Bagian 48 (Ekstra Chapter 2)

403 50 13
                                    

Sebelum baca pastiin udah follow wattpad urang sama vote juga yaa

***

"Bukan fakboi. Cuman gue belum nemu yang sreg aja." ── Rivan Alderon.

***

"Mau beli apa lagi, sih La? Ini udah banyak banget," ujar Rivan. Tangan nya menenteng papper bag berwarna warni itu.

"Mau beli sepatu dulu. Kamu ikutin aku aja ayo. Jangan banyak omong!" Lala melanjutkan langkah nya ke toko sepatu brand ternama di dalam mall itu.

Rivan berdecak kesal. "Masih cem-ceman juga! Gue tinggalin defeat lo La!" gerutu Rivan.

Tiga jam sudah Rivan dan Lala berbelanja ke mall. Kini Rivan berniat mengantarkan Lala pulang. Sudah, dia tidak kuat untuk berbelanja dengan gadis yang menurut nya super ribet itu lagi.

"Makan dulu dong, Van. Aku laper ih!" ujar Lala cemberut.

"Di rumah aje napa sih."

"Mau di resto. Kan mau sama kamu."

"Mau sama gue atau duit gue?" tanya Rivan lalu melirik ke arah Lala sekilas. "Kasian Mama lo udah masak. Sayang kalau enggak lo makan nanti."

Lala diam. Tak lagi menyahuti.

Butuh waktu beberapa menit dari mall ke rumah Lala. Untung saja jalanan kali ini tidak macet, jadi dengan cepat Rivan bisa terbebas dari gadis yang super merepotkan itu lagi.

Rivan dan Lala turun bersamaan. Rivan berjalan ke belakang mobil hendak membuka bagasi dan juga mengambil papper bag Lala itu.

"Kamu mau langsung pulang? Engga mam─"

"Makasi, La. Tpi gue engga minat, dan gue harap ini hari terakhir kita ketemu."

****

"Heh dadar gulung!"

Rivan menolehkan kepala nya saat Rio memanggil diri nya dengan sebutan Dadar gulung. "My name is Rivan Alderon. Bukan dadar gulung!" ujar Rivan.

"Yang mana aja sama. Yang penting pas di panggil noleh."

"Papa mau ngapain sih ke kamar Rivan?"

Rio duduk atas kasur Rivan. "Rumah Papa ini. Bebas dong mau kemana aja?" ujar Rio membuat Rivan memutar bola mata nya malas.

"Apaan banget sih, Pa," ujar Rivan lalu berjalan menghampiri Rio. "Tumben banget ke sini?" tanya Rivan.

"Papa mau ngomong serius sama kamu," ujar Rio.

Kening Rivan berkerut. "Ngomong apa sih, Pa? Jangan sok misterius gitu deh!" ujar Rivan.

"Tadi ada cewek kamu kesini."

"Siapa?"

"Papa enggak tahu. Tapi ada yang Papa kenal satu," ujar Rio.

"Satu? Maksud Papa apaan sih? Otak boba Rivan ndak sampe ini!" ujar Rivan kesal karena menurut nya Rio terlalu berbelit-belit.

Keluarga BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang