"Gue gak mau!"
Pekikan itu terdengar dari gadis bername tag Agatha Lovania yang tengah menjadi pusat perhatian hampir semua siswa siswi di SMA Canopus.
Napasnya terengah-engah, menatap lelaki didepannya, lelaki yang disegani juga ditakuti seantero SMA Canopus.
Lelaki yang menjabat sebagai ketua dari Aregas itu menatap Agatha datar. "Gue cuma mau lo jadi pacar gue!"
"Leon! Lo gila? Gue gak mau! Gue udah bilang kan kalau gue gak mau!"
"Kalian bertujuh jadiin gue bahan taruhan?" Agatha menatap Arsen, Ansel, Vano, Daniel, Bima, Altra, dan Axel– inti Aregas yang berdiri tak jauh dari belakang Leon.
"Agatha.. udah biarin, paling bercanda dia," bisikan itu terdengar dari Dhita.
"Gue gak bercanda!" Leon yang masih mendengar bisikan Dhita angkat bicara.
"Lo mau apa sih?!" Agatha jengah dengan Leon yang tiba-tiba menyeretnya ke lapangan lalu dengan seenak jidatnya mengklaim dirinya menjadi milik Leon.
"Gue? Gue mau lo!" sorot mata teduh itu menatap Agatha dalam.
"Jawaban gue tetep sama! Gue gamau!"
"Apa gue nanya ke lo? Gue bahkan ga butuh jawaban lo mau atau nggak!" sarkas Leon.
"Lo gila Leon!"
"Terserah mau bilang gue apa!" Leon beranjak pergi dari lapangan, namun tertahan mendengar pekikan dari Agatha.
"Okey! Tapi gue punya syarat!!"
Leon kembali menghadap Agatha seraya menaikkan satu alisnya.
"Lo gak boleh jatuh cinta sama gue Leon!" ucapan tegas dengan sorot mata redup itu tertangkap jelas oleh telinga juga mata Leon.
"Gue bahkan gak ada niatan buat jatuh cinta sama lo!"
Setelah mengatakan hal itu, Leon benar-benar meninggalkan lapangan utama SMA Canopus.
***
"Lo gila!" ucapan sarkas itu keluar dari mulut Arsen.
"Iya lagian napa sih lo tiba-tiba nembak Agatha?" Daniel berucap seraya memakan kuaci milik Altra.
"Tau nih, aneh si Leon" Bima menyahut seraya bermain game diponsel nya.
"Yang jelas gue punya alasan" Leon menatap ke arah bawah dimana ada anggota osis yang tengah berkumpul entah untuk apa.
"Alasan apa lagi?" Axel, kembaran Altra menyahut.
"Gue nggak bisa ngasih tau itu sekarang" Leon memejamkan mata, mencoba menikmati rasa sesak di dadanya yang tiba-tiba menyerang.
"Gimana kalo bebep Fara makin gak suka sama gue karena kejadian ini?! Kalo sampe dia makin jauh dari gue ini karna lo Leon!" ucapan itu, siapa lagi jika bukan Ansel. Playboy juga sad boy garis keras itu menjejelkan makanan dengan rakus di mulutnya.
"Fara mulu! Fara mulu!" Vano mencibir tepat di telinga Ansel.
"Dah tau lo playboy mana mau sih Fara sama modelan kayak lo!" lanjutnya.
"Gue duluan." ucap Leon lalu melenggang pergi dari roftoop.
Agatha tengah menatap pusara seseorang yang sudah 2 tahun lalu meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Complicated World
Teen FictionRumit. Satu kata yang menggambarkan hati dan juga duniaku. Aku ingin menjadi alasanmu untuk selalu bernapas. Alasanmu untuk selalu tersenyum. Alasanmu untuk selalu bertahan disampingku, selamanya. Tapi, ternyata itu hanya sebatas angan. Karena kenya...
