[Sebelum baca follow akun ini dulu biar lebih enak, bro. Terimakasih]
Sowishya Monira Kleinn adalah tipe Girls Crush Idaman semua Orang.
Dan Bestfriendgoals, membuat para Adik Kelas Cewek memuji Gadis itu menjadikannya Panutan.
Sowon yang terkenal C...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"SOWONNNNNNNN!!!!"
Cewek putih berambut panjang itu menoleh kaget saat asik bermain game di kelas sebelah. Ia mengernyit, kemudian mendecak dan melengos.
"Kenapa sih yang suka jejerit manggil gue tuh pasti kadal-kadal kayak guguk?" rutuk Sowon kesal. Tapi ia tak memedulikan dan kembali melanjutkan bermain game yang ia pause tadi.
Membuat teman kelasnya yang berdiri di depan pintu mengumpat. "WOI TAWONN!"
Sowon mengumpat kesal. Langsung berhenti dan menoleh, "WOI JANGAN MAIN FIKSI DONG LO!"
"FIKSI MAH CERITA GOBLOK!" balas si cowok bergigi kelinci itu juga sewot.
"Fiksi mah sepeda, Bob," sahut seorang perempuan di sampingnya. Yang berikutnya tertawa keras sendiri dengan geli. "Bobi main fiksi hahahahahaha."
Sowon mendecak pada teman sekelasnya itu, merasa terganggu karena permainan sedang sengit.
NGAPAIN JUGA SIH DIPANGGILIN PAS LAGI MAIN GAME!? DISORAKIN BIAR PUNYA CHEERLEADER KEK. LAH INI DIGANGGUIN.
gerutu kesal sambil melanjutkan bermain game bersama teman temanya di sana. Walau fokusnya Sowon benar-benar jadi pecah.
Bobi, si cowok yang berteriak itu, mendengus keras. Menoleh pada teman di sampingnya, "Jis panggilin dong anjir."
Cewek cantik itu mencibir. Ia menipiskan bibir sejenak, "SOWONNNN!!!!"
Sowon berhenti lagi, menoleh seutuhnya. Kini bukan cuma dia, tapi semua cowok cowok di kelas sana mendadak dengan kompak juga ikut menolehkan kepala mendengar suara serak basah cewek itu. Mereka memandang ke arah depan pintu kelas Mereka, melebarkan mata kompak melihat seorang gadis berambut sebahu cantik berdiri di samping Bobi.
"Apa Momih Jisyakuuuu?" balas Sowon berdiri dari tempatnya duduknya. Bobi mendecih dengan kesal.
"Ayo ngadep Bu Siti minta tugas, kan kita kelompok," kata Jisya masih tak menyadari tatapan memuja dari cowok cowok kelas disana.
"Elu berdua aja lah," jawab Sowon malas.
"Ya nggak bisa dong entar nilai lo kosong," kata Jisya mendelik.
Bobi menghela nafas kesal"udahlah Jis anaknya tuh gak mau,males gue sama tuh bocah kerjaanya main game mulu kaya anak kecil,kaga niat sekolah dia mah"
Jisya mencibir kesal"kaya lo nggak aja Bob"
"ck,lagian tuh si Sowon gak bakal kosong nilainya diakan anak kesayang guru guru,anak emas"ejek Bobi malas
"ya tapikan Bob,Bu Siti beda orangnya,gak kaya guru guru yang lain pilih kasih,tuh anak juga udah disayang guru bukanya semangat ngerjaiin tugas malah males,mentingin game lagi dibanding tugas "balas Jisya malas
Bobi mendecak malas"gue kan dah bilang,tuh anak gak niat sekolah"
Sowon mendengus malas"Ck!udahlah entar aja," Sowon tak peduli. Ia berbalik ingin kembali berlari bermain tapi mengerem penuh dan mendelik melihat teman-temannya sudah berhenti bermain dan terpaku.dan
Sebuah penghapus papan tulis mengenai kepala Sowon tidak elitnya.teman temanya disana mendelik kaget melihat kejadian itu.sosok Jisya yang disana itu bukan seperti Jisya yang di primadonakan sekolah melainkan sesosok malaikat pencabut nyawa yang mendelik menatap Sowon nyalang dengan siap siap mengeluarkan ketidaksukaanya,sedangkan di sebelahnya Bobi sudah terlentang tidak elitnya di lantai dengan mentertawakannya.
Sowon berbalik mendelik menatatap Bobi tidak suka.
"GITONG!!!!,LO NGAPAIN TIDUR TIDURAN DI LANTAI,KURANG BELAIAN LO,TEMEN LO NOH SI TAWON LAGI GUE MARAHIN BUKANYA LO BANTUIN MALAH KAYA ORANG GILA KAYA GINI MALES GUE SAMA LO"ujar Jisya marah sambil menendang keras bobi.
lalu Jisya menoleh dan menunjuk Sowon"DAN LO SOWISHYA MONIRA KLEINN,CEPET IKUT GUE NGADEP BU SITI KALO LO GAK MAU DAPET NILAI NOL DARI BU SITI ATAU KALO LO GAK IKUT LO BAKAL TAU AKIBATNYA"ujar Jisya sambil melangkah pergi meninggalkan Sowon yang terpaku disana dan Bobi yang mengerang kesakitan.sedangkan anak anak dikelas itu semua menegang takut melihat Jisya seperti itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udahan napa Jem," komentar Sowon duduk di depan gerbang sekolah sambil mencemili cilok yang ia beli. Dengan Bobi,Jisya,Nayya,Yoyo teman kelas juga temannya dari kecil -tetangga di Taman Sari Roti Blok M. Duduk di bangku panjang tak jauh dari area depan gerbang sekolah yang ramai para murid dan guru pulang.tadi juga si Sowon ama Bobi Udah baikan ama Jisya Sambil menyogok makanan kesukaanya kalo gak mana mungkin mereka kumpul begini.mereka pasti nggak bakal kumpul disini mungkin kumpulnya di rumah sakit gara gara kemurkaanya Jisya.
"Apasih Won," balas si tampan Jemi tenang meminum teh botolnya, satu-satunya yang tidak makan cilok.
"Elo tuh masih aja ngambek sama Selgi, liat nih kelas jadi canggung," protes Sowon kesal, dibantu anggukan si kecil Nayya,Jisya,juga Yoyo di sampingnya. Bobi yang jongkok nongkrong hanya diam saja sibuk mengunyah.
"Ck, udah gue bilang. Urusan gua," kata Jemi mengalihkan wajah, belagak memandangi orang-orang yang keluar dari Genius Highschool, sekolah mereka.
"Ya nggak bisa lah. 2A Ipa nih Yo, udah kayak keluarga. Awas lu entar dimarahin Theo," kata Sowon menyebutkan ketua kelas mereka yang galak. "Lagian juga Selgi sama Juki tuh kan temenan dari kecil Jem."
"Kata Juki juga Juki nggak nyender Jem, cuma ketiduran terus nempel ke pundak Selgi," kata Jisya menjelaskan ulang. Pasal kejadian beberapa hari lalu ketika Jemi melihat Juki bersandar di bahu Selgi di bioskop.
"Iya iya, cot," elak Jemi sekali lagi, merasa canggung dipojokkan begini.
"Lagian Juki juga. Nemplok sana sini. Itu dinding belakang sekolah aja ditemplokin Juki kemaren," kata Sowon menyeletuk, terkikik sendiri berikutnya.
Jisya,Nayya,juga Yoyo hanya melirik, melanjutkan mengunyah tapi kali ini dengan kesal karena lawakan garing Sowon.
"Tapi serius ya. Dengerin gue. Walau kita baru dua bulanan, gue udah ngerasa kelas ini benar-benar klop banget. Gue yakin kita bakal jadi satu kalau kita terus kompak kayak gini. Jadi, jangan berantem-berantem lah," kata Sowon mengajari, menunjuk dengan tusuk lidih bekas cilok di tangan. "Eh gue begini kayak guru ngaji," lanjut Sowon menyadari dirinya sedang memegang tusuk lidi.