagi? Lapar?" tanya Vio, melihat lelaki yang sejak tadi berdiri di ambang pintu tanpa ia persilahkan masuk. Sekali pun.

"Vio jangan canda deh, gue serius! Lo lupa gue?" kata Daniel sedikit merengek. "Gak usah serius-serius deh, entar gue seriusin pacar lo marah lagi. Lagian gue gak kenal lo." ujar Vio datar.

Just You And Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang