8 - Olimpiade Nasional

117 20 2
                                    

ASSALAMUALAIKUM TEMAN-TEMAN SENANG RASANYA BISA KEMBALI LAGI. MAAF KARENA BARU UPLOAD LAGI CERITANYA.

BELAKANGAN INI SIBUK URUS ORGANISASI DAN PENELITIAN SEHINGGA MENULISNYA JADI SEDIKIT TERHAMBAT.

TAPI JANGAN KHAWATIR TEMAN-TEMAN SAYA AKAN TETAP MENULIS DAN BERBAGI CERITA DENGAN KALIAN.

UNTUK TEMAN-TEMAN YANG MASIH MENGIKUTI SAMPAI SEKARANG SAYA SAMPAIKAN TERIMA KASIH BANYAK ATAS KEPERCAYAANNYA DAN KESABARANNYA.

SEMOGA TEMAN-TEMAN SELALU SEHAT DAN BAHAGIA. AMIN.
SO TANPA PERLU BERLAMA-LAMA MARI KITA SEGERA MELUNCUR KE DALAM CERITANYA !

******

Daud datang ke sekolah pagi-pagi sekali seperti biasa untuk membantu pak Qomar membersihkan sekolah. Kali ini ia membersihkan kelas Arini lagi. Saat memikirkannya, Daud menghembuskan napas berat. Cewek gila itu lagi. Walaupun semalam hubungan mereka cukup baik akan tetapi aneh rasanya bagi Daud memiliki seorang pacar. Apalagi orangnya adalah Arini. Wanita yang menjadi musuhnya. Wanita yang tidak disukainya karena bodoh. Juga, wanita yang paling cantik dan disukai hampir seisi sekolah. Dan itu adalah hal yang paling anehnya bagi Daud.

Kenapa ya gue bisa terikat takdir dengan cewek setengah waras itu ?

Daud sampai di depan kelas Arini dan ketika dia melangkah masuk, alangkah terkejutnya Daud mendapati Arini berada di kelas dan dia sedang sendirian.

"DAUD !" Seru Arini dengan kencang.

Daud mendadak merasa lemas. Tumben dia datang cepat.

"Apa ?" Balas Daud tanpa basa-basi.

"Gue nungguin lo tahu. Gue tahu kalau lo selalu bangun pagi dan datang cepat. Jadi gue juga harus bangun pagi buat nyambut pacar gue."

"Lo yakin kita sungguh-sungguh pacaran ?" Ketus Daud.

Arini mengangguk mantap. "Gue yakin. Soalnya lo dan gue kan sudah sepakat."

Daud memutar bola mata. "Gue ingatkan sekali lagi. Gue pacaran dengan lo itu semua demi buku gue."

Arini mendecak kesal. "Iya gue tahu. Tapi gue butuh lo karena gue harus punya nilai yang bagus."

"Kalau begitu jangan berlagak seolah lo dan gue pacaran."

"Lalu bagaimana gue harus bilang ke orang-orang kalau gue dan lo tidak pacaran sungguh-sungguh ? Sedangkan kita berdua sudah sepakat. Nanti orang berpikir aneh. Gue kan juga bingung tahu !" Ujar Arini.

Daud terdiam. Tiba-tiba otak Ratu ini encer. Benar juga sih yang dikatakannya.

"Lo bilang aja lo yang maksa gue."

Arini menganga tidak menyangka mendengar jawaban ngawur Daud.

"Lo bodoh ya ? Lo mau buat gue seakan-akan ngejar lo dan ngemis-ngemis buat jadi pacar lo ?"

Daud melirik sekilas Arini. "Benar."

Arini menggenggam kedua tangannya dengan gemas. "Lo ingin buat harga diri gue jatuh di hadapan orang-orang ? Ingat ya, gue ini cewek paling cantik di sekolah dan anak sultan. Masa iya gue ngemis jadi pacar dengan lo ? Nggak mungkin kali."

Daud menatapnya tajam. "Lo memang ngemis buat gue jadi pacar lo. Jangan sombong lo. Walaupun lo anak sultan dan cantik, tapi lo bodoh makanya lo butuh bantuan gue."

Arini menarik kerah baju Daud dan menatapnya dengan menantang.

"Lo juga mau terima gue. Jadi lo jangan pernah berpikir seolah-olah lo yang paling beruntung. Gue juga nggak suka dengan lo. Gue hanya ingin memperbaiki citra gue ke papa dan teman-teman serta guru-guru di sekolah. Gue capek jadi orang bodoh."

KUTU BUKU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang