Part 13

1.4K 180 30
                                    

Typo adalah bagian dari estetika!

Typo adalah bagian dari estetika!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"B-baiklah...aku...a-aku akan..."

Yoongi menghela nafasnya...

"…aku akan m-menuruti semua…perintah m-mu."

Jungkook nampak menyeringai mendengar  jawaban Yoongi. Lelaki itu tersenyum menyeramkan, sarat akan kepuasan dari jawaban yang terlontar dari bibir malaikatnya. Euforia dalam hatinya tidak dapat terbendung. Ia lumat kembali bibir sewarna cheri itu dengan rakus. Membawa lelaki mungil dalam kungkungannya pada permainan lidah yang begitu lihai dan menghanyutkan. Tak lama, ia sudahi ciuman itu dengan kecupan kilas sebagai penutupnya. Ia melepaskan cengkramannya dari kedua tangan Yoongi. Sedang lelaki mungil itu tidak bisa melawan karena sekujur tubuhnya masih merasa sakit dan nafasnya seperti diperas habis hingga yang dilakukan Yoongi adalah bernafas dengan terburu dengan posisi yang tidak berubah, tidak berdaya. Jungkook bangkit dari ranjang dan menuju ke pintu keluar. Sebelum benar-benar menyentuh gagang pintu, ia menoleh ke arah malaikatnya.

"Habiskan makananmu, atau kau tahu akibatnya."

Blam!

Klik!

Pintu kembali tertutup dan terkunci. Yoongi mengalihkan atensinya pada nampan berisi makanan diatas nakas. Ia mencoba bangkit dengan perlahan. Meski sekujur tubuhnya rasanya luluh lantak, urusan perutnya lebih penting daripada memikirkan rasa sakitnya. Dengan menyampingkan ego, ia memilih memakan makanan yang Jungkook bawa. Gengsi tidak penting karena saat ini ia harus bertahan hidup jika ingin keluar dari ruang memuakkan yang memenjarakannya.

Siang itu, ketika akhirnya tenanganya sedikit pulih, Yoongi memutuskan untuk membaca buku sembari duduk disofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu, ketika akhirnya tenanganya sedikit pulih, Yoongi memutuskan untuk membaca buku sembari duduk disofa. Kebanyakan buku yang ada di rak buku itu berisi tentang bisnis dan segala tetek bengeknya yang tidak Yoongi pahami sama sekali. Untungnya ia menemukan buku berjudul No Longer Human karya Osamu Dazai. Setidaknya, buku yang kini ia baca lebih menyenangkan daripada buku-buku bisnis yang dapat membuat otaknya panas.

Kegiatan membacanya terusik, ketika pintu utama kamarnya terbuka, menampilakan sosok Jungkook dan seseorang dengan jas putih–yang ia perkirakan seorang dokter–yang mengikuti si bos mafia dengan  gestrur tegang karena salah seorang bodyguard menodongkan pistol pada si dokter. Yoongi awalnya tidak terlalu acuh, namun amarahnya memuncak seketika ketika menyadari bahwa dokter itu adalah Seokjin. Beruntung, ia bisa menyembunyikan keterkejutan dan amarahnya. Ia tidak mau Jungkook mengetahui jika ia dan Seokjin saling mengenal. Yoongi takut Seokjin terlibat dalam masalahnya dengan si brengsek Jeon.

Maria [kookga] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang